Inilah Riwayat Selingkar Tanah Bengkulu Tempo Dulu (12), Warga Lembak Beliti Minta Tanah
Inilah Kantor Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Bengkulu yang terletak di Jalan Melur, Nusa Indah-Azmaliar Zaros-
PENGANTAR REDAKSI:
Kota Bengkulu merupakan ibukota Provinsi Bengkulu. Kota yang memiliki nama kelurahan yang unik-unik itu juga memiliki riwayat tempo dulu. Apa itu? Yaitu, Selingkar Tanah Bengkulu Tempo Dulu. Bagaimana riwayatnya, silakan baca laporan khusus wartawan RADARBENGKULUONLINE.COM itu secara bersambung ini sampai tuntas.
Walaupun tulisan ini belum lengkap, setidaknya bisa jadi bahan masukan untuk semua pihak. Kalau pun ada kekurangan, ini bisa diperbaiki oleh tokoh masyarakat Bengkulu untuk menuju ke arah kesempurnaan. (*)
Warga Lembak Beliti Minta Tanah
AZMALIAR ZAROS - Kota Bengkulu
RADARBENGKULUONLINE.COM - Pada waktu itu datang pula orang dari Lembak Beliti. Nama dusunnya, Jukuang, Jakat, Darti, Lubuk Bisu. Mereka menuju kepada Raja Sungai Lemau untuk meminta tanah bumi juga.
Maka disuruhlah oleh tuanku Paduka Baginda tinggal di pinggir Air Bangkahulu sebelah kiri bagian mudik. Daerahnya masuk juga kepada tanah bumi Iswanda. Inilah menjadi asal ninik moyang orang Marga Mentiring.
Ketika tuangku Paduka Baginda Muda wafat, ia diganti anaknya. Namanya Tuanku Baginda Kembang Ayun. Kuburannya ada di Kembang Ayun kini. Setelah Tuanku Baginda Kembang Ayun wafat, ia digantikan anaknya. Namanya, Tuanku Baginda Burung Binang.
Tatkala Tuanku Baginda Burung Binang memegang kerajaan,datanglah dua orang laki-istri. Suaminya berbicara dengan bahasa Rejang. Perempuannya berbicara dengan menggunakan bahasa Lembak. Kedatangannya adalah untuk minta tanah bumi. Oleh Tuanku Baginda, maka diberikanlah tanah di Kuala Air Palik.
Persembahannya ialah seekor kerbau bertali rambut. Diikatnya di batang cekur di halaman tempat Tuanku Baginda Burung Binang. Dia diangkat jadi pembarap, tetapi bukan pembarap di bawah pesirah, melainkan pembarap di bawah raja yang sama kedudukannya dengan pesirah serta dikarunia pula sedikit angkatan.
Jika kerja baik atau kerja buruk, dia boleh memakai alam halilipan sebagai balasan dari persembahannya itu. Dialah menjadi asal nenek moyang kaum tuanku Burung Binang di seberang orang Lubuk Tanjung.
Pada zaman ini juga datang lagi orang dari Muara Lakitan, Lembah darat laki-laki dan perempuan dari kaum kerabat Iswanda juga. Kala itu Iswanda sudah meninggal. Mereka meminta tanah bumi kepada raja Sungai Lemau . Maka oleh raja diberikanlah tanah di pinggir Air Bangkahulu di sebelah kanan mudik dan di sebelah hulu hingga air Kapur. Mereka inilah menjadi nenek moyang orang Perwatin dua belas tepi air.
***
Kemudian daripada itu, tanah bumi Raja Bangkahulu ini berubah cerita. Konon kabarnya, ada seorang raja dari Inderapura datang berniaga emas ke Bangkahulu. Ketika sampai di Urai, dia disamun atau dirampok orang. Raja itu mati dan emasnya diambil orang.
Waktu dilihat oleh penyamun, emas itu urai semuanya. Darah raja itu putih semua. Mayit raja yang mati dibunuh penyamun itu dimasukkan oleh kawannya ke dalam keranda untuk dibawa pulang ke Inderapura.
Ia kemudian dinamakan Tuanku Berdarah Putih. Ketika itulah maka air itu bernama Urai. Urai itu disebabkan dari urainya emas yang dibawa oleh Tuanku Berdarah Putih.
Setelah sampai di muara Air Retak, orang yang membawa keranda itu merasa aneh. Karena, keranda itu terasa ringan sekali. Lantas, mereka memeriksanya. Kedapatan oleh mereka ada sedikit retak dindingnya, maka keranda itu lalu dibuka.
Ketika keranda itu sudah terbuka, ternyata mayat Tuanku Berdarah Putih hilang secara ghaib. Setengah cerita mengatakan, beliau dikuburkan antara Suka Merindu-Kampung Bali.
Sebab itulah maka daerah ini dinamakn air Air Retak. Yaitu tersebab dari retaknya keranda mayit Tuanku. Keranda yang kosong itu terus juga dibawa untuk jadi tanda bukti sampai di Inderapura . Semua hal ihwal yang terjadi dikabarkan semuanya kepada Sultan. Pada waktu itu Mukomuko belum berdiri kerajaan. (bersambung)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: