Ini Lho Sembilan Sunnah Hai’at Dalam Salat, Kaum Muslimin Wajib Tahu...
Ustadz Dr. Nur Hidayat, M.Ag mengisi ceramah-Adam-
Para jamaah sedang serius mendengar tausiyah-Adam-
jamaah ibu-ibu sedang serius mendengar tausiyah-Adam-
BENGKULU, RADARBENGKULUONLINE.COM - Jamaah Masjid Jami' Babussalam Jalan Gedang Kota Bengkulu, Minggu pagi (8/1), menggelar kegiatan rutinnya ba'da salat subuh sampai waktu syuruq. Lebih kurang ada 80 orang ikutserta.
Dari pantauan RADARBENGKULUONLINE.COM, Ustadz Dr. Nur Hidayat, M.Ag menjadi penceramah pada minggu kedua ini dengan isi kajian Kitab Kuning al-Fiqhu Al Manhaji Madzhab Imam Asy-Syafi'i.
Para fuqaha, kata Ustadz Nur Hidayat mengawali ceramahnya, salat merupakan sekumpulan gerakan dan bacaan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam.
"Dari pengertian ini dapat diketahui bahwa gerakan dan bacaan ketika seseorang melaksanakan salat tidak boleh dilakukan seenaknya. Melainkan harus mengikuti sunnah Rasulullah," ujarnya
Lanjut Ustadz Nur Hidayat, secara garis besar bacaan dan gerakan dalam salat terbagi menjadi 3 kategori. Yakni ;
1. Bacaan dan gerakan wajib yang harus dilakukan
2. Sunnah ab’ad, yaitu bacaan dan gerakan yang jika ditinggalkan disunnahkan untuk sujud sahwi
3. Sunnah hai`at, yaitu bacaan dan gerakan yang tidak berkonsekuensi apa pun jika ditinggalkan (tidak perlu sujud sahwi).
Di dalam kitab aA-Fiqhul Manhaji bab taharah dan salat, urai Ust. Nur Hidayat, ada 9 sunnah hai’at. Yaitu:
1. Mengangkat tangan ketika takbiratul ihram, ketika ruku’ dan ketika bangkit dari ruku’. Dalilnya adalah berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari Ibnu Umar “Aku melihat Nabi SAW memulai takbir dalam salat. Ketika takbir beliau mengangkat kedua tangannya sampai beliau letakkan setentang dengan kedua pundak beliau. Apabila bertakbir untuk ruku,’ beliau melakukan seperti itu pula, dan beliau tidak melakukan seperti itu ketika bersujud dan ketika bangkit dari sujud.
2. Meletakkan tangan kanan pada tangan kiri (bersedekap). Dalilnya adalah berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Wa’il bin Hujr “bahwa Wa’il pernah melihat Nabi SAW mengangkat kedua tangannya ketika memulai salat, kemudian meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri.
3. Membaca doa iftitah sesudah takbiratul ihram, sebelum membaca fatihah.
Adapun bacaan do’a iftitah adalah Allâhu Akbar kabîra wal hamdu lillâhi katsîra, wa subhânallâhi bukratan wa ashîla. Innî wajjahtu wajhiya lilladzî fatharas samâwâti wal ardha hanîfan muslimaw wa mâ ana minal mushrikîn. Inna shalâtî wa nusukî wa mahyâya wa mamâtî lillâhi Rabbil ‘âlamîn. Lâ syariikalahu wa bidzâlika umirtu wa ana minal muslimîn. “Allah Maha Besar dengan sebesar-besarnya. Segala puji yang sebanyak-banyaknya bagi Allah. Maha Suci Allah pada pagi dan petang hari. Aku menghadapkan wajahku kepada Tuhan yang telah menciptakan langit dan bumi dengan segenap kepatuhan dan kepasrahan diri, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang menyekutukan-Nya. Sesungguhnya salatku, ibadahku, hidup dan matiku hanyalah kepunyaan Allah, Tuhan semesta alam, yang tiada satu pun sekutu bagi-Nya. Dengan semua itulah aku diperintahkan dan aku adalah termasuk orang-orang yang berserah diri (muslim).”
Membaca do’a iftitah tidak disunnahkan dalam salat jenazah atau salat fardhu apabila waktunya sempit (mepet), sehingga khawatir keluar dari waktu apabila dilakukan. Selain itu terdapat bacaan lain dalam membaca do’a iftitah dari riwayat yang lain.
4. Membaca ta’awudz sebelum membaca surat al-Fatihah.
Bacaan ta’awwuz adalah : A`ûdzu biLlâhi minasy syaithânir rajîm yang artinya: Aku memohon perlindungan kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk". Dalilnya adalah berdasarkan surat al-Nahl ayat 98 yang artinya : Apabila kamu membaca al-Qur’an maka hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syetan yang terkutuk (berta’awwudz).
5. Membaca “aamiin” yang artinya: Semoga Allah mengabulkan permohonan kita, sesudah membaca surat al-Fatihah. Dalilnya adalah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim dari Abu Hurairah bahwasanya Nabi SAW bersabda : Apabila Imam mengucapkan aamiin, maka ikutilah mengucapkan aamiin.
6. Membaca ayat Al-Qur’an sesudah membaca surat Al-Fatihah.
Berkaitan dengan hal ini, disunnahkan memperpanjang bacaat ayat pada rakaat pertama daripada rakaat kedua sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari bahwasanya Nabi SAW memperpanjang bacaan pada rakaat pertama dan memperpendek pada rakaat kedua.
7. Membaca takbir pada setiap perpindahan rukun (gerak).
Hal ini berdasarkan hadis riwayat Imam Bukhari yang menjelaskan bahwasanya Nabi SAW bertakbir ketika berdiri, ruku', sujud dan bangkit dari sujud.
8. Membaca tasbih dan doa pada saat ruku’.
Caranya adalah dengan membaca subhanarabbial ‘aziimi wa bihamdihi sebanyak tiga kali pada saat ruku’ dan membaca subhanarabbial ‘a’la wa bihamdihi sebanyak tiga kali ketika sujud,
9. Membaca shalawat ibrahimiyyah dan doa sesudah tasyahhud akhir.
Adapun bacaan shalawat ibrahimiyah adalah “Allâhumma shalli ‘alâ Sayyidinâ Muhammadin wa ‘alâ âli Sayyidinâ Muhammadin kamâ shallaita ‘alâ Sayyidinâ Ibrâhîma wa ‘alâ âli Sayyidinâ Ibrâhîma Wa bârik ‘alâ Sayyidinâ Muhammadin wa ‘alâ âli Sayyidinâ Muhammadin kamâ bârokta ‘alâ Sayyidinâ Ibrâhîma wa ‘alâ âli Sayyidinâ Ibrâhîma. Fîl ‘âlamîna innaka hamîdun majîd. artinya “Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada junjungan kami, Nabi Muhammad SAW, dan kepada keluarganya, sebagaimana Engkau limpahkan rahmat kepada Nabi Ibrahim AS. dan keluarganya. Berikanlah keberkahan kepada junjungan kami, Nabi Muhammad SAW, dan keluarganya, sebagaimana Engkau limpahkan berkah kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Agung di seluruh alam," paparnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: