Dilantik, Shoto-Kai Provinsi Bengkulu Gelar UKT Kembali
radarbengkuluonline.com, BENGKULU – Setelah Pengurus Daerah (Pengda) Shotokan Karate-Do Indonesia (Shoto-Kai), Provinsi Bengkulu resmi dilantik Kamis malam, Perguruan Shoto-Kai Provinsi Bengkulu kini kembali menyelenggarakan Ujian Kenaikan Tingkat (UKT) semester 2. Acara ini dilakukan berlokasi di Gedung Olahraga (GOR) Provinsi Bengkulu pada Jumat (04/02/2022).
Ketua MSA Pengda Shoto-Kai Bengkulu, Zulfahmi menuturkan, kegiatan Ujian Kenaikan Tingkat semester 2 diselenggarakan selama dua hari berturut-turut. Yaitu hari Jumat dan hari Sabtu. Walaupun demikin, kegiatan ini yang baru pertama kali digelar kembali setelah sekian lama tertunda, selama 2 tahun akibat maraknya pandemi Covid-19.
Kemudian ia menambahkan, kegiatan UKT ini dimulai dari pukul 09.00 pagi sampai dengan pukul 18.00 WIB sore. “Baru bisa diadakan lagi yang dulunya sempat tertunda selama 2 Tahun, akibat pandemi Covid-19. Diadakannya 2 hari sampai besok. Sebenarnya, kegiatan ini merupakan lanjutkan dari kegiatan sebelumnya. Yaitu pelantikan Pengurus Daerah Shoto-Kai di Gedung Bappeda jam 7 malam kemarin/ Kamis malam. Dihadiri perwakilan Gubernur, Kepala DISPORA, Ketua FORKI,”tutur Zulfahmi kepada radarbengkuluonline.com kemarin.
Perlu diketahui juga, Shoto-Kai merupakan salah satu perguruan karate yang telah eksis sejak tahun 2009. Ia berdiri dibawah naungan Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia (FORKI). “Terdapat 25 perguruan Nasional di bawah naungan FORKI, dan Shoto-Kai termasuk diantaranya. Selain itu juga, ada beberapa perguruan di Bengkulu ini yang dinaungi FORKI, sekitar 11 atau 12 perguruan,” ucap Zulfahmi.
Zulfami mengatakan, terdapat 102 orang peserta yang ikut dalam kegiatan Ujian Kenaikan Tingkat ini. Yang diketahui, mereka terbagi berasal dari Kota Bengkulu saja dan dibagi menjadi beberapa kelompok kecil. Dari masing-masing kelompok tersebut biasanya yang membedakan tingkatannya. Ada yang menggunakan sabuk putih, sabuk kuning, sabuk hijau, sabuk biru dan sabuk coklat sesuai dengan tingkatan kemampuannya.
“Kelompok sabuk putih, itu dasar. Jadi ada tingkatan umur, ada PAUD, TK, SD disatukan menjadi 1 kelompok yang kecil-kecil. Kemudian, untuk sabuk putih tingkat SMP-SMA akan dibedakan menjadi 1 kelompok juga. Perbedaan tingkatannya dari terbawah, yaitu putih, putih naik ke kuning, kuning naik ke hijau, hijau naik ke biru, biru naik ke coklat dan nanti coklat ujian 2 kali dan naik sabuk hitam,”
Selama kegiatannya berlangsung, para peserta akan dilatih dan para penilai akan menilai mereka, apakah mereka sudah layak naik tingkat atau tidaknya. “Untuk saat ini perguruan Shoto-Kai belum memiliki peserta sabuk biru. Dikarenakan sabuk biru itu udah naik.
Pihak penyelenggara kegiatan ini merupakan kerjasama pihak-pihak Shoto-Kai yang saling terkait dan berkoordinasi. Seperti pihak teknis berkoordinasi dengan Ketua Umum Shoto-Kai dan Ketua Umum Pengurus Besar Shoto-Kai dan berkoordinasi pelaksana kegiatan di Surabaya. “Hal ini dilakukan karena disetiap kegiatan semester ini harus mengetahui dari pusat. Kegiatan UKT ini rutin 1 tahun 2 kali, namun kemaren belum sempat terlaksana.”
Persyaratan atau kriteria yang harus diikuti semua peserta UKT agar lulus, diantaranya: . Persyaratan administrasinya cukup lengkap, seperti bioda, phasfoto, ijazah kalau lulus, dan terdaftar di yayasan Shoto-Kai. Untuk teknik, kriterianya bisa menghafal dan menguasai gerakan-gerakan yang telah diajarkan dimasing-masing tingkatan. “Gerakan dasar yang diutamakan. Seperti, Kihon dan Katta. Kemudian, untuk sabuk tingkat tinggi bisa seni dan tarung.”
Kegiatan ini dihadiri oleh para juri, orang penting dalam Shoto-Koi dan juga ditonton orang tua para peserta. Diantaranya Presiden Shoto-Kai, Soke Fransiscus Fernando, Ketua Dewan Guru Shoto-Kai, Haryanto Shihan, dan Ketua Umum Shoto-Kai DKI Jakarta yang menyempatkan hadir diacara ini. “Kalau kegiatan UKT kayak gini, tim penguji dari pusat langsung kita datangkan.”
Lanjutnya, disetiap kegiatan UKT yang diikuti suluruh peserta kumungkinan besar 90% peserta yang dinyatakan lulus dan naik ketingkat selanjutnya. Dalam penilaiannya tidak bisa dilakukan secara sembarang, tim penilai benar-benar memperhatikan perkembangan dan kemampuan yang dimiliki peserta dalam menangkap semua gerakan yang diajarkan dan mereka mampu melakukannya dengan maksimal. “Tidak bisa asal meluluskan. Mereka harus hafal semua gerakan agar lulus UKT. Kalau semisalnya tidak lulus, jadi masih menggunakan sabuk yang lama dan ngulang ditahun depan semester selanjutnya.”
Kegiatan ini tidak hanya bertujuan untuk menaikan peserta ke tingkat selanjutnya. Akan tetapi, semua peserta dipantau pelatih guna mencari calon-calon atlet yang mempunyai kemapuan lebih, sehingga bisa diikutsertakan untuk event-event kejuaraan. “Kita juga melakukan pemantauan bibit-bit atlet yang bisa diikutkan ke event-event kejuaraan. Karena, tanggal 11 nanti ada kegiatan”.
Seluruh peserta Shoto-Kai, mereka biasanya mengikuti pelatihan setiap minggunya minimal 2 kali. Tempat-tempat biasa mereka dilatih, diantaranya seperti di Pesantren As-Salam, SMPIT Khairunnas, Masjid Raya Baitul Izzah dan lain sebagainya. “Minimal latihan 1 minggu 2 kali, tinggal pelatihnya untuk nambah hari latihan/ kesepakatan pelatih.” (Mg-4)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: