Inilah Riwayat Selingkar Tanah Bengkulu Tempo Dulu (13), Tuanku Baginda Sukabela Banyak Budaknya
Ini Kantor Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Bengkulu-Azmaliar Zaros-
PENGANTAR REDAKSI:
Kota Bengkulu merupakan ibukota Provinsi Bengkulu. Kota yang memiliki nama kelurahan yang unik-unik itu juga memiliki riwayat tempo dulu. Apa itu? Yaitu, Selingkar Tanah Bengkulu Tempo Dulu. Bagaimana riwayatnya, silakan baca laporan khusus wartawan RADARBENGKULUONLINE.COM itu secara bersambung ini sampai tuntas.
Walaupun tulisan ini belum lengkap, setidaknya bisa jadi bahan masukan untuk semua pihak. Kalau pun ada kekurangan, ini bisa diperbaiki oleh tokoh masyarakat Bengkulu untuk menuju ke arah kesempurnaan. (*)
Tuanku Baginda Sukabela Banyak Budaknya
AZMALIAR ZAROS- Kota Bengkulu
RADARBENGKULUONLINE.COM - Adapun Tuangku Baginda Sukabela, dia itu sangat banyak budaknya. Mereka ini disuruh beladang dan berkebun dihulu air Sungai Lemau. Di tempat itu didapati dua orang laki bini sebangsa orang riba Gugu.
Maka dipersembahkan lah orang Gugu itu kepada Baginda. Maka Gugu rimba ini ditugaskan untuk menunggu kuburan tuanku baginda Aria Lemadin di daerah Tambang. Letaknya antara Air Sungai Lemau dan Air Simpang Aur. Karena tuangku baginda Aria Lemadin berkubur disana.
Setelah Tuanku Baginda Sukabela wafat, ia digantikan oleh anaknya menjadi raja disana. Ia bergelar Patih Bangun Negara. Baginda itu mempunyai budak dua laki istri yang sudah lama tinggal di rumah Baginda.
Ia menjadi seperti anak cucunya. Kemudian diperintahkan untuk tinggal di luar. Dia disuruh berladang dan berkebun lada dan kapas sendiri diantara Air Sungai Lemau dan Air Susup.
Sekaligus, dia ditugaskan menunggu kubur Tuanku Baginda Sukabela karena baginda berkubur disana. Ia termasuk marga Semitul. Kemudian dipukul/diketuk bambu disana untuk memberi tahu bahwa dia masuk kepada marga Semitul.
Tetapi dibuat perjanjian , apabila kerja baik atau buruk di rumah raja atau anak cucu raja, hendaklah orang itu mengantarkan bambu dan daun seperti mengangkat kerja. Orang tersebut di atas adalah menjadi asal usul nenek moyang orang Karang Genting dan Tabah Penyengat semuanya.
Ada seorang saudara Tuangku Baginda Sukabela bergelar Rajo Bombong membuat kebun lada di hulu Air Susup. Lama-lama lalu membuat dusun tinggal disana. Sebab dia beriba hati kepada Tuangku baginda Sukabela yang tidak mau membagi sewa labuhan Bangkahulu. Ia tinggal disana lama. Bahkan dia sampai mati disana.
***
Ada satu orang bergelar Kemala Bendar. Dia adalah kaum Patih Bangun Negara. Dia membuat talang di pinggir Air Kerkap. Ia dikarunia oleh Depati Bangun Negara kerbau dan kambing.
Tatkala orang Tjentjang Lati jatuh ranting kayu ke dalam air itu dan ditangkap oleh buaya, maka dinamai air itu Sungai Kerkap. Lama-lama akhirnya tambah juga anak cucunya dan akhirnya dia membuat dusun disana.
Ia masuk kepada Marga Semitul. Orang tersebut akhirnya menjadi asal usul nenek moyang orang Kerkap , lalu ke Sungai Pinang.
Patih Bangun Negara ini saat menjadi raja memiliki 6 orang anak. Yaitu, gelar emas ratu, patih Bangsa Raja, Datuk Bendahara , Patih Burung Binang, Senopati, Kimas.
Ketika Depati Bangun Negara meninggal dunia, maka diangkatlah Tuangku Patih Bangsa Radja menjadi kerajaan di Bangkahulu. Kemudian Tuangku Patih Bangsa Raja berdua dengan Emas Ratu berlayar ke Bintan pada tahun 1600 masehi.
Selain itu juga, tujuannya ke sana adalah untuk menjemput Kompeni Inggris untuk bersahabat dan minta tinggal di Bangkahulu.
Waktu itu orang Bangkahulu belum mendapat pakaian dan makanan yang baik. Saat itu di Bintan, kompeni sudah duduk dan menetap disana. Ketika sampai di Bintan, ia langsung menghadap sultan.
Lalu diceritakannyalah segala maksud kedatangannya itu. Diperlihatkannyalah surat tentang turunan dari Minang Kabau. Saat ini, Patih Bangsa Raja diperkenankan oleh Sultan Bintan untuk mengikat tali persahabatan dengan kompeni Inggris.
Maksud dan keinginan Baginda itu mendapat sambutan baik. Kompeni sangat menyukainya. Saat itu juga dijanjikan 3 bulan lagi Inggris datang ke Bangkahulu.
Setelah itu, Sultan Bintan dan kompeni Inggris bermufakat. Mereka sepakat untuk mengangkat patih Bangsa Radja menjadi pangeran dan diberi gelar Pangeran Radja Muda.
Lalu dipasang meriam sembilan letus tanda kehormatan dari pada kompeni Inggris. Lalu diberikan kain dan beberapa persalinan yang indah- indah dengan perjamuan makan dan minum dan bersukaria.
Setelah selesai, maka Tuanku Pangeran Radja Muda serta saudaranya berpamitan untuk kembali ke Bangkahulu.(bersambung)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: