Ini Hasil Temuan Bupati Mukomuko Saat Turun ke Pabrik CPO

Ini Hasil Temuan Bupati Mukomuko Saat  Turun ke Pabrik CPO

radarbengkuluonline.com, MUKOMUKO - Bupati Mukomuko, H. Sapuan, SE., MM dan Wakil Bupati, Wasri bersama sejumlah pejabat di lingkungan Pemkab Mukomuko, Selasa (10/5) turun ke sejumlah pabrik CPO melakukan monitoring dan evaluasi harga tandan buah segar  kelapa sawit atau TBS.

Ada 4 pabrik yang dikunjungi langsung oleh Bupati dan tim. Yakni PT. KSM, PT. USM, PT. Sapta di Lubuk Pinang, dan PT. SAP di Kecamatan Teras Terunjam. Bupati berdiskusi langsung dengan manajemen perusahaan. Menanyakan harga beli setiap pabrik dan menggali kendala yang dihadapi perusahaan yang menjadi penyebab harga beli perusahaan anjlok.

Kata Bupati, hasil monitoring dan evaluasi ini nanti akan dilaporkan ke Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat. Dan bisa dijadikan rujukan bagi Pemerintah Pusat untuk mengambil langkah kebijakan.

"Soal harga TBS ini, Pemkab tidak bisa kerja sendiri. Ada wewenang yang berjenjang, dari daerah, provinsi hingga ke pusat. Kita gali persoalan yang terjadi, nanti hasilnya kita laporkan," sampai Sapuan kepada radarbengkuluonline.com tadi siang.

Disampaikan Bupati juga, ada dua "ruang" yang mesti dijaga oleh pemerintah. Pertama soal harga TBS yang mumpuni, yang bisa mendongkrak kesejahteraan rakyat. Kemudian, keberlangsungan investasi, kendala apa yang dihadapi investor, agar pemerintah daerah bisa mendorong mencari solusi terbaik.

"Makanya kita perlu melihat dan mendengar langsung kondisi yang terjadi, sebagai bahan laporan kita," ujar Sapuan.

"Meski mungkin kondisi usaha yang dikelola sekarang sedang sulit, saya juga meminta kepada perusahaan untuk sama-sama memikirkan kesejahteraan masyarakat. Keberlangsungan investasi dengan kesejahteraan masyarakat ini hubungannya sangat erat. Ini yang harus kita jaga bersama," demikian Bupati.

Sementara itu, manajemen perusahaan pabrik CPO menyampaikan, kendala utama saat ini yaitu penjualan CPO yang masih sulit. Kemudian harga CPO juga belum stabil. "Kondisi inilah, manajemen terpaksa menurunkan harga beli TBS dari masyarakat. Penjualan CPO sekarang masih belum jelas," ungkap Asisten Kepala (Askep) PT. KSM, Robert Indrianto saat berdiskusi dengan Bupati dan tim.

Sementara itu, Manajer PT. Sapta, Edi Kusno menuturkan, saat ini mayoritas pabrik termasuk PT. Sapta harus menampung hasil produksi CPO di tangki penampungan dengan waktu cukup lama. Akibatnya, kadar Free Fatty Acit (FFA) atau kadar asam lemak bebas meningkat, sehingga mutu CPO menurun dan harganya murah.

"Dalam sehari, FFA ini bisa naik 0,02. Mutu CPO turun, harga juga turun. Tentu ini akan mempengaruhi harga beli bahan baku. Sekarang kita masih sulit jual CPO. Masih kita tampung di tangki," jelas Edi Kusno.

Kondisi tersebut juga dialami PT. USM. Sehingga harga beli pabrik PT. USM juga masih cukup rendah jika dibandingkan sebulan yang lalu.

Untuk diketahui, harga beli PT. KSM pada hari Selasa kemarin yaitu Rp 2.090 per kilogram, PT. Sapta Rp 1950, dan PT. USM Rp 2.150 per kilogram.

Terpantau di lokasi, antrean angkutan di pabrik PT. KSM dan PT. USM cukup  panjang. Sementara antrean angkutan TBS di PT. Sapta, terbilang lengang. (sam)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: