Inilah Orang-Orang Yang Terlibat dan Bolak Balik di Provinsi Bengkulu (3)
Gubernur Bengkulu ,Dr. drh. H. Rohidin Mersyah, M.M.A dan Wakil Gubernur Bengkulu, Dr. H. Rosjonsyah, S.I.P., M.Si yang memimpin Provinsi Bengkulu saat ini, termasuk para pejabat di Bengkulu harusnya bersyukur dan berterima kasih dengan tokoh-tokoh dan rakyat Bengkulu tempo dulu. Sebab, mereka sudah berjasa besar berjuang hingga berdiri dan diresmikannya Provinsi Bengkulu tanggal 18 November 1968 . Pendirian Provinsi Bengkulu itu bukan hadiah, tapi, ada proses perjuangan panjang warga dan tokoh masyarakat Bengkulu. Sebab, Bengkulu waktu itu adalah Residen Bengkulu yang merupakan bagian dari Provinsi Sumatera Selatan. Pemisahan diri dari Sumatera Selatan itu juga tidak mudah. Mereka banyak yang terlibat dan bolak balik untuk memperjuangkan Provinsi Bengkulu. Perjuangannya itu mirip dengan pendirian negara Republik Indonesia. Ini perlu diketahui oleh semua warga Bengkulu agar semua tahu dan menghargai perjuangannya. Dengan demikian nantinya dan bisa juga mengisi pembangunan ini bersama pemerintah. Mengapa memisahkan diri? Apa yang dihadapi? Siapa yang terlibat? Mau tahu! Gampang! Baca Laporan wartawan radarbengkuluonline.com secara sambung menyambung sampai selesai.
AZMALIAR ZAROS – Bengkulu
Ya’kub Bachtiar Cetuskan Musyawarah Bersama
radarbengkuluonline.com - Rencana warga Bengkulu untuk mendirikan Provinsi Bengkulu itu, lanjut H. Syarif Syafri, rupanya diketahui oleh aparat keamanan waktu itu. Aparat keamanan ini rupanya tidak setuju dengan rencana warga Bengkulu yang mulya ini. Mereka belum setuju karena Bengkulu belum layak untuk berdiri sendiri. Karena, belum bisa menghidupi diri sendiri. Sebab potensi Bengkulu waktu itu belum mendukung. Karena itulah, maka mereka memata-matai warga yang mengadakan pertemuan soal pendirian Provinsi Bengkulu tersebut.
Walaupun pihak aparat keamanan tidak mendukung keinginan warga Bengkulu tersebut, namun warga tidak gentar. Malah mereka makin semangat. Karena mereka yakin Bengkulu bisa berdiri sendiri.
Dengan semangat yang membara, paparnya, maka masyarakat Bengkulu mengadakan rapat di Tugu Perjuangan Rakyat yang berada di Dekat Bank Indonesia kini. Rapat itu rupanya tidak disetujui oleh aparat keamanan, penegak hukum.
Kepala komisaris polisi meminta warga membubarkan diri. Mereka dimata-matai . Akhirnya rencana rapat itu tidak jadi tanpa membuahkan hasil apa-apa. Warga yang sudah berdatangan akhirnya membubarkan diri secara teratur.
Walaupun ada larangan begitu, tetapi warga tidak patah semangat. Tokoh masyarakat yang berpengaruh waktu itu pun turun tangan. Mereka juga ingin rencana itu bisa terwujud.
Rapat pembentukan Provinsi Bengkulu tersebut, lanjutnya, digagas oleh tokoh masyarakat Bengkulu. Dia adalah Yacub Bakhtiar (Wakil Ketua DPRD-GR Kabupaten Bengkulu Utara. Yacub Bakhtiar itu merencanakan untuk mengadakan rapat pertama itu digagas tanggal 29 Agustus 1962 di rumah Raden Abdullah (Residen Purnawirawan) yang berlokasi di Balai Raya Bengkulu saat ini.
Rapat tanpa izin ini dihadiri beberapa tokoh pemuka masyarakat yang ada di Kota Bengkulu. Baik itu yang dianggap mewakili atau atas nama partai politik yang diwakilinya atau sebagai pejabat-pejabat resmi dalam daerah. Setelah diadakan diskusi yang ditujukan pada pembangunan daerah Bengkulu pada umumnya dengan kesepakatan bersama diambilah kesimpulan untuk memperjuangkan Bengkulu menjadi provinsi yang berotonomi penuh. (bersambung)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: