Giatkan Pemanfaatan Limbah Sayuran, PPM Unib Ajarkan Pembuatan Pupuk dan Biopestisida

Giatkan Pemanfaatan Limbah Sayuran, PPM Unib Ajarkan Pembuatan Pupuk dan Biopestisida

Radarbengkuluonline.com, BENGKULU - Lembaga pendidikan tinggi memiliki peranan penting dalam mengembangkan ilmu pengetahuan untuk dapat diberdayakan di masyarakat. Kegiatan tersebut dalam bentuk Pengabdian pada Masyarakat yang secara umum program ini dirancang oleh berbagai universitas atau institut yang ada di Indonesia untuk memberikan kontribusi nyata bagi bangsa, khususnya dalam mengembangkan kesejahteraan dan kemajuan bangsa Indonesia. Universitas Bengkulu (UNIB) sebagai lembaga Pendidikan tinggi melaksanakan tugas Tri Dharma Perguruan Tinggi ini kepada masyarakat yang berada di Provinsi Bengkulu.

Di bawah naungan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) kegiatan pengabdian dilakukan oleh Dosen Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian UNIB. LPPM menunjuk tiga orang dosen untuk terlibat dalam kegiatan ini di wilayah Kecamatan Selupu Rejang terutama di Desa Kampung Baru/ Pal Batu. Mereka adalah Dr. Ir. Marlin, M.Sc, Prof. Dr. Ir. Dwi Wahyuni Ganefianti, M.Si, dan Umi Salamah, SP. M.Si. ketiga orang tersebut membidangi berbagai keilmuwan dalam lingkup pertanian. Kegiatan PPM dilaksanakan di Kantor Desa Kampung Baru/ Pal Batu yang dihadiri oleh 30 peserta.

Bawang merah sudah dikenal masyarakat sebagai tanaman herbal dan bumbu pada masakan sudah sekitar seribu tahun. Bawang merah memiliki enzim yang bermanfaat untuk terapi dan dapat meningkatkan kesehatan tubuh manusia, menyeimbangkan tekanan darah, mengantisipasi pengentalan pembuluh darah, mensterilkan pembuluh darah dari unsur kolesterol jahat, dan mengatur proses kontraksi otot syaraf dan otak pada manusia. Selain itu bawang merah mempunyai aktivitas antibakteri (Staphylococcus aureus dan Escherichia coli).

Dr. Ir. Marlin, M.Sc sebagai ketua pengabdian yang banyak meneliti tanaman bawang merah mengatakan “Ekstrak kulit bawang merah dengan etanol dapat menghambat pertumbuhan bakteri S. epidermidis, S. aureus, S. thypi, E. coli dan jamur Trichophyton mentagrophytes. Kulit bawang merah juga mengandung senyawa acetogenin, sebagai anti-feeden yang mengakibatkan serangga atau hama enggan memakan tanaman, bahkan bisa menyebabkan kematian serangga. zat dan senyawa yang ada pada kulit bawang merah dapat memberikan kesuburan bagi tanaman sehingga mempercepat proses pertumbuhan tanaman.”

Limbah pertanian sangat melimpah setelah kegiatan pasca panen. Kebanyakan masyarakat menjadikan limbah tersebut hanya sebagai sampah yang dibuang di tempat sampah. Jika para petani jeli, mereka dapat mengolah limbah tersebut menjadi pupuk, pestisida, dan ZPT. Seperti halnya masyarakat Desa Pal Batu yang banyak menanam bawang merah dan belum memanfaatkan limbah kulit bawang merah untuk dijadikan dalam berbagai bentuk produk. “Banyak limbah sayuran seperti kulit bawang merah yang belum dimanfaatkan oleh para petani,” ujar Rohman, Sekretaris Desa Kampung Baru/ Pal Batu.

Pembuatan Pestisida Nabati

Pestisida nabati adalah pestisida yang bahan aktifnya berasal dari tanaman atau tumbuhan dan bahan organik lainnya yang berkhasiat mengendalikan serangan hama pada tanaman. Alat dan bahan yang digunakan adalah kulit bawang merah, air, botol plastik atau kaca, dan saringan. Langkah kerja pembuatan pestisida nabati adalah sebagai berikut: 1. Ambil kulit bawang merah 1/4 kg (250 g). 2. Tambahkan air sebanyak 750 mL. 3. Lakukan perendaman hingga ± 5 hari. 4. Saring air rendaman bawang, dan pisahkan ampasnya. 5. Pindahkan air saringan kulit bawang ke dalam botol spray. 6. Penggunaan Pestisida kulit bawang dilakukan dengan mengencerkan air rendaman 1:3. 7. Semprotkan secara merata semua permukaan daun atau batang yang terkena hama, kutu kebul atau jamur.

Pembuatan POC Pupuk organik cair adalah pupuk yang tersedia dalam bentuk cair, POC dapat diartikan sebagai pupuk yang dibuat secara alami melalui proses fermentasi sehingga menghasilkan larutan hasil pembusukan dari sisa tanaman, maupun kotoran hewan. Alat dan bahan yang digunakan adalah kulit bawang merah 10 kg, EM4 10 ml, gula merah 20 g, air beras 2 L, air 10 L, ember berpenutup, alat pengaduk, dan saringan. Langkah kerja pembuatan POC adalah sebagai berikut: 1. Masukkan kulit bawang merah ke dalam ember. 2. Tambahkan larutan Gula merah, EM4 dan air cucian beras. 3. Aduk hingga merata. 4. Tambahkan air 10 L lalu aduk kembali hingga merata. 5. Tutup rapat ember, jangan sampai ada celah. 6. Simpan di tempat yang teduh dan terlindung dari panas dan hujan 7. Buka dan aduk campuran setiap 3 hari. 8. Diamkan ± 10 hari. 9. Saring larutan POC untuk memisahkan ampasnya. 10. POC siap digunakan dengan cara mengencerkan dengan perbandingan 1 : 10.

Pembuatan Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) ZPT memiliki peran yang sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Zat Pengatur Tumbuh atau hormon (fitohormon) tumbuhan merupakan senyawa organik yang bukan hara, ZPT dalam jumlah sedikit dapat memacu, menghambat dan dapat merubah proses fisiologi tumbuhan. Berikut adalah langkah kerja dalam pembuatan ZPT: 1. Ambil umbi bawang merah 1 kg. 2. Tumbuk umbi bawang merah hingga halus. 3. Tambahkan air dengan rasio 1:10. 4. Diamkan selama ± 10 hari. 5. Siap digunakan dengan cara mengencerkan larutran dengan perbandingan 1 : 3. 6. Untuk merangsang pertumbuhan akar dan taman diberikan dengan cara kocorkan atau siram ke media tanam.

Selain sebagai yang telah disebutkan di atas, kulit bawang merah dapat diolah dalam bentuk kompos. Pupuk kompos limbah bawang merah dapat menyediakan nitrogen, fosfor, kalium, magnesium, dan sulfur bagi tanaman. Bahan organik yang terdapat pada limbah bawang merah, akan memberikan pengaruh fisik, kimia, serta biologi tanah. Para petani masih terpaku kepada bahan kimia dari pabrik saat melakukan pemeliharaan komoditas yang mereka tanam.

“Kami masih menggunakan pupuk dan pestisida secara penuh untuk pemeliharaan sayuran,” salah satu warga menyampaikan di sela-sela kegiatan. Sejujurnya mereka juga menyadari bahwa pembelian pestisida dan pupuk dari pabrik menguras banyak kantong mereka. Alasan lain adalah dampak dari penggunaan bahan kimia yang terus menerus dapat merusak struktur tanah.

Para peserta sangat antusias mengikuti kegiatan PPM ini dan mereka sangat tertarik untuk memanfaatkan limbah kulit bawang merah sebagai pestisida dan pupuk alami. Kegiatan yang dilakukan pada 14 Mei 2022 ini telah membuka wawasan masyarakat desa Kampung Baru/ Pal Batu untuk memulai menggunakan bahan alam seperti pengolahan kulit bawang merah dalam pemeliharaan tanaman mereka. Mereka akan meminta tim PPM untuk melanjutkan kegiatan ini hingga menghasilkan produk.(*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: