Inilah Riwayat Selingkar Tanah Bengkulu Tempo Dulu (20), Islam Masuk Bangkahulu Zaman Mangkurajo
Inilah Kantor Satpol PP Kota Bengkulu yang terletak di Jalan SOekarno-Hatta, Anggut Atas-Azmaliar Zaros-
PENGANTAR REDAKSI:
Kota Bengkulu merupakan ibukota Provinsi Bengkulu. Kota yang memiliki nama kelurahan yang unik-unik itu juga memiliki riwayat tempo dulu. Apa itu? Yaitu, Selingkar Tanah Bengkulu Tempo Dulu. Bagaimana riwayatnya, silakan baca laporan khusus wartawan RADARBENGKULUONLINE.COM itu secara bersambung ini sampai tuntas.
Walaupun tulisan ini belum lengkap, setidaknya bisa jadi bahan masukan untuk semua pihak. Kalau pun ada kekurangan, ini bisa diperbaiki oleh tokoh masyarakat Bengkulu untuk menuju ke arah kesempurnaan. (*)
Islam Masuk Bangkahulu Zaman Mangkurajo
AZMALIAR ZAROS - Kota Bengkulu
RADARBENGKULUONLINE.COM - Pelabuhan kapal dan perahu ketika itu di laut tenang ialah di Kampung Tuan Pangeran Mangkuraja yang bernama Kampung Bangkahulu. Kapal dan perahu-perahu banyak masuk berniaga kepada orang Inggris.
Adapun yang mula-mula mendirikan agama Islam di dalam negeri Bangkahulu ini ialah Tuan Syech Wadjo. Tuan Syech Wadjo ini ialah orang Tanah Bugis yang bersemando ke Sungai Lemau.
Anaknya Tuan Pekik Abdu’eran (kepala agama). Anaknya, Tuan Imam Syamsudin.(kepala Agama). Tuan Imam Syamsuddin ini mempunyai anaknya 2 orang. Yaitu Tuanku Haji Chalifah (kepala agama). Dan Kedua, Tuanku Chalwat (kepala agama).
Tuanku Haji Chalifah dan Tuanku Chalwat ini ibunya bernama Daeng Intan, saudara dari Raja Bangkahulu, Tuanku Pangeran Mangkurajo.
Pada zaman Tuanku Pangeran Mangkurajo memegang kekuasaan waktu itu,didirikanlah datuk IV di Pasar Bangkahulu. Waktu itu didirikan Jumat, empat puluh di mesjid dekat Kampung Tuan Pangeran Mangkuraja.
Waktu itu Kepala Dagang Daeng Makule. Kepala agama (Syech pihak Raja Sungai Lemau) ialah Tuanku Haji Chalifah. Kepala Agama (Syech pihak raja Sungai Hitam) ialah Tuanku Haji Abdu’lrahman yang dipanggil orang beliau itu Tuanku Tepi Air.
Zaman pangeran Muhammad Syah memegang kerajan ialah Tuanku Chalwat yang menjadi kepala agama di sebelah raja Sungai Lemau dan disebelah Pangeran Lenggang Alam Sungai Lemau adalah Pangeran Raja Chalifah Sungai Hitam .
Di zaman Tuanku Daeng Makrufa jadi kepala Dagang, maka Jumat Tengah Padang pun berdiri kemudian. Pada zaman Tuan Daeng Mobela jadi kepala dagang , berdiri pula Jumat Bangkahulu..
Sewaktu meninggal Tuanku Pangeran Mangkuraja, dia digantikan anaknya jadi raja kerajaan. Ia bergelar Tuanku Pangeran Muhammad Syah. Baginda itu tinggal di Balai Buntar. Kampung Tuanku Pangeran Mangkuraja di Bangkahulu ialah Datuk Nyai yang menunggunya istri Tuan Daeng Makule .
Dia adalah saudara dari Tuanku Pangeran Muhammad Syah. Hal-hal yang bersangkutan dengan urusan negeri, terserahlah kepada Tuan Daeng Makule yang bertanggung jawab. Hanya sekali saja raja Bangkahulu (tuan pangeran Muhamamad Syah ) memeriksa perkara –perkara datang dari Bangkahulu sama ada perkara-perkara yang terjadi di dalam kota atau didalam daerah Bangkahulu.
Ketika zaman Tuanku Muhamamad Syah ini diangkatlah satu pembarap di Kerkap Rejang Pesisir. Namanya ‘Amur. Yaitu cucu dari Kemala Bendar yang tersebut didalam pasal 27. Kedudukan pembarap ini masuk marga Semitul, di bawah Tuanku Sungai Lemau. Kedudukannya sama dengan Pesirah Empat.
Apabila Tuanku Pangeran Muhammad Syah meninggal dunia dia digantikan keponakannya. Gelarnya Tuanku Pangeran Lenggang Alam. Tuanku ini tinggal di Bangkahulu dan membuat Kampung di daerah Pasar Bangkahulu di tepi Pantai.
Kampung itu dinamai Bukit. Letaknya tidak berapa jauh dari Kampung Bangkahulu yang tempat Tuanku Pangeran Mangkuraja dahulu yang ditunggui pada masa itu oleh Tuan Daeng Makrufa ke II.(bersambung)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: