Petani Sawit Mengeluh, Pembelian Distop dan Harga Jatuh

Petani Sawit Mengeluh, Pembelian Distop dan Harga Jatuh

 

radarbengkuluonline.com, BENTENG - Para petani sawit di Kabupaten Benteng kini kembali lagi gundah gulana. Selain harga jual tandan buah segar (TBS) sawit yang turun drastis, kini petani sawit harus dihadapkan dengan kebijakan pihak pabrik sawit yang mulai menyetop membeli sawit para petani. Karena, stok yang everload.

Sekadar informasi, sebelumnya harga sawit buah tandan segar yang biasanya Rp 3.000-an, kini hanya sekitar Rp1.300-Rp1.800 per kg. Para toke pun tidak lagi membelinya. Sebab, pabrik menutup operasi.

"Petani sawit banyak mengeluh karena harga sawit tidak menentu. Parahnya, toke hari ini tutup untuk beli," terang Samsir Alam, salah seorang petani sawit di Desa Sukarami, Kecamatan Taba Penanjung, Bengkulu Tengah (Benteng) kepada radarbengkuluonline.com tadi siang.

Ditambahkannya, ia mendapatkan informasi bahwa pabrik di areal Benteng tutup tanggal 14 Mei. Sehingga para petani terpaksa membatalkan panen sawit karena pabrik tidak menerima pembelian sawit untuk sementara waktu.

"Saya beruntung menjualnya hari Selasa. Karena, harga masih lumayan, Rp 1.560 per kg. Toke ngambil di bawah batang," jelasnya.

Sementara itu, Gusti petani sawit lainnya mengatakan, hal yang paling memukul, menurutnya, yaitu keengganan pabrik membeli TBS sawit. Semua ini juga berdampak pada toke dan petani.

Jadi, lanjut dia, mata rantai sawit itu, mulai dari pabrik, peron, toke, hingga petani paling di bawah. Ada toke menjual langsung ke pabrik dan peron.

Pada akhirnya, petani pun kadang menjual dengan harga berapa pun. Karena itu, ada harga TBS Rp 700 per kg. Dia juga menilai di lapangan harga minyak goreng tetap tinggi.

"Jatuhnya harga sawit yang dipicu kebijakan pemerintah, menurut saya sama dengan menyengsarakan petani sawit. Kami berharap pemerintah dapat kembali menstabilkan harga seperti dulu. Minimal 3.000 per kg," pungkasnya. (ags)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: