Fakta Membuktikan, Dua Kali Gempa Besar, Rumah Bidai Bambu Ini Tetap Berdiri Kokoh
Rumah bidai dengan dinding bilah bambu yang dicor dengan semen ini tetap berdiri kokoh, walaupun berkali-kali digoncang gempa besar -Ist-
BENGKULU, RADARBENGKULU,DISWAY.ID - Fakta membuktikan jika rumah tahan gempa adalah bangunan dengan memanfaatkan sumber daya alam (SDA) yang ada disekitar, seperti Bambu dan kayu terbukti tahan terhadap goncangan gempa. Bahkan saat gempa besarpun terjadi. Dalam kurun waktu 23 tahun terakhir, Bengkulu sudah berkali-kali diguncang gempa bumi. Hanya saja Gempa Besar dan yang menimbulkan korban jiwa tercatat terjadi pada tahun 2000 dan tahun 2007.
Gempa besar yang Pertama; Gempa bumi yang melanda Provinsi Bengkulu, pada 4 Juni 2000, Pukul 22:28 WIB. Pusat gempa berada di Palung Jawa dekat pulau Enggano sekitar 90 Km barat daya Kota Tais, Kabupaten Seluma. Pada kedalaman 33 Km. Gempa ini menyebabkan sebanyak 94 orang meninggal dunia. Lebih dari 1.000 orang luka-luka dan sedikitnya 15.000 rumah rusak berat, dan 29.940 rusak ringan. Gedung-gedung sekolah juga runtuh di mana 566 gedung TK, 418 SD, 81 SLTP, dan 31 SLTA di samping 13 gereja, 377 masjid, tiga pura, 35 puskesmas, 68 puskesmas pembantu dan lain-lain.
Lalu Gempa Besar yang kedua, Terjadi pada 12 September 2007 dan 13 September 2007 berkekuatan 8,4 magnitudo dan 7,8 magnitudo yang mengguncang Bengkulu dan Mentawai. Akibat pecahnya segmen Enggano yang menjalar dari utara Enggano sampai ujung Siberut. Gempa ini menyebabkan 25 orang meninggal dunia dan 92 orang luka-luka.
Menariknya dua kali diguncang gempa besar tersebut. Ada satu rumah yang dibangun pada tahun 1960an sampai dengan sekarang tahun 2023, artinya sudah 63 tahun rumah tua ini tetap berdiri kokoh, bahkan retakpun tidak. Setelah diusut dan digali sejarah pembangunan rumah tersebut ternyata, rumah ini dibangun dengan memanfaatkan bilah bambu sebagai dindingnya. Yang dicor dengan semen. "Dua kali diguncang gempa besar, rumah tua kami ini nyaman saja, bahkan retakpun tidak, " kata David Suardi anak pak Suardi sang pemilik rumah kepada RADARBENGKULU, DISWAY.ID
Rumah tua milik orang tua David ini sudah terbukti tahan terhadap goncangan gempa, bahkan dua kali gempa besar pada tahun 2000 dan tahun 2007 masih tetap berdiri kokoh. Rumah yang beralamat di Lorong Teratai, Belakang Kampus Unihaz, di Kelurahan Kebun Ros, tepatnya di belakang Masjid Nurul Ikhsan ini dindingnya terbuat dari bambu yang dijalin (bidai bambu), baru ditutup dengan semen. Jadi tidak pakai bata seperti rumah modern sekarang ini. "Kalau gempa, kami santai saja," ujar David menceritakan pengalamannya saat tinggal dirumah tersebut.
BACA JUGA:Bambu Sebagai Pengganti Besi Beton, Bangunan Kuat Tahan Gempa, Ini Buktinya
BACA JUGA:Unik, Kisah Gunung Bungkuk, Anak Dalam dan Sepasang Harimau Masih Misterius
Sebab yang paling berbahaya itu kata David, adalah dinding rumah, jika terjadi gempa, sangat berpotensi untuk runtuh serta sangat berpotensi menimpa orang. Jika menggunakan bilah bambu yang dijalin (Bidai), maka tingkat kekuatannya lebih kuat dibandingkan dengan rumah bata. Apalagi rumah yang menggunakan atap genteng, karena berat, maka sangat berpotensi untuk menimpa orang yang ada didalam rumah. Untuk atap yang relatif aman itu adalah atap seng atau yang menggunakan rangka baja.
Rumah tua tersebut dibangun oleh pak Jalan sekitar tahun 1960an, lalu dibeli orang tua saya (Pak Suardi) sekitar awal tahun 1978. Sampai dengan sekarang masih berdiri kokoh dan masih ditempati oleh paman saya. "Banyak rumah dan bangunan yang hancur waktu gempa besar dulu, Alhamdulillah, rumah bidai kami tetap berdiri kokoh, tidak ada retak sedikitpun apalagi rubuh," ujar dia.
BACA JUGA:Ini Rahasia Sarman Gunung Bungkuk, Si Manusia Api dari Bengkulu Tengah Yang Viral Itu
Sebelumnya, RADARBENGKULU, DISWAY. ID merilis berita dengan judul Bambu Sebagai Pengganti Besi Beton, Bangunan Kuat Tahan Gempa, Ini Buktinya. Ternyata bambu yang dibelah dan menjadi bilah bambu ini memiliki sifat lentur dan dapat menyesuaikan dengan goyangan-goyangan gempa tersebut. Oleh karena itu, tidak asing jika di pedesaan bengkulu terdapat banyak bangunan yang menggunakan petulangan bambu sebagai penganti besi beton.
Misalnya di Desa Talang Tengah, Kecamatan Lubuk Sandi, Kabupaten seluma telah menerapkan konsep bangunan dengan petulangan bambu sebagai penganti besi beton dan hasilnya sangat baik dan tahan goyangan gempa. Selain digunakan untuk petulangan membangun rumah, bilah bambu dengan coran semen juga dapat digunakan untuk membangun jalan setapak menuju kekebun, jalan produksi dan jalan rabat beton, tutup Seftytank. Hasilnya sangat baik dan tahan lama.
Kearifan lokal masyarakat ini ternyata sangat diapresiasi oleh Anggota DPD RI Dapil Bengkulu, H. Ahmad Kanedi, SH, MH. "Saya sering ke desa menemui masyarakat, bahkan ke desa yang sangat pelosok sekalipun saya kunjungi, banyak pengetahuan yang saya dapatkan diantaranya adalah masyarakat menggunakan bilah bambu sebagai penganti besi beton dalam struktur bangunan jalan rabat beton, jalan setapak dan lain-lain, itu sangat efektif dan tahan lama," kata Kanedi.
Untuk memastikan kekuatan bambu tersebut, Kanedi langsung mengaplikasikannya dan membangun sebuah bangunan dengan menggunakan bambu sebagai penganti besi beton. Hasilnya sangat baik dan bahkan tahan gempa, bahkan saat Gempa Bengkulu pada 12 September 2007 berkekuatan 8,4 magnitudo yang mengguncang Bengkulu dulu retakpun tidak bangunan tersebut. "Saya sendiri sudah mempraktekkan, dan Alhamdulillah hasilnya sangat bagus dan kuat, gempa besar tahun 2007 yang berkekuatan 8,4 magnitudo, bangunan saya dengan kontruksi bambu penganti besi beton ini, jangankan rusak, retakpun tidak, padahal bangunan disekelilingnya banyak yang roboh," ujar Kanedi. (***)
BACA JUGA:Ini Kata Menhub RI Soal Fasilitas Pelabuhan dan Bandara Enggano
BACA JUGA:Ini Dia Desa di Mukomuko Yang Dapat Penghargaan dari Kemendes PDTT
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: