Harga Sayuran Melonjak Naik, Ini Dia Penyebabnya

Harga Sayuran Melonjak Naik, Ini Dia Penyebabnya

radarbengkuluonline.com, BENGKULU – Bahan pokok merupakan hal yang utama dibutuhkan masyarakat. Namun, apa jadinya jika bahan pokok, seperti sayur-sayuran, buah-buahan yang menjadi bahan utama dalam memasak mengalami kenaikan. Kenaikan harga bahan tersebut, kemungkinan sudah merata di beberapa pasar di Provinsi Bengkulu. Salah satunya seperti di Pasar Panorama Kota Bengkulu. Amin (55) selaku pedagang sayur menuturkan, penyebab harga sayuran melambung tinggi disebabkan oleh cuaca yang extrem yang melanda Provinsi Bengkulu akhir-akhir ini. Kemudian, ia menambahkan, karena sering hujan, banyak petani yang tidak bisa panen, dan terkadang hasilnya tidak banyak. Sehingga pemasok sayuran ke tokonya menjadi berkurang. “Penyebabnya cuaca ekstrem. Mungkin karena sering hujan petani tidak mau panen. Kalau panen kadang rusak. Yang jelas pasokan sayuran kita sedikit. Biasanya pasokan kita banyak. Kalau sekarag lebih dikit. Sayurannya dari Curup. Biasanya 100%, sekarang tinggal 65%,” tutur Amin saat ditemui di tokonya Jumat, (11/02/2022). Sayuran dan buah yang mengalami kenaikan, diantaranya, cabai, tomat, brokol, kembang kol, mentimun, sawi, kol, woertel, kacang buncis, bawang daun dan masih banyak lagi. Kenaikan perkilonya sekitar Rp 1.000-Rp 15.000, dari harga sebelumnya. Cabai, tomat, brokoli dan kembang kol mengalami kenaikan yang luar biasa. Sebelumnya, harga cabai merah besar Rp 20-25 ribu per kilogramnya, saat ini naik menjadi Rp 32-35 ribu per kilogram. Cabai rawit setan dari harga Rp 35 per kilogram menjadi Rp 50 per kilogramnya. Begitu juga dengan tomat, dari harga Rp 5 ribu per kilogram menjadi Rp 12 ribu per kilogram. Kemudian, kembang kol dan brokoli dari harga Rp 20 per kilogram menjadi Rp 30 ribu per kilogram. Ditambah lagi, dengan harga daun bawang dan juga kacang buncis, dari harga Rp 6 ribu per kilogram menjadi Rp 10 ribu per kilogramnya. “Kacang panjang, harga naikny tidak begitu kuat. Kalau seperti cabai bukan naik lagi, akan tetapi berubah harga. Kol naik seribu rupiah per kilogramnya. Sedangkan sayuran yang harganya tetap itu lobak. Kemungkinan akan terus naik, apalagi nanti akan menyambut bulan puasa.” Amin mengaku, gara-gara harga sayuran dan buah mengalami kenaikan, penjualannya menjadi menurun dan minat pembelipun sedikit berkurang. Pembeli hanya membeli setengah dari pembelian sayur yang biasanya, sebelum mengalami kenaikan. Hal ini juga, tentu berpengaruh dengan pendapatan dalam penjualnnya. Biasanya, dalam 1 hari 1 malam ia dapat mengumpulkan uang hasil penjualan sekitar Rp 4,5 juta perhari. Sekarang menurun menjadi Rp 3 juta perharinya. “Kalau minat pembeli agak berkurang jauh. Biasanya beli 1 kg, sekarang hanya ½ kg. Karena harganya mahalkan. Misalkan, beli cabai 1 kg jadi ¼ saja. Jujur saja kalau untuk penjualan, agak merosot. Kalau untuk untungnya, terkadang kita ambil cuman 5-10% dan tidak menentu. Kalau yang ambilnya banyak kita ambil paling 5%, sedangkan yang sedikit- sedikit paling 10%,” ujar Amin. Pedagang lain juga mengakui akan kenaikan harga sayuran. Zumrah (48), seorang pedagang PKL di pinggir jalan Pasar Panorama menjelaskan harga sayuran dipasaran memang benar mengalami kenaikan. Harga tomat super sebelumnya Rp 5 ribu per kilogram, saat ini menjadi Rp 15 ribu per kilogramnya. “Sekarang yang naik tomat, wortel, labu siam, mentimun, pokoknya semua sayur naik. Labu siam dari harga Rp 3 ribu sekarang menjadi Rp 5-6 ribu per kilogramnya”. Mereka berharap harga sayuran dipasaran kembali stabil. Mengingat dengan naiknya harga tersebut membuat minat pembeli lebih sedikit. Semoga pemerintah ikut mengawasi harga sayuran dipasaran dan bisa membuatnya menjadi stabil. (Mg-4)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: