Pasien ODGJ Terus Bertambah di RSKJ Soeprapto Bengkulu
radarbengkuluonline.com, BENGKULU – Pasien Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) atau biasa disebut dengan gangguan jiwa terus bertambah setiap tahunnya di Bengkulu. Ini berdasarkan data dari Rumah Sakit Khusus Jiwa (RSKJ) Soeprapto Bengkulu yang berada di Jl. Bhakti Husada, Kelurahan Lingkar Barat, Kecamatan Gading Cempaka, Kota Bengkulu. Ini dituturkan Iswanti, SKM selaku Wakil Komite Etik Hukum dan Humas RSKJ Soeprapto Bengkulu.
Ia mengatakan, penambahan pasien yang mengidap gangguan jiwa bertambah sekitar 100 orang setiap tahunnya. “Kalau disini, setiap tahunnya rata-rata 100 pasien bertambah. Namun, kapasitas untuk pasien masuk perbulannya hanya 100. Hampir setiap hari ada pasien yang masuk dan juga ada pasien yang keluar,” tutur Iswanti saat ditemui radarbengkuluonline.com di ruang kerjanya Rabu (02/02/2022) .
Berdasarkan asal alamat pasien tahun 2021, lanjutnya, jumlah pasien rawat inap di RSKJ Soeprapto Bengkulu mencapai 2.380 orang. Mereka berasal dari berbagai daerah, baik dalam kota, luar kota, ataupun luar Provinsi Bengkulu. Kebanyakan pasien-pasien ini, berasal dari Kota Bengkulu, dengan jumlah 662 orang. Disusul diurutan kedua, dengan pasien yang berasal dari luar Provinsi Bengkulu berjumlah 276 orang. Dilanjutkan dengan Bengkulu Utara 250 orang, Rejang Lebong 228 orang, Bengkulu Selatan 184 orang, Seluma 183 orang, Kepahiang 170 orang, Bengkulu Tengah 124 orang, Kaur 118 orang, Muko-Muko 96 orang dan diurutan terakhir dari Lebong 89 orang.
“Mereka berasal dari dalam Kota Bengkulu, Kabupaten Mukomuko. Juga berasal dari luar kota, seperti Lampung, Lubuklinggau, Lintang Empat Lawang dan lain sebagainya. Pihak RSKJ sering menerima pasien-pasien dari luar provinsi. Karena rumah sakit jiwa ini termasuk tipe B. Artinya, rumah sakit dengan pendidikan dan perawatan yang agak intensif dan baik.
Disini terdapat 9 ruangan rawat inap di RSKJ. Yaitu ruangan Intensive Psychiatric Care (IPC), Ruangan Murai, Ruangan Merpati, Ruangan Camar, Ruangan Rajawali, Ruangan Kutilang, Ruangan Anggrek, Ruangan VIP dan Ruangan Butterfly dengan tingkatan kelas dan penyakit yang berbeda-beda dimasing-masing ruangan. Ruangan tersebut diisi pasien dari umur 15 tahun sampai dengan 65 tahun ke atas. Dari kalangan tidak bekerja sampai berpendidikan tinggi. “Kalau anggrek itu bangsal perempuan. Kutilang, Murai, Merpati, dan Camar untuk bangsal laki-laki. Laki-laki lebih banyak yang mengidap gangguan jiwa ketimbang perempuan. Kemudian ada kelas Rajawali, IPC yang menerima pasien-pasien yang datang dari IGD dan ada VIP. Dan juga ada yang BPJS dan umum.”
Pasien-pasien di RSKJ mengidap berbagai penyakit kejiwaan. Seperti Skizofrenia Residual, Skizofrenia Unspesifik, Skizofrenia Paranoid, Skizoaffecve Disorder, Skizoaffecve Disorder Depresive Type, Skizoaffecve Disorder Bipolar Type, Manic Episode Unspecified, Acute and Transient Pshycotic, Insomnia, Chilhoo Autism dan masih banyak lagi. “Kebanyakan dari mereka yang umum ditemui Skizofrenia. Gejalanya seperti, sering gelisah, ngamuk-ngamuk, tidak bisa tidur, tidak mau diatur, kemudian infulsif, gangguannya kadang moodnya baik dan tidak.”
Penanganannya dari berbagai jenis gangguan beberapa tahap. Pertama, bagi pasien yang baru datang akan dibawa ke IGD. Kemudian pasien akan diperiksa oleh dokter, dan kalau misalkan penyakitnya sudah parah, akan dibawa ke IPC. Pasien akan dikurung dalam kerangkeng dalam beberapa waktu. Jika masih mengamuk akan disuntikan obat jiwa. Kedua, setelah dirasa pasien sudah bisa diajak komunikasi, akan dimasukan ke ruangan sesuai kriteria. Misalkan mendaftar menggunakan BPJS, nanti akan dimasukan keruangan bangsal, seperti Anggrek atau Merpati dan dirawat selama 40 hari. Dan jika ada pasien berasal dari luar, ia dipasung, untuk penyembuhan kaki yang mengecil, disembuhkan dengan fisioterapi. Kemudian direhabilitasi, mereka akan diajarkan berkebun, bercocok tanam dan juga diajarkan keterampilan lainnya.
“Disana dirawat selama 40 hari, diobservasi selama 40 hari. Kalau mereka sudah sembuh akan dipulangkan. Dan kalau belum sembuh diulang lagi. Maksudnya dirawat kembali sampai benar- benar sembuh. Namun, keluarganya harus memperbaharui pendaftaran setiap dirawat ulang. Gizi disini ikut berperan aktif dalam masa penyembuhan”. Gangguan jiwa pasien bisa disebabkan oleh stres, karena tidak bisa memanajemen emosi. Hal ini bisa terjadi karena awalnya mereka mempunyai masalah yang berat dan tidak mendapatkan solusi atau jalan keluarnya. Sehingga mereka tidak bisa menyelesaikan masalah tersebut. Padahal, jika mereka memiliki masalah, dan dirasa tidak dapat menyelesaikannya sendiri, mereka bisa menceritakan masalahnya kepada orang yang dapat dipercaya. Sehingga, masalah tersebut bisa diselesaikan. “Intinya harus bisa memanajemen emosi. Kemudian, bisa jadi karena tekanan ekonomi bagi perempuan dan tuntuntan terlalu tinggi untuk laki-laki.”
Selain itu, gangguan jiwa juga bisa disebabkan dari garis keturunan atau faktor keturunan (faktor herediter) dar gen ayah atau kakek yang pernah mengidap penyakit gangguan jiwa. “Saya perhatikan dengan keluarga pasien, biasanya itu digaris bapak/gen bapak. Misalkan ada pasien yang sembuh dan menikah, anaknya bisa jadi juga karena gennya ada yang pernah mengalami gangguan jiwa.”
Dari 100% pasien yang dirawat di RSKJ, 88% sudah berhasil disebuhkan dan mereka bisa dipulangkan. Walaupun demikian, ada beberapa dari mereka yang lebih memilih tinggal lebih lama di RSKJ ini, dikarenakan beberapa sebab. Jika ada keluarga yang tidak mau mengambil pasien yang sudah sembuh, pihak RSKJ akan mengirimkan pasien yang dinyatakan sembuh ke Dharma Guna Bengkulu untuk dibina, sehingga benar-benar pulih dan menghasilkan kewirausahaan. “Ada yang ditolak dimasyarakat, keluarganya tidak mau ngambil, atau tidak ada keluarganya lagi. Disini ada pasien abadi atas nama Upik yang sudah puluhan tahun. Sejak Rumah Sakit ini baru dibangun tahun 1989 sampai sekarang dia masih ada disini, sebenarnya dia tidak mengidap penyakit gangguan jiwa, namun ketika dipulangkan ke Lais, sudah tidak ada keluarganya lagi.” (Mg-4)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: