Bapak Ini Sukses Meraup Cuan Dari Bisnis Jangkrik Alam

Bapak Ini Sukses Meraup Cuan Dari Bisnis Jangkrik Alam

radarbengkuluonline.com, SELUMA - Ditengah tengah kelesuan ekonomi akibat pandemi ini, bukan berarti tidak tersisa peluang dan kesempatan sama sekali. Masih banyak peluang bisnis-bisnis baru yang bisa dijajaki dan berpotensi menghasilkan " Cuan" ditengah kondisi krisis. Merintis bisnis yang prospektif juga bisa menjadi jalan keluar  yang saat ini secara finansial telah terimbas pandemi. Salah satunya, bisnis beternak Jangkrik Alam. Bagaimana peluangnya, berikut berbagi cerita pengalaman dari Suker (60) peternak jangkrik alam di Desa Pagar Agung, Kecamatan Seluma Barat.
WAWAN AHMAD RIDUAN -  Seluma
Meski belum memiliki pengalaman dan minim pengetahuan soal budidaya jangkrik alam, tidak menyurutkan keinginan Suker, pensiunan  karyawan PTPN VII Talo - Pino ini untuk merambah usaha ternak jangkrik alam.Terbukti, dengan bekal keyakinan dan tekad yang kuat, kini ia sukses menjadi salah satu peternak  jangkrik kategori terbesar beromzet jutaan per bulan.
Pakde Suker, sapaan akrabnya merintis usaha budidaya jangkrik mulai sejak sekitar enam bulan yang lalu dengan menamai usahanya dengan nama Usaha Jangkrik Mandiri (UJM).
" Awalnya ya karena kebutuhan ekononi. Kemudian mencoba membaca peluang, dan terpikir untuk ternak. Dan mulai saya coba tanpa guru. Hanya belajar dari mbah google dan Youtube," kata Suker kepada radarbengkuluonline.com Minggu (6/2).
Saat ini Suker memiliki lebih dari 20 boks ukuran besar tempat budi daya jangkrik. Kini, ia tercatat sebagai salah satu pembudidaya jangkrik terbesar se-Kabupaten Seluma.  " Alhamdulillah! Seminggu sekali saya bisa panen 50 kilo gram. Sekilo saya jual Rp 55.000."
Menurutnya, bisnis ternak jangkrik alam tidaklah sulit dan bisa dimulai dengan modal yang cekak. Hanya saja, menjalankannya butuh keuletan, ketelitian, kerajinan serta tidak bisa meninggalkan rumah dalam kondisi lama.
" Untuk pemesanan telur jangkrik, saya pesan secara online dari Surabaya. Per paketnya bisa mencapai Rp 300 ribu. Kemudian di tangkar di dalam boks. Setelah jangkrik berumur tiga minggu di baru dipasarkan. Jangan sampai jangkrik berukur 35 hari. Karena umumnya jangkrik digunakan untuk pakan burung. Jadi, jika  umurnya lebih 35 hari sudah sulit untuk dipasarkan."
Jangkrik hasil tangkarannya dipasarkan ke sejumlah toko ternak yang ada di Seluma dan Kota Bengkulu. Kebanyakan jangkrik itu digunakan untuk pakan burung, pakan ikan hias, umpan memancing, dan ada juga yang pesan untuk dijual lagi.
" Untuk kendala, serangga yang mengancam seperti tikus, cicak dan lainnya. Sehingga boks penangkaran yang dibuat harus rapat, ditutup waring dan pada kaki-kaki boks diberi wadah berisi oli."
Kendati sukses menangguk omzet besar, ia tidak lantas berpuas diri. Belakangan, ia justru tengah merancang untuk berinovasi, ekspansi produk dengan membuat makanan olahan jangkrik. Diantaranya, misalnya, seperti kerupuk jangkrik, keripik atau rempeyek jangkrik dan makanan olahan lainnya. " Seperti di Thailand, jangkrik tidak hanya untuk pakan ternak tapi sudah menjadi olahan makanan di restaurant."
Melalui bisnis yang digelutinya, ia meminta agar Pemerintah daerah ataupun pihak terkait memberikan perhatian seperti bantuan kredit lunak, maupun pembinaan bisnis UMKM lainnya. (**)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: