Ini Penyebab Antrean BBM Bio Solar di SPBU Desa Kelobak Kepahiang

Ini Penyebab Antrean BBM Bio Solar   di SPBU Desa Kelobak Kepahiang

Nanag, pengawas SPBU Desa Kelobak, Kepahiang-Ruvi-

 

KEPAHIANG, RADARBENGKULUONLINE.COM - Antrean panjang masih menjadi tanda tanya di sejumlah SPBU di Kabupaten Kepahiang saat ini. Mulai dari kendaraan truk pengangkut dan mobil mewah tergabung dalam satu antrean untuk mengisi BBM subsidi jenis solar.

 Menanggapi hal tersebut, selaku pengawas SPBU Desa Kelobak, Nanang, menjelaskan, untuk persoalan antrean yang masih panjang itu karena banyak yang mengisi bahan bakar dari beberapa Kabupaten di SPBU Desa Kelobak. Selain itu, untuk SPBU Desa Kelobak setiap hari stok bahan bakar minyak di sana masih terpenuhi sebanyak 16 ton.


Antrean kendaraan di SPBU Kelobak, Kepahiang-Ruvi-

"Ya, rata-rata mereka yang ikut antrean tersebut sudah menggunakan aplikasi My pertamina. Jadi, setiap mengisi tidak ada masalah selagi masih ada barcode dari my pertamina," ujarnya kepada RADARBENGKULUONLINE.COM tadi siang.

Saat disingung setiap kendaraan yang mengisi BBM Bio Solar apakah ada pembatasan,   Nanang mengatakan, tentu saja sesuai dengan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 191 tahun 2014 tentang Penyediaan, Pendistribusian dan Harga Jual eceran Bahan Bakar Minyak (BBM) yang mengatur pembatasan penerima Bahan Bakar Minyak bersubsidi dan penugasan.

"Jadi, berdasarkan volume untuk transportasi darat, kendaraan pribadi pelat hitam 60 liter per hari. Sedangkan untuk kendaraan pengangkutan hasil kegiatan perkebunan dan pertambangan dengan jumlah roda lebih dari itu, mulai dari 80 liter dan paling banyak 150 liter perharinya,"ujarnya.

BACA JUGA: Lembaga Pemasyarakatan Khusus Anak Bengkulu Sudah Tersertifikasi

Sementara itu, pemilik usaha angkutan umum antar kota dan antar Provinsi (AKAP) dan pariwisata Kepahiang, Mahes Andrion, mengaku cukup terkendala jika  antrean dengan mobil pribadi saat mengisi BBM.

"Pastinya memakan waktu perjalanan. Karena kendaraan saya ini untuk mengangkut penumpang antar kota dan provinsi, tidak bisa berhenti lama karena harus jalan terus," ungkapnya.

BACA JUGA: DPK Provinsi Bengkulu MoU Bersama DPK DI Yogyakarta

Meskipun sudah menggunakan MyPertamina untuk mengisi bahan bakar, ia masih terkendala saat pengisian BBM. Menurutnya, sejak menggunakan MyPertamina ia harus mengisi sehari satu kali. Namun kendaraan bus yang dimilikinya ini banyak mengkonsumsi bahan bakar subsidi jenis bio solar, karena terus berjalan.

"Kalau habis bahan bakar kami terpaksa harus menunggu supaya mendapatkan giliran untuk mengisi. Tidak boleh nginap kalau habis bahan bakar."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: