Inilah Orang-Orang Yang Terlibat dan Bolak Balik di Provinsi Bengkulu (9)

Inilah Orang-Orang Yang Terlibat dan Bolak Balik di Provinsi Bengkulu (9)

Gubernur Bengkulu ,Dr. drh. H. Rohidin Mersyah, M.M.A dan Wakil Gubernur Bengkulu, Dr. H. Rosjonsyah, S.I.P., M.Si  yang memimpin Provinsi Bengkulu saat ini, termasuk para pejabat di Bengkulu harusnya bersyukur dan berterima kasih dengan  tokoh-tokoh dan rakyat Bengkulu tempo dulu. Sebab, mereka sudah berjasa besar berjuang hingga berdiri dan diresmikannya Provinsi Bengkulu tanggal 18 November 1968 . Pendirian Provinsi Bengkulu itu bukan hadiah, tapi, ada proses perjuangan panjang warga dan tokoh masyarakat  Bengkulu.  Sebab, Bengkulu waktu itu adalah Residen Bengkulu yang merupakan bagian dari Provinsi Sumatera Selatan. Pemisahan diri dari Sumatera Selatan itu juga tidak mudah. Mereka banyak yang terlibat dan bolak balik untuk memperjuangkan Provinsi Bengkulu. Perjuangannya itu mirip dengan pendirian negara Republik Indonesia. Ini perlu diketahui oleh semua warga Bengkulu agar semua tahu dan menghargai perjuangannya. Dengan demikian nantinya dan bisa juga mengisi pembangunan ini bersama pemerintah. Mengapa memisahkan diri? Apa yang dihadapi? Siapa yang terlibat? Mau tahu! Gampang! Baca Laporan wartawan radarbengkuluonline.com secara sambung  menyambung setiap hari.

AZMALIAR ZAROS - Kota Bengkulu

Dikacau Komunis, R. Abdullah Mengundurkan Diri 

radarbengkuluonline.com - Meskipun rapat ini gagal dilaksanakan, tetapi panitia persiapan Provinsi Bengkulu tidak pernah berhenti. Mereka tetap melakukan berbagai usaha agar Bengkulu menjadi provinsi. Pada tanggal 18 Desember 1962, panitia kembali mengadakan rapat umum di Gedung Nasional. Rapat ini dihadiri lebih kurang 150 orang, termasuk tokoh masyarakat Bengkulu. Rapat itu dipimpin Rifai Darwis dengan acara ceramah Bengkulu Menjadi Provinsi yang disampaikan R Abdullah.

Dalam kesempatan itu pada intinya dia memberikan motivasi kepada masyarakat tentang pendirian provinsi dan Bengkulu layak dijadikan Provinsi agar kesejahteraan rakyat bisa terwujud segera. Sesudah pidato tersebut, lalu diadakan tanya jawab.

Dalam sesi tanya jawab  ini pihak komunis beserta antek-anteknya berusaha mengacaukan suasana dengan mengalihkan pandangan kepada para hadirin. Pribadi Abdulah menjadi sasaran penyerangan. Drs. Sutarjo dengan nada tajam menyerang pribadi . Akibatnya suasana jadi kacau dan sidang itu tidak terkendali dan terarah lagi. Rapat itu akhirnya gagal total. Kaum komunis bertepuk dada kegirangan karena pihaknya berhasil memecahbelah persatuan. Para peserta tidak berani lagi mengajukan pertanyaan.

Akibat peristiwa ini, R Abdullah dan Rifai Darwis patah semangat. Pada tanggal 28 Desember 1962 dia menyerahkan mandat kepada Yakub Bachtiar dan Thaher Dayok untuk menyerahkan pimpinan badan perjuangan. Sejak diserahkan mandat ini, R Abdullah tidak aktif lagi karena dia merasa terpukul betul.

Sejak saat itu, perjuangan untuk mendirikan provinsi semakin memburuk. Rapat-rapat sudah tidak memungkinkan lagi untuk dijalankan. Mereka takut keamanan dirinya terancam. Meskipun rapat itu tidak terlaksana, tetapi perjuangan masih tetap jalan.

Mereka melakukannya dengan cara mengirim surat ke Jakarta. Yaitu kepada putra Bengkulu yang banyak hubungan dengan pihak pemerintah pusat, khusunya dengan presiden. Mereka juga menggalang dukungan dengan Fatmawati, istri presiden yang merupakan orang Bengkulu juga. (bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: