4 Harimau Itu Betah Tinggal di Pemukiman Warga Mukomuko
radarbengkuluonline.com, MUKOMUKO - Harimau Sumatera tampaknya betah berada di dekat pemukiman warga Unit Pemukiman Transmigrasi (UPT) Lubuk Talang, atau Trans Lapindo, Desa Lubuk Talang, Kecamatan Malin Deman, Kabupaten Mukomuko. Pasalnya, harimau yang diperkirakan berjumlah 4 ekor itu telah terdeteksi berada dekat pemukiman warga setempat sejak Juli 2021 lalu.
Hal ini disampaikan Kepala Resor BKSDA Air Hitam, Abu Kamel. "Sejak Juli sampai September 2021 lalu, warga sering melihat kemunculan harimau lebih dari 1 ekor," kata Abu saat dikonfirmasi radarbengkuluonline.com tadi siang.
BACA DULU: Penjual Bibit Buah Raup Omset Segini
Disampaikan Abu, pada September 2021, Harimau Sumatera memangsa 3 ekor sapi milik Wiyono, warga setempat. Tidak berhenti disitu, pada 19 Desember 2021, Harimau kembali memangsa ternak sapi milik warga. Kali ini sapi Suratmin yang jadi korban. "Lima hari berselang memangsa ternak milik Pak Suratmin atau tepatnya tanggal 24 Desember 2021 lalu, warga bernama Wagiman melihat Harimau saat panen sawit. Lokasinya tidak jauh dari tempat ternak milik warga diserang harimau," ujar Abu.
Masuk Pemukiman, Januari 2022
Pada Januari 2022, Harimau kembali dikabarkan menyerang ternak warga. Bahkan pada tanggal 11 Januari warga mendapati jejak harimau berserakan di pemukiman warga dan area sekolah. Kejadian itu langsung dilaporkan melalui sambungan Call Center BKSDA Bengkulu. "Selain laporan warga melalui Call Center, tanggal 11 Januari lalu BKSDA juga menerima Surat Kanopi HIjau Indonesia, perihal Penanganan Konflik Satwa Liar," ungkapnya.
Atas dasar 2 laporan tersebut, lanjut Abu, tim penanggulangan konflik satwa liar, terdiri dari 2 orang petugas SKW I, BKSDA Bengkulu, 3 Orang dari Konsorsium Bentang Alam Seblat, dan 3 orang petugas dari PHS BBTNKS langsung menuju lokasi pada tanggal 12 Januari 2022. Usai berkoordinasi dengan Kades Lubuk Talang, tim langsung menuju Trans Lapindo dan bermalam di rumah warga setempat.
BACA JUGA: Universitas Bina Insan Bersinergi dengan SMKN 4 Kota Bengkulu
Esok harinya, Kamis (13/1) melakukan pengecekan tempat kejadian perkara didampingi warga. Hasil yang didapatkan, bangkai ternak sapi yang mati diterkam harimau sudah diseret (dipindahkan) oleh si kucing besar itu. Pada saat tim melakukan pengecekan, diduga keberadaan harimau tidak jauh dari lokasi. "Kami melihat ada tanda jejak harimau, diperkirakan 1 ekor ukuran dewasa. Lokasinya berjarak sekitar 1 kilometer ke HP Air Rami dan HP Air Ipuh," ungkapnya lagi.
PERLU DIBACA: Jajaran Kemenag Bengkulu Antusias Berolahraga
Ditambahkan Abu, tim penanggulangan konflik satwa liar ini melakukan upaya pengusiran bersama warga. Pengusiran dilakukan dengan cara meledakan meriam karbit. Tim tidak memasang jerat untuk menangkap, karena harimau diperkirakan berjumlah 4 ekor atau lebih dari 1 ekor. "Kalau dipasang jerat, kemudian yang ketangkap hanya 1 ekor, justru nanti konflik harimau dengan warga semakin menjadi. Makanya kita lakukan upaya pengusiran dengan meriam karbit."
Dorong Ternak Tidak Lepas
Tim penanggulangan konflik ini juga melakukan sosialisasi kepada warga pemilik ternak agar ternaknya tidak dilepas atau ditaruh di ladang. Melainkan dikandangkan dengan model kandang modifikasi anti serangan Harimau. "Kami melakukan pendampingan dan mendorong warga agar menanam tanaman pakan ternak sebagai strategi agar warga dan ternak aman dari serangan harimau. Kami juga berharap warga tidak melakukan upaya membunuh harimau, baik dengan cara diracun atau dengan cara lain.''
"Kami juga berharap, setelah pengusiran ini, harimau bisa menjauh dari pemukiman warga dan bisa mencari makan hewan liar di hutan," demikian Abu. (sam)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: