Pendidik yang Profesional, IAIN Bengkulu Gelar Kuliah Umum

Rabu 01-05-2019,20:14 WIB
Reporter : radar
Editor : radar

RBO  >>  BENGKULU  >>   Ratusan mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Tadris (FTT) IAIN Bengkulu tampak antusias dalam mengikuti kuliah umum dengan tema, "Urgensi Pendidikan Profesi Guru (PPG) Dalam Jabatan (Daljab) dan Pra Jabatan (Prajab) dalam melahirkan pendidik yang profesional, bertempat di Auditorium IAIN Bengkulu, Selasa (30/4).

Pemateri kuliah umum tersebut, langsung dihadirkan Direktur Guru Tenaga Kependidikan (GTK) Madrasah Kemenag RI Prof. Dr. H. Suyitno, M.Ag guna meningkatkan calon-calon guru yang berkualitas usai menyelesaikan studi di IAIN Bengkulu.

Rektor IAIN Bengkulu, Prof. Dr. H. Sirajuddin, M, M.Ag, M.H mengatakan, Direktur GTK Madrasah Kemenag RI Suyitno merupakan sosok yang pontensial, cerdas dan berwawasan tinggi. Tidak heran, amanah jabatan yang diembannya sekarang menjadi sangat penting untuk meningkatkan kualitas tenaga pendidik. Yaitu, profesi seorang guru di seluruh Indonesia. "Dengan adanya PPG nanti, tidak menutup kemungkinkan alumni IAIN yang bukan jurusan Tarbiyah bisa menjadi guru. Baik itu, jurusan dakwah, syari'ah, ekonomi Islam dan lain-lain," ujar Sirajuddin dalam memberikan sambutannya, Selasa (30/4).

Diungkapnnya, kedepan Fakultas Tarbiyah dan Tadris akan lebih menyeleksi untuk mahasiswa yang ingin menjadi seorang guru khususnya, Prodi Pendidikan Agama Islam (PAI). "Nantinya, calon mahasiswa yang memilih Prodi PAI di IAIN Bengkulu, akan diberikan pembelajaran seperti di pesantren selama satu bulan untuk memberikan pemahaman materi PAI yang berkaitan dengan masalah Islam salafiyah dan lain-lain, penting untuk mahasiswa PAI menguasai materi itu. Apalagi, mahasiswa yang notabenenya tamatan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)," ungkapnya.

Sementara itu, Dekan FTT Dr. Zubaidi, M.Ag, M.Pd mengapresiasi acara kuliah umum tersebut untuk meningkatkan mutu dan kualitas calon guru PAI IAIN Bengkulu. "Sesuai dengan tugas pokok kami di FTT sebagai Lembaga Pendidikan Tenaga Keguruan ialah, mempersiapkan calon-calon guru yang berkualitas dan usai menyelesaikan SI di IAIN Bengkulu sudah siap memberikan kontribusi mencerdaskan anak bangsa dengan profesional," kata Zubaidi dalam sambutannya.

Menurutnya, menjadi guru yang profesional tentunya harus dibekali dengan kualifikasi standar kompetensi seorang guru. "Untuk itu, mahasiswa kami telah dibekali magang sebanyak tiga kali di sekolah-sekolah tersebar di Kota Bengkulu, sehingga mahasiswa memiliki pengalaman yang sangat berharga di lapangan menjadi guru yang profesional," imbuhnya.

Sedangkan dalam pemaparan materi Direktur GTK Madrasah Kemenag RI Suyitno mengatakan, pada prinsipnya guru yang profesional itu menjadi icon madrasah dalam penguatan karakter. "Mengapa penguatan pendidikan karakter menjadi yang paling utama? Karena kalau guru itu tidak memiliki karakter maka akan hilang segalanya. Sebab, seorang guru menjadi panutan bagi seluruh siswa ataupun mahasiswanya nanti," ucap Suyitno.

Dijelaskannya, ada empat macam kriteria guru yang sudah dibekali standar kompetensi. Yang pertama, guru yang waras itu nilai kompetensinya 60 keatas. Apa saja yang diuji? kompentensi profesional, sosial, kepribadian dan lain-lain. "Kalau ada guru nilainya dibawah 60, berarti guru itu tidak waras secara kompetensi. Kedua, nilainya 50-60. Kalau ada nilai guru segitu, berarti ada penyakit ringan. Solusinya, rawat jalan. Boleh mengajar, tapi harus pengawasan dokter. Ketiga, guru yang nilai 40-50 ini mempunyai penyakit berat. Solusinya, diberi pelatihan semacam Diklat. Jadi, jangan berbangga hati kalau sedang mengikuti Diklat. Keempat, guru yang nilai kurang dari 40 perlu diisitirahatkan total. Dalam artian tidak boleh mengajar. Dan sebagai contoh alumni yang gagal akan dikembalikan ke orangtaunya," jelasnya.

Untuk itu, ia mengimbau pada mahasiswa yang hadir, belajarlah dengan rajin dan tekun. Jangan sampai menjadi produk yang gagal. "Karena kami sebagai pengguna, tentunya akan menyeleksi mana guru yang berkualitas atau tidak. Sehingga, kalau menjadi alumni produk yang gagal, maka nama baik almamater akan berpengaruhi di tengah masyarakat," demikian. (CW1)

Tags :
Kategori :

Terkait