Ini Dia Orang Bengkulu Yang Tersangkut Namanya di Jalan (20)
radarbengkuluonline.com - Kota Bengkulu ini banyak sekali nama jalannya . Pembaca sudah tahu lah itu. Ada jalan yang bersangkutan dengan nama burung, nama buah, nama sungai, nama pulau. Ada juga nama bunga, nama pohon, bahkan nama orang. Soal nama orang ini, juga banyak. Bahkan, ada juga nama orang Bengkulu yang tersangkut dinama jalan itu. Ini harus diketahui orang Bengkulu. Termasuk pelajar, mahasiswa, guru, dosen. Bila perlu, guru, kepala sekolah, dosen, rektor menyebarkan informasi ini ke grup WA mereka masing-masing agar semuanya tahu. Siapa saja namanya ya? Mau tahu! Silakan baca laporan wartawan radarbengkuluonline.com yang sudah lulus Uji Kompetisi Wartawan (UKW) di bawah ini.
AZMALIAR ZAROS - Kota Bengkulu
M. Hasan, Residen Bengkulu yang Beruntung
Jalan M. Hasan itu, anda sudah tahulah itu. Ini adalah nama salah satu jalan yang terletak di Kota Bengkulu. Jalan tersebut bisa ditemukan di Kelurahan Pasar Baru, Kecamatan Teluk Segara. Siapakah M Hasan?
Kata tokoh masyarakat Kota Bengkulu, Ir. Syiafril Syahbudin, M. Hasan itu adalah salah seorang Residen Bengkulu. Dia juga merupakan warga Bengkulu asli. Semasa perjuangan kemerdekaan, dalam agresi Belanda, kata Ketua Kerukunan Keluarga Tabot Bengkulu ini, dia ikut berjuang untuk mengusir penjajah.
SILAHKAN DIBACA: Oknum Pegawai Bank Palsukan Rekening Nasabah
Sedangkan menurut M.Z.Ranni (Perlawanan terhadap Penjajahan dan Perjuangan Menegakkan Kemerdekaan Indonesia di Bengkulu) terbitan Balai Pustaka Jakarta tahun 1990, dia juga ikut berunding dengan Belanda yang ada di Bengkulu dalam hal menghentikan serangan terhadap rakyat. Bahkan, usai perundingan Konferensi Meja Bundar dan penyerahan kekuasaan Belanda kepada bangsa Indonesia, terutama penyerahan kekuasaan Belanda di Bengkulu dia juga ikut berunding dengan Belanda.
Perundingan itu dilaksanakan pada akhir bulan November 1949 di kediaman Residen Bengkulu. Perundingan itu dihadiri semua anggota delegasi. Sedangkan dari pihak pasukan Belanda yang nampak hadir Letnan Kolonel H.G.M Bouman yang merupakan Komandan Batalyon 4 Resimen I Angkatan Darat dari Tentara Kerajaan Belanda.
Kemudian J.C Winterwerp dari Residen Territorial Bestuurs Adviseur Bengkulu dan Letnan Van den Berg yang merupakan Kepala MID dari Batalyon 4 Resimen I angkatan Darat dari Tentara Kerajaan Belanda. Setelah ada kesepakatan penyerahan kekuasaan Belanda kepada TNI, dan Residen Bengkulu, maka Belanda menyerahkan kekuasaan kepada TNI dan pemerintahan Indonesia yang ada di Bengkulu.
BACA INI DULU: Ini Dia Orang Bengkulu Yang Tersangkut Namanya di Jalan (19)
Sesudah itu, pada tanggal 11 Desember 1949 Residen Bengkulu, M Hasan mengeluarkan maklumat. Isi maklumat itu ada 16 item. Antara lain bahwa kekuasaan Belanda di Keresidenan Bengkulu telah dipindahkan kepada NRI. Semua permusuhan dihentikan dengan Belanda setelah penyerahan kekuasaan Belanda kepada Indonesia 11 Desember 1949. Seluruh daerah Bengkulu dipertanggungjawabkan kepada TNI, keselamatan jiwa dan raga, harta benda, dijamin pemerintah, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Bengkulu (DPB) dan Dewan Kota Bengkulu dalam bentuk dan susunannya diperpanjang sampai dibubarkan secara resmi.
Setelah adanya maklumat itu, maka warga Bengkulu mulai tenang. Sebab, saat itu peperangan tidak terjadi lagi. Saat itu pemerintah di bawah Residen M Hasan mulai melakukan penataan pemerintahan. Mereka juga sibuk mengatur kebutuhan sandang dan pangan masyarakat.
BACA JUGA: Enam Narapidana Bengkulu Terima Remisi Nataru
Saat iti juga dibuat alat penukar atau uang. Kemudian dikeluarkan uang yang berbentuk materai dan akhirnya Gubernur Militer istimewa Sumatera Selatan mengeluarkan uang Republik Indonesia untuk daerah Sumatera Selatan yang ditandatangani langsung oleh Gubernur Militer, Dr. A.K Gani.
PERLU DIBACA: Wisatawan Zona Hijau Boleh Masuk Bengkulu
Sehubungan dengan besarnya jasa M. Hasan itu, maka warga mengusulkan agar dibuat nama jalan M.Hasan di Kota Bengkulu ini. Usulan itu pun direspon. Akhirnya dibuatlah jalan M.Hasan itu di daerah Pasar Baru sampai ke arah Simpang tiga Jalan Rejamat dan Jln Prof. Hazairin. Namun kini, nama jalan tersebut tidak ada pelang namanya lagi. Itu hanya bisa dibaca dengan jelas di rumah dan spanduk di rumah warga saja. Tapi beruntung saya masih menyimpan dokumen pelang nama jalan M.Hasan tersebut. (bersambung)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: