Ini Perdana, Buaya Sungai Selagan Mukomuko Serang Warga
radarbengkuluonline.com, MUKOMUKO - Peristiwa buaya penghuni Sungai Selagan, Mukomuko menyerang seorang warga Desa Tanah Rekah bernama Sabri (55) yang berprofesi sebagai pencari lokan pada Senin sore (21/2) benar-benar mengejutkan. Sebab, ini untuk pertama kali buaya di sungai Selagan menyerang warga. Setidaknya dalam kurun waktu 50 tahun terakhir.
Meski warga mengetahui di sungai tersebut ada buaya, bahkan binatang buas itu kerap menampakan wujudnya, tidak menghalangi aktivitas warga di sungai. Baik itu memancing, menjaring, bahkan menyelam mencari lokan.
Japri (55) seorang warga Koto Jaya, Kota Mukomuko yang tinggal di pinggir Sungai Selagan menuturkan, seumur hidupnya ia belum pernah mendengar ada buaya Sungai Selagan menyerang warga. Orang tuanya dulu juga tidak pernah bercerita ada warga yang diserang buaya.
"Kami kecil dulu, tahun 80-an tidak pernah di larang mandi sungai. Malah, sebagian besar warga itu, mandi di sungai. Memang ada, istilahnya semacam kepercayaan, kalau buaya Selagan itu tidak akan mengganggu kalau tidak diganggu. Tidak tahu juga kenapa kali ini bisa terjadi (buaya serang warga)," cerita Japri kepada radarbengkuluonline.com Selasa (22/2).
Robianto (36) warga Tanah Harapan, Kecamatan Kota Mukomuko juga menuturkan hal serupa. Pria kelahiran Pondok Batu ini mengatakan, sangat jarang terdengar ada buaya di Sungai Selagan menyerang warga.
"Kalau setahu saya tidak pernah buaya Sungai Selagan ini menyerang manusia. Tapi ada cerita orang tua di desa saya, dulu, sekitar 70 tahun silam, pernah terkabar ada buaya yang menyerang warga. Tapi tempat dan peristiwa kejadiannya tidak pasti. Yang usia saya sudah 36 tidak dengar. Bahkan buaya di Sungai Selagan ini baru beberapa tahun ini banyak muncul. Kalau dulu, bisa dibilang tidak ada," bebernya.
Kerap Terjadi Warga Diserang Buaya
Kepala BKSDA Bengkulu, Ir. Donal Hutasoit melalui Kepala Resor BKSDA Mukomuko, Rasidin menyampaikan, mayoritas sungai di Kabupaten Mukomuko, termasuk Sungai Selagan merupakan habitat buaya. Kondisi tersebut menyebabkan, kerap terjadi konflik buaya dengan warga di daerah ini.
Dari catatan mereka, pada tahun 2016 lalu, kasus buaya menyerang warga terjadi di Padang Gading, Kecamatan Sungai Rumbai menyebabkan korban meninggal dunia. Kemudian pada tahun 2017 warga Gading Jaya, Kecamatan Sungai Rumbai juga dilaporkan diserang buaya. Syukur korban selamat. Tahun berikutnya, 2018 di sungai Air Hitam, juga dilaporkan seorang warga tewas diterkam buaya. Laporan terakhir yakni kejadian di Sungai Selagan Senin kemarin (21/2) dimana korbannya, Sabri (55) warga Desa Tanah Rekah, Kota Mukomuko meninggal dunia.
"Ada juga, informasi yang kami terima konflik binatang buas dengan warga ini yang tidak dilaporkan. Kasus serangan buaya ini menjadi pelajaran bagi kita semua agar berhati-hati beraktivitas di sungai," imbau Rasidi.
Sungai-Sungai Mukomuko Habitat Buaya
Adapun sungai-sungai di Kabupaten Mukomuko yang dihuni oleh buaya yakni, Sungai Air Manjuto, mengalir dari wilayah V Koto - Lubuk Pinang - XIV Koto. Kemudian Sungai Selagan, mengalir dari Selagan Raya - Teras Terunjam - Kota Mukomuko.
Selanjutnya, Sungai Air Dikit mengalir dari Penarik - Kecamatan Air Dikit, Sungai Air Teramang, Sungai Air Hitam, Sungai Retak Ilir, dan Sungai Air Rami.
"Hampir seluruh sungai di daerah ini ada buaya. Untuk itu warga yang beraktivitas untuk lebih berhati -hati," paparnya.
Pada berita-berita sebelumnya, nama korban yang diterkam buaya di Sungai Selagan ditulis Sapri. Setelah diklarifikasi ulang ke Kepala Desa Tanah Rekah, Masrut, nama korban yang benar yakni Sabri. (sam)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: