Petani Lada Bengkulu Mengeluh, Harga Tidak Sesuai Lagi

RADARBENGKULU -  Petani lada atau sahang yang berada dikawasan kebun yang bernama Rimbo Donok  Kecamatan Tebat Karai, Kabupaten Kepahiang, Provinsi Bengkulu mengeluh. Sebab, harganya turun setiap tahun. 

Menurut salah seorang petani lada yang ada di kawasan Rimbo Donok Tebat Karai, Edi Afrian Jaya (48), selain dijual lada juga, ia juga mengolahnya menjadi lada putih sebagai rempah-rempah masakan.

BACA JUGA:Belum Banyak yang Tahu, Petani Seluma Manfaatkan Limbah Pabrik Kelapa Sawit jadi Pakan Ternak

 

Inilah hasil lada Petani lada atau sahang yang berada dikawasan kebun yang bernama Rimbo Donok Kecamatan Tebat Karai-Nanda Afriandi -radarbengkulu

''Untuk harga, kami para petani lada sangat kecewa dengan harga lada saat ini. Sebab, harganya yang menurun drastis,'' ujar Edi Afrian Jaya kepada RADARBENGKULU.DISWAY.ID Selasa, 23 Januari 2024.

Pada saat ini harga lada/sahang sangat menurun. Sebelumnya pada tahun 2016 harga lada sendiri berkisar Rp100.000/kg. Bahkan lebih. Namun semenjak tahun 2017 hingga saat ini terus menurun drastis. Hanya Rp 35.000/kgnya.

BACA JUGA:Perkumpulan Petani Sawit Sejahtera Lakukan Aksi Damai di Pemda Kaur, Ini Penjelasan Asisten II

 

''Tentunya dengan harga segitu membuat kami para petani lada/sahang kurang semangat. Karena, tidak sesuai dengan pupuk, proses pemetikan buah, proses pemisahan buah lada dengan tangkainya,serta tidak sesuai dengan tenaga yang dikeluarkan saat perawatan."

Harapan dia dan para petani lada/sahang kedepannya harga lada dapat kembali naik seperti tahun 2016 dahulu. ''Walaupun sulit untuk naik seperti harga normal, setidaknya lebih dari harga sekarang yang hanya Rp 35.000/kgnya." 

BACA JUGA:Petani Kaur Senang, Saat Ini Harga Pinang Merangkak Naik

 

Lebih lanjut dikatakannya, selain sebagai salah satu rempah andalan untuk menyedapkan makanan, lada atau yang sering juga disebut sebagai merica adalah salah satu rempah yang juga bermanfaat bagi kesehatan. (*)

Sumber: radarbengkulu