RBO >>> MUKOMUKO >>> Sebagian masyarakat di Kabupaten Mukomuko saat ini sudah mulai makan tabungan (Mantab). Diduga kuat hal ini dipengaruhi murahnya harga sawit atau saat ini di bawah Rp 1.000 per kg. Hal ini turut diakui Kepala Bank Bengkulu Cabang Mukomuko, Herzon dikonfirmasi kemarin. Katanya, banyak masyarakat Mukomuko yang selama ini menabungkan uangnya di Bank Benk Bengkulu, belakangan ini mulai menarik tabungannya. Tujuannya untuk memenuhi kebutuhan. "Sewaktu ditanya alasan mengambil uang, memang rata-rata untuk keperluan anak masuk sekolah. Tapi tetap ada pengaruh rendahnya harga sawit. Kalau sawit mahal, masih bisa ditutupi dari hasil jual sawit. Ada juga yang narik tabungan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, lantaran penghasilan belakangan ini tidak cukup lagi," terang Herzon. Dijelaskannya, imbas dari rendahnya harga sawit murah ini sangat besar dampaknya terhadap perekonomian masyarakat Mukomuko. Yang terjadi tidak hanya maraknya masyarakat menarik tabungan. Pengaruh lainnya banyaknya kredit bank yang macet. "Dampaknya luar biasa, bagi yang pinjaman swasta, khususnya pinjaman untuk usaha, apalagi yang berhubungan dengan kelapa sawit, ansuran kredit banyak yang nunggak. Jelas itu pengaruh rendahnya harga sawit," bebernya. Ia juga membeberkan, dari hasil pantauannya di pasar, kemampuan beli masyarakat daerah ini juga turun. Mayoritas masyarakat mengurangi belanja kebutuhan pokok. "Banyak dampak yang terjadi gegara sawit murah ini. Tidak bisa dipungkiri, ekonomi masyarakat Mukomuko ditopang oleh perkebunan sawit," pungkasnya. Untuk diketahui, harga sawit ditingkat petani saat ini berkisaran Rp 750 - Rp 800 per kg. Sementara berikut daftar harga sawit di beberapa pabrik CPO di Kabupaten Mukomuko. PT. SAPTA Rp 850 per kg, PT. KSM Rp 970, PT. MMIL Rp 970, PT. AMK Rp 970, PT. SSS Rp 930, PT. SAP Rp 940, PT. KAS, Rp 970, PT. DDP Rp 1010, PT. USM Rp 950, PT. BMK Rp 1040, dan PT. GSS Rp 1060 per kg. (sam)
Gara-Gara Harga Sawit Murah, Masyarakat Mukomuko “Mantab” dan Ansuran Bank Macet
Selasa 02-07-2019,09:50 WIB
Editor : radar
Kategori :