RBO, BENGKULU - Kantor Perwakilan (Kpw) Bank Indonesia (BI) Bengkulu menyempurnakan potensi Bengkulu. Melalui PSBI (Program Sosial Bank Indonesia) jeruk kalamansi yang kerap dijadikan sebagai cuci tangan penghilang rasa anyir, kini jeruk tersebut diolah dan beromzet hingga Rp 50 juta perbulan.
" Awalnya saya memulai usaha ini tahun 2012, kemudian saya ikut lomba wirausaha di BI dan menang sebagai juara 1. Sejak 2015 saya menjadi binaan BI. Alhamdulillah sejak dibantu BI, bagaimana merencanakan, mengatur semua proses, produksi, packing hingga pemasaran usaha ini lebih hebat lagi. Kapasitas produksi kami perbulan mencapai 800 hingga 1.000 liter perbulan dengan omzet Rp 40 - 50 juta perbulan. Dari usaha ini bisa bekerja 5 orang warga sekitar rumah," kata pemilik usaha sirup kalamansi Giwi Gewi Armi Yurida. Ia juga menambahkan, ditingkat petani jeruk kalamansi dibeli Rp 4 atau 5 ribu perKgnya. Setelah diolah menjadi sirup kami jual mulai dari harga Rp 5 ribu siap minum, Rp 15 ribu, 20 ribu dan ada yang 1 liter itu Rp 45 ribu. "BI datang untuk menyempurnakan. Kami yang dulunya tak tahu bisnis kemudian dibimbing, dilatih, diikut sertakan dalam berbagai pameran untuk pemasaran dan lain-lain. Dari situ bisnis ini semakin mantap. Bukan BI juga tak berhenti sampai distu saja, setelah proses produksipun mereka pikirkan. Dengan adanya bantuan instalasi limbah jeruk kalamansi ini kami merasa dapat nilai tambah, selain tidak mencemari lingkungan, hasil dari instalasi ini bisa buat kami untung, karena olahan limbah tadi dapat menghasilkan biogas yang dapat dimanfaatkan untuk produksi,"katanya.BI Bengkulu Menyempurnakan Bisnis Kalamansi
Selasa 06-11-2018,18:24 WIB
Editor : radar
Kategori :