Mengenal Ramalan Baba Vanga tentang Tahun 2025: Antara Mitos, Sejarah, dan Realitas Global
Mengenal Ramalan Baba Vanga tentang Tahun 2025: Antara Mitos, Sejarah, dan Realitas Global-ilustrasi-
RADAR BENGKULU – Nama Baba Vanga kerap kembali mencuat setiap kali dunia dihadapkan pada situasi global yang penuh ketidakpastian. Peramal asal Balkan yang dijuluki “Nostradamus dari Balkan” ini disebut-sebut pernah meramalkan berbagai peristiwa besar dunia. Salah satu yang kembali ramai diperbincangkan adalah ramalannya tentang tahun 2025, yang digambarkan sebagai awal dari rangkaian peristiwa besar dan bencana berskala luas.
Sejak dahulu, manusia memang memiliki ketertarikan kuat untuk mengetahui masa depan. Upaya ini dilakukan melalui berbagai cara, mulai dari kepercayaan spiritual, mitologi, hingga tafsir keagamaan. Dalam konteks modern, nama-nama peramal legendaris seperti Nostradamus dan Baba Vanga sering dijadikan rujukan ketika dunia menghadapi krisis atau perubahan besar.
Baba Vanga, yang bernama asli Vangeliya Pandeva Gushterova, dikenal sebagai seorang perempuan tunanetra sejak usia remaja. Ia mulai dikenal luas setelah wafat pada tahun 1996, ketika sejumlah ramalannya dikaitkan dengan peristiwa besar dunia. Di antaranya adalah runtuhnya Menara Kembar World Trade Center (WTC) pada 11 September 2001 serta bencana nuklir Chernobyl pada akhir 1980-an, meskipun interpretasi atas ramalan-ramalan tersebut kerap menuai perdebatan.
Ramalan 2025 dan Tafsir yang Beragam
Dalam sejumlah catatan yang beredar, Baba Vanga disebut pernah meramalkan bahwa tahun 2025 akan menjadi awal dari rangkaian peristiwa dahsyat yang berpotensi membawa kehancuran besar bagi umat manusia. Ia menyebut adanya bencana besar yang berdampak serius di kawasan Eropa, yang oleh sebagian orang ditafsirkan sebagai konflik besar atau krisis global.
Ramalan ini kembali diperbincangkan karena dianggap selaras dengan kondisi geopolitik dunia saat ini. Sejumlah konflik bersenjata masih berlangsung, seperti perang di Ukraina, ketegangan berkepanjangan di Timur Tengah, serta meningkatnya kekhawatiran global terhadap kemungkinan konflik di kawasan Asia Timur, termasuk isu Taiwan.
Kondisi tersebut membuat sebagian pihak mengaitkan situasi dunia saat ini dengan ramalan Baba Vanga, meski tidak ada penjelasan spesifik atau bukti ilmiah yang mendukung klaim tersebut. Para ahli menilai bahwa banyak ramalan bersifat umum dan terbuka untuk berbagai tafsir, sehingga mudah dikaitkan dengan peristiwa apa pun yang terjadi di kemudian hari.
Ramalan Tahun 2043 dan Kontroversinya
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
