Makin Parah, Pembelian Sawit di Bengkulu Tengah Distop 

Makin Parah, Pembelian Sawit di Bengkulu Tengah Distop 

Petani Sawit di Benteng Mengeluh

radarbengkuluonline.com, BENTENG - Para petani sawit di Kabupaten Benteng kini kembali lagi galau. Selain harga jual tandan buah segar (TBS) sawit yang turun drastis, kini petani sawit harus dihadapkan dengan kebijakan pihak pabrik sawit yang mulai menyetop membeli sawit para petani karena stok yang overload.

Sekadar informasi, sebelumnya harga sawit buah tandan segar yang biasanya Rp 3.000-an, kini hanya sekitar Rp 1.300 - Rp 1.800 per kg. Para toke pun tidak lagi membeli, sebab pabrik menutup operasi. "Petani sawit banyak mengeluh karena harga sawit tidak menentu. Parahnya, infonya toke juga tutup untuk beli," terang Samsir Alam, salah seorang petani sawit di Kecamatan Taba Penanjung.

Ditambahkan, ia mendapatkan informasi bahwa pabrik di areal Benteng tutup dan pabrik tidak menerima pembelian sawit untuk sementara waktu. Sehingga para petani terpaksa membatalkan panen sawit. "Saya beruntung menjualnya hari Selasa lalu karena harga masih lumayan, Rp 1.560 per kg toke ngambil di bawah batang," jelasnya.

Sementara itu, Gusti petani sawit lainnya, yang mengatakan, hal yang paling memukul, menurutnya, yaitu keengganan pabrik membeli TBS sawit karena stok yang overload. Semua ini juga berdampak pada toke dan petani. Jadi, lanjut dia, mata rantai sawit itu, mulai dari pabrik, peron, toke, hingga petani paling di bawah. Ada toke menjual langsung ke pabrik dan peron. Pada akhirnya, petani pun kadang menjual dengan harga berapa pun. Karena itu ada harga TBS di bawah Rp 1000 per kg.

"Jatuhnya harga sawit yang dipicu kebijakan pemerintah, menurut saya sama dengan menyengsarakan petani sawit. Kami berharap pemerintah dapat kembali menstabilkan harga seperti dulu, minimal 3.000 per kg," pungkasnya. (ags)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: