Pengguna Narkoba di Bengkulu Sudah Menjalar ke Anak-Anak

Pengguna Narkoba di Bengkulu Sudah Menjalar ke Anak-Anak

radarbengkuluonline.com, BENGKULU - Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Bengkulu menjadi salah satu tempat untuk pencegahan dan pemberdayaan masyarakat, rehabilitasi, dan pemberantasan, juga sebagai ruang edukasi tentang bahayanya Narkotika. Itu dikatakan Kepala BNN Kota Bengkulu, AKBP. Alexander S. Soeki, S. Sos, M.H (50) saat dihubungiradarbengkuluonline.com di kantornya yang beralamat  di Jl. RE Martadinata 6, Pagar Dewa, Kecamatan Selebar, Kota Bengkulu Kamis (20/1).

Sekarang ini, lanjutnya, pengguna narkoba bukan hanya kalangan orang dewasa saja. Akan tetapi sudah menjalar ke anak-anak. "Sekarang anak SD, SMP, SMA, bahkan mahasiswa Bengkulu  banyak  yang sudah ditangkap, kemudian ditindak lanjuti," ucapnya.

Semenjak menyebarnya kasus covid-19, hampir semua nyawa di bawah ancaman. Di beberapa negara-negara besar di dunia, ganja sudah dilegalkan. Beruntungnya, di Indonesia hal itu belum diberlakukan. "Banyak orang di Amerika, Afganistan, Afrika Selatan itu menggunakan ganja yang sudah dilegalkan. Bayangkan jika di negara kita seperti itu juga," katanya.

Tidak sedikit kasus narkotika yang diselesaikan di BNN Kota Bengkulu. Tindaklanjutan untuk pencegahan pun terus dilakukan. "Banyak dari pengguna narkotika ini  yang ditangkap. Kemudian direhabilitasi."   Sub Koordinator Pencegahan dan Pemberdayaan Masyarakat BNN Kota Bengkulu, Syaiful Anwar, S.Pd., M.M (50)  menambahkan, ada beberapa data jenis narkotika yang sering digunakan oleh pengguna selama penyidikan yang dilakukan BNN Kota Bengkulu. "Ada 3 jenis narkotikanya. Yaitu sabu, ganja sama ekstasi. Untuk bahan adiktif yang digunakan anak-anak ada dari lem , obat batuk, bensin kalo dulu obat batuk juga," ujarnya.

Narkotika itu, lanjutnya, tidak pandang bulu. Siapa yang mampu ialah yang akan terperosok ke dalamnya. Di tengah pandemi covid-19 pada tahun 2021 data yang tercatat di BNN Kota masih terbilang tinggi. "5 orang yang terjaring dari penyidikan dari 3 berkas, untuk tahun 2021 jumlah riil pemakai ada 77 orang, tahun 2020 ada 84 orang," tuturnya. "Privalensi dari Kota yang masih menggunakan data 2017 yaitu sebanyak 5.670 orang . Privalensi secara nasional ditahun 2021 terdata 1,95% atau 3,6 juta. Itu hasil survey dari BNN dengan Puslidkes UI," ucapnya.

Alexander juga menuturkan,  sekarang narkotika sudah melampaui batas dan tidak ada yang bisa menghalangi. Siapa saja bisa dia tembus. Tergantung diri pribadi untuk bisa bertahan. Narkoba sekarang bukan hanya untuk dikonsumsi. Tapi, juga diperjualbelikan. (Mg-2)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: