Dedi: Juga Hilangkan Mata Pencaharian Warga
RBO, BENGKULU - Pengembangan Danau Dendam Tak Sudah (DDTS) yang sebagian wilayahnya sudah berstatus Taman Wisata Alam (TWA) untuk dijadikan destinasi wisata baru di Provinsi Bengkulu diminta jangan sampai merusak ekosistem danau. Selain itu, rencananya pengembangan tersebut jangan sampai menghilangkan mata pencaharian warga. Tokoh masyarakat setempat, Saiful Anwar mengatakan, keberadaan DDTS sejauh ini dijadikan sejumlah warga sebagai tempat mata pencaharian. "Mulai dari nelayan, pedagang, dan petani. Makanya sejak awal kami meminta dengan pengembanganya menjadi destinasi wisata nantinya, jangan sampai merusak ekosistem danau," ungkap Saiful diwawancarai usai diskusi dengan tim peneliti dari BKSDA, kemarin. Seperti, lanjut Saiful, warga yang berprofesi sebagai nelayan, jika ekosistem danau rusak dan berdampak terhadap populasi ikan di danau, otomatis sumber pendapatan nelayan menjadi hilang. "Sekarang ini saja sejumlah jenis ikan di danau sudah nyaris punah. Jangan sampai disaat pengembangan DDTS jadi destinasi wisata, menyebabkan jenis ikan itu benar-benar punah," ujarnya. Menurutnya, sebaliknya terkait ekosistem danau ini, warga dan Pemerintah, termasuk BKSDA harus terus bersinergi dalam menjaganya. "Kita selaku warga siap menjaga ekosistem danau ini. Tapikan tetap saja peran pemerintah sangat diharapkan. Sehingga kelestarian kawasan pada saat sudah dikembangkan jadi destinasi wisata tetap terjaga," tegas Saiful. Tak jauh berbeda juga disampaikan Koordinator Komunitas Berendo, Dedi Suryadi. Ia menambahkan, dengan pengembangan destinasi wisata di DDTS, jangan sampai menghilangkan mata pencaharian para pedagang. "Tidak sedikit warga yang berdagang di sekitar kawasan DDTS ini. Jangan pula dengan dalih pengembangan, warga malah hilang mata pencaharian," singkatnya. (idn)Kembangkan DDTS Jangan Merusak Ekosistem Danau
Sabtu 13-07-2019,11:13 WIB
Editor : RADAR BENGKULU
Kategori :