Kerajinan Tangan Emi Fajar Pernah Go Internasional

Kerajinan Tangan Emi Fajar  Pernah Go Internasional

radarbengkuluonline.com, BENGKULU – Kerajinan tangan memang sudah banyak di Bengkulu. Namun, berbeda halnya dengan kerajinan tangan rumahan hasil produksi Emi Kusmiati (46) dan suaminya. Berkat bakat dan juga hoby dari dulu, mereka bisa mengolah kulit kayu dan juga batang pisang menjadi sebuah kerajinan tangan yang sangat unik, kreatif, dan juga bernilai jual tinggi. Usaha kerajinan tangan ini, mereka tekuni sejak Tahun 2009 dengan nama brand “Emi Fajar Wonk” yang berlokasi di Jalan Korpri Raya, Nomor 697, Rt 12/Rw 03, Kelurahan Bentiring, Kecamatan Muara Bangka Hulu, Kota Bengkulu.

Pada Tahun 2005, mereka memulai usaha kerajinan hanya dari anyaman buah-buahan kering yang dibentuk seperti bunga. Buah-buahan kering yang digunakan waktu itu, diantaranya buah bacangloa, cemara gunung dan lain-lain. Setelah dirasa cukup dengan hal itu, mereka mencoba usaha baru dengan mengembangkan bakat yang ada. Yakni membuat kerajinan tangan dari kulit kayu dan batang pisang.

“Tentu kerajinan tangan yang dibuat memiliki keunggulan dan keunikan tersendiri. Yakni, memiliki motif natural dan sangat awet. Kerajinan kulit kayu sendiri bisa sampai 15 tahun dan batang pisang tahan 2 tahun. Selain dari kulit kayu dan batang pisang, kerajinan ini juga dikombinasikan dengan kain batik besurek khas Bengkulu,” tutur Emi pada saat ditemui radarbengkuluonline.com di rumahnya, Senin (28/02/2022).

Kerajinan yang dihasilkan sangatlah banyak. Mulai dari souvernir, lukisan, tas, peci, topi, meja, kursi, dompet, ransel, tulisan kaligrafi dan lain sebagainya. Emi menuturukan, kerajinan dari kulit kayu merupakan kerajinan yang paling banyak diminati pembeli. Sedangkan, kerajinan tas merupakan produk unggulan, dan tentunya tidak kalah keren dengan tas-tas brandit di luar sana. Tas tersebut, dijual dengan harga Rp 50.000 sampai dengan jutaan rupiah. Ini tergantung item dan bahan yang digunakan.

“Harga tergantung item dan bahan apa yang digunakan. Tas kecil mulai dari 50 ribu, peci 35 ribu. Untuk peci biasanya 1 toko ngambil 50 pcs. Kalau kemarin tas sama lukisan yang paling mahal, karena dari kulit asli. Seperti sapi dan kambing yang dikombinasikan dengan kulit kayu. Pada waktu event trend ekspor ada yang dijual Rp 1,6 juta untuk tas, dan lukisan ada yang dari Rp 2,5 juta.”

Emi mengatakan, selain menjual produk di rumah, ia juga memiliki sentra kerajinannya di Anggut. Kemudian, ia juga memasarkan produknya secara online, baik itu melalui Shoope, Facebook, Whatsaap Business, dan Instragram. Pemasaran produk kerajinan yang dibuatnya sudah sampai ke luar daerah, bahkan luar negri. Selain itu, usaha ini telah mendapat berbagai penghargaan. Salah satunya pernah meraih juara 1 Lomba Souvernir HUT Ke-27 Dekranas Provinsi Bengkulu tahun 2007.

“Pemasaran sudah sampai ke Jambi, Kalimantan, Bali dan masih banyak lagi. Kalau ekspor belum. Namun kalau beli putus sudah. Artinya, bukan MoU atas nama eksopor, tapi kalau untu bayarnya sudah dari Thailand, Iran, dan Singapur.”

Lanjutnya, omzet yang didapat saat ini bisa dikatakan cukup besar.  Yakni dari 8 juta rupiah sampai dengan 13 juta rupiah per bulan. Namun, menurun 50% dibandingkan omzet sebelum pandemi. Kendala yang ia hadapi selama menjalani usaha kerajinan tangan adalah kekurangan tenaga kerja. “Kalau kemarin dari Rp 8-13 juta per bulan. Selama covid turun 50%. Kurang tenaga kerja, karena anak sekolah sekarang itu yang tamat dari kejuruan lebih memilih bekerja di Indomaret, dari pada mengasah ilmunya.”

Perlu diketahui, bahan dasar kulit kayu untuk membuat kerajinan didatangkan dari Kaur. Kemudian batang pisang berasal dari produk anggotanya sendiri dan kain batik besurek berasal dari pengrajin batik di Bengkulu. Produk kerajinan yang dihasilkan bisa mencapai 500 pcs per bulannya. Ini tergantung dengan jumlah pemesanan.

“Contoh, 1 bulan bisa produksi peci sampai 500 pcs. Sebenarnya, tergantung apa yang dipesan dan berapa toko yang pesan. Ada juga kerajinan yang agak sulit dan butuh waktu lama dalam pembuatannya, sekitar 1 mingguan, Yaitu lukisan. Karena dalam pembuatannya membutuhkan pemikiran dan inspirasi.” (Mg-4)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: