Ini Dia Proses Pembuatan Batik Tulis Bengkulu

Ini Dia Proses Pembuatan Batik Tulis Bengkulu

radarbengkuluonline.com, BENGKULU – Batik Tulis ialah batik yang duat dari hasil proses produksi batik dengan teknis pengerjaan motifnya ditulis langsung dengan manual oleh pembatik. Seperti yang dilakukan oleh warga Kelurahan Betungan yang sejak tahun 2018 hingga sekarang masih setia menekuni kegiatan tersebut.

Herlina Susanti (40) selaku pemilik usaha batik tulis saat dihubungi  ditempat usahanya yang beralamatkan di Jl. Selagan 4 No. 70 RT. 12/002 Kelurahan Betungan, Kecamatan Selebar, Kota Bengkulu mengatakan bahwa  membuat batik tulis bukanlah hal yang mudah. Karena banyak proses yang harus dikerjakan agar mendapatkan hasil yang maksimal.

“Kain yang dipakai untuk membuat batik tulis yaitu kain yang harus berasal dari serat alam, dari kapas asli,” ujar Herlina Susanti saat dihubungi radarbengkuluonline.com Jumat (25/2).

Ada alasan tersendiri untuk memilih jenis kain yang akan digunakan, demi kualitas yang baik dan bagus agar tidak mengecewakan pembeli. Seperti halnya yang dilakukan oleh Santi hingga produksi batik tulis yang iya kerjakan bisa bertahan hingga sekarang ini. “Kain yang dipakai adalah kain Muri. Yang ini kita pakai katun Primisima yang kualitas menengah dengan kualitas bagus. ”

Setiap karya yang dibuat, paparnya,  mereka harus benar-benar teliti di setiap detail motif yang digambar, agar nantinya mendapatkan hasil yang maksimal. “Untuk membuat batik di satu kain itu, bisa memakan waktu selama 4 hari. D alam pembuatan batik ini kita harus bekerjasama, saling membantu supaya cepat selesai.”

Dalam pembuatan batik tulis ada 9 proses yang harus dilewati agar menjadi batik yang bagus dan berkualitas hingga batik siap untuk digunakan atau dipasarkan. “Proses membatik 1 batik harus melewati 9 proses.  Pertama mendesain Motif. Kedua menyalin motif ke kain. Ketiga mencanting menggunakan lilin (malam). Keempat, mencolet bagian yang akan diberi warna. Kelima, menembok (menutup pewarnaan batik) supaya warna tidak hilang. Keenam, melodro (memberi warna dasar). Ketujuh, proses fiksasi warna supaya warnanya awet dikain (minimal 6 jam). Kedelapan, cuci bersih kain. Terakhir, melorot. Yaitu direbus untuk membuang lilin pada kain.”

Tidak cukup dengan itu saja, dalam hal ini banyak bahan dan alat yang harus digunakan untuk proses membatik. “Bahannya itu canting, wajan, kecil, kompor, lilin, waterglass, dan alat pendukung lainnya.”

Untuk mendapatkan hasil Batik dengan banyak warna, pengrajin juga harus pandai dalam menggunakan pewarnaan. Baik alami, maupun sintesis, agar mendapat warna yang bagus. “Pewarnaan yang kita pakai adalah pewarna alam dan pewarnaan sintetis. Namanya Remasol. Dan untuk yang alami kita pakai kayu mahoni, kayu jambal, kayu jelawe, kayu tingi dan daun indigofera. Sesuai dengan apa yang digunakan, setiap proses membatik memiliki keunikan tersendiri. Mulai dari jenis pewarnaan yang berbeda dan hal itu yang membuat nilai jual batik tulis tersebut berbeda. “Kalau pewarnaan alam lebih ribet dibanding pewarnaan sintesis dan itulah yang membuat harganya beda dan prosesnya juga unik.”

Dengan masih adanya batik tulis di Bengkulu secara tidak langsung bisa mempertahankan nilai eksistensinya di masyarakat. Mari sama-sama kita lestarikan budaya kita, kita perkenalkan kepada mereka yang belum tahu. Untuk pemesanan batik tulis bisa langsung menghubungi pemilik usaha, Santi Batik di nomor HP (0813 1763 2727). (Mg-2)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: