Mulai dari Walet, Karet, Kopi, Kayu Hingga Sawit
RBO, BENGKULU - Provinsi Bengkulu saat ini mempunyai satu komoditas baru ekspor yakni sarang walet. Sebelumnya ekspor sarang walet dari Bengkulu dilakukan melalui tempat lain seperti Jakarta atau Semarang. Hal tersebut selain dikarenakan belum adanya rumah walet dan tempat produksi yang tersertifikasi, juga belum adanya penerbangan internasional langsung dari Bengkulu. Dari data yang ada, eksportir di Bengkulu atas pencapaian total nilai ekspor sebesar Rp 162,65 miliar atau naik 72,2% dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu. Komoditas barang ini akan diberangkatkan dengan tujuan Taiwan senilai 4.138 USD. Terkait perihal ini, Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan) RI Ali Jamil berharap agar para pelaku industri sarang walet agar dapat meningkatkan hasil produksi. Selain itu produk yang dihasilnya lebih memiliki daya saing. Ia juga berkomitmen dan berkomunikasi dengan instansi dan pemerintah daerah agar akses logistik internasional dapat dipersingkat dan disederhanakan.Saat ini sarang walet asal Bengkulu diekspor ke Taiwan melalui kantor pos atau jasa titipan. "Ini bisa jadi alternatif sementara, lewat jasa titipan atau bandara internasional terdekat, intinya kita dorong agar bisa langsung lewat Bengkulu, dan pastinya harus disertifikasi Karantina agar sesuai persyaratan negara tujuan," ungkap Jamil. Selain sarang walet, diekspor pula cangkang sawit tujuan Thailand senilai Rp 7,15 M dan karet lempengan tujuan Amerika Serikat senilai Rp 2,17 M. Sementara itu, M Ischaq, Kepala Karantina Pertanian Bengkulu menambahkan, bahwa sesuai data dari sistem otomasi perkarantinaan, IQFAST di wilayah kerjanya tercatat tahun 2018 ekspor komoditas pertanian dari Provinsi Bengkulu sebanyak Rp 162,65 miliar, sedangkan hingga Juni 2019, nilai ekspor komoditas pertanian mencapai Rp 117,45 miliar. Adapun komoditas unggulan diantaranya karet lempengan, kayu karet dan sengon, cangkang sawit, kulit kayu manis dan kopi. Sementara negara mitra dagang yang menjadi tujuan ekspor diantaranya Amerika Serikat, Tiongkok, India, Kanada, Afrika, Thailand, Taiwan, Vietnam, Malaysia, Swiss dan Jepang. Menurutnya, sarang walet menjadi potensial karena harganya mencapai Rp 25 juta per kg, sedangkan tujuan Tiongkok harganya hingga Rp 40 juta per kg. Dari data yang ada pada 2018 ekspor sarang walet Indonesia ke Tiongkok secara keseluruhan nilainya mencapai Rp 40,6 T. Asisten II Pemda Provinsi Bengkulu Hj Yuliswani, SE, MM yang juga hadir dalam acara tersebut, mengapresiasi inisiasi dan program Kementan yang mendorong produk lokal nusantara agar dapat tembus ke pasar manca negara. Ia berkomitmen akan terus mendukung dengan melakukan kerjasama lewat Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang ada di lingkungannya. "Kita berharap agar penambahan komoditas ekspor ini dapat berkembang dan membatu pembangunan daerah tentunya," pungkasnya. (Bro)Bengkulu Ekspor Ke Asia dan AS
Kamis 27-06-2019,21:44 WIB
Editor : radar
Kategori :