Harga Bapok Menjelang dan Saat Nataru Diawasi
Pemkot Bengkulu Perketat Pengawasan Harga Bahan Pokok Jelang Nataru-Ist-
Radar Bengkulu – Menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru), Pemerintah Kota (Pemkot) Bengkulu menggencarkan pengawasan terhadap pendistribusian dan harga bahan pokok di pasarz sebagai upaya untuk menekan laju inflasi dengan menjaga stabilitas harga bahan pokok (bapok).
Kepala Bidang Pengembangan Perdagangan Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperindag) Kota Bengkulu, Jasya Arief, mengatakan sebagai langkah pengawasan pihaknya telah membentuk Tim pengawasan yang bertugas memantau secara intensif harga bahan pokok di tingkat distributor. Hal ini menjadi upaya strategis untuk mencegah lonjakan harga yang berpotensi memberatkan masyarakat.
BACA JUGA:Akhir Desember 2024 Diumumkan Hasil SKB CPNS Provinsi Bengkulu
BACA JUGA:Catat Ya! Tidak Ada Kenaikan Tarif Bus Disaat Natal dan Tahun Baru
“Kami berkomitmen memastikan harga bahan pokok tetap terkendali sehingga masyarakat tidak terbebani. Ini menjadi bagian penting dari upaya menekan inflasi,” ujarnya.
Selanjutnya Disperindag Kota Bengkulu secara rutin melakukan pemantauan harga bahan pokok di tiga pasar utama, yaitu Pasar Panorama, Pasar Minggu, dan Pasar Barukoto. Tim pengawas mencatat adanya kenaikan pada beberapa komoditas seperti cabai, telur, dan sayuran hijau. Namun, Jasya memastikan kenaikan tersebut masih dalam batas wajar dan tidak memengaruhi kestabilan pasar secara signifikan.
“Kami terus berupaya menjaga ketersediaan barang kebutuhan pokok. Salah satunya dengan memastikan distributor tidak menaikkan harga secara sepihak, sehingga stabilitas harga di pasar tetap terjaga,” jelas Jasya.
Ia juga menekankan pentingnya kerja sama antara pemerintah, pedagang, dan masyarakat dalam menjaga keseimbangan pasar. Pemkot Bengkulu juga menyediakan platform digital bagi masyarakat untuk memantau harga bahan pokok secara real-time. Melalui situs https://sigahada.bengkulukota.go.id/, masyarakat dapat mengakses informasi harga terkini dan melaporkan jika terjadi lonjakan harga yang tidak sesuai.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: