JCH Bengkulu Diminta Hati-Hati dalam Pembayaran Dam

Kamis 08-08-2019,19:41 WIB
Reporter : radar
Editor : radar

  RBO  >>>  MEKKAH >>>   Dalam menjalankan ibadah haji, Jemaah Calon Haji ( JCH) harus berhati-hati. Pasalnya, ada dugaan oknum yang bermain dengan hal ini. Oknum ini nantinya akan menerima orderan pembayaran dan lalu janji itu tak dilaksanakan.

Pembimbing Ibadah Haji Kloter Provinsi Bengkulu, H.Makruf Syaikun kepada General Manager RADAR BENGKULU, Syah Bandar yang sedang berada di Tanah Suci Mekkah mengatakan, motifnya oknum yang mengaku bisa menyalurkan dam menerima uang Dam dari sekian JCH, saat pelaksanaannya oknum itu datang ke tempat pemotongan dam.

"Ini temuan saya langsung, saat kami memotong kambing dam rombongan kami, tiba tiba ada sesorang datang membaca daftar nama. Lalu saya tegur, pak ini kambing Dam kami, kok bapak baca daftar nama juga. Lalu orang itu pergi membawa daftar nama yang dipegangnya," ujar H.Makruf Syaikun.

Ketua MUI menduga kasus ini terjadi karena oknum itu menerima Dam dari JCH terlalu murah. Misalnya, tarif Dam paling murah 400 Real. Kalau murah dari itu, gimana dia mau beli kambing untuk Dam. Sehingga oknum itu hanya menumpang baca daftar nama saat orang lain motong kambing Dam.

Ditambahkan oleh H.Makruf Syaikun, bahwa menurutnya JCH harus teliti pada siapa dia bayar Dam. Supaya tidak terjadi penipuan, ini perlu jadi pembelajaran bagi JCH sekarang maupun akan datang. Ditambahkan, untuk JCH tahun 2019 semua sudah bayar Dam. Bertepatan Jumat, 9 Agustus semua JCH yang jumlahnya jutaan orang se dunia akan berkumpul di Padang Arafah. Kemarin kembali dilakukan pemantapan dan persiapan ke Arafah, Muzdalifah, Mina (Armuzna).

Ketua Kloter 12, H. M. Nasyir mengingatkan agar JCH Bengkulu melaksanakan semua rangkaian kegiatan ibadah haji. Kondisi kesehatan agar dijaga dan saling bantu. Bus yang bangkunya 40 nanti diisi 65 orang. Untuk itu yang muda agar berdiri.  ‘’ JCH jangan ada yang kembali ke hotel. Sebab, bisa berdampak buruk nantinya.’’

Sedangkan pembimbing ibadah haji, H.Matridi, S.Ag, M.Ap menambahkan, bahwa wanita jangan pakai masker. Kecuali, darurat hujan debu. Khusus pria, boleh pakai masker dan payung.  Selama di Armuzna yang sangat ramai jangan melawan arah. Jika dalam perjalanan ada yang tak mampu melompar jumrah diwakilkan saja. Tapi bila yang macet atau terhenti, digotong ke tenda terdekat.

Di lapangan nanti, sambungnya, ada tenda dan spanduk yang jadi perhatian JCH. Untuk pakaian dibawa 2 stel paling banyak. Ditambah pakaian Ihram. Selanjutnya sehabis melontar jumrah, jangan kemana-mana. Pasalnya, bisa kesasar nantinya. Ini tanah haram yang tidak boleh sombong dan takabur bisa nyasar. Menjadi pertanyaan mengenai Tawaf Ifada, apa boleh tanggal 11 ? ‘’Boleh saja dilakukan, namun kita sudah ada yang mengatur. Ingat sebelum jam 18.00 sudah kembali ke hotel. Satu lagi jalur ke Masjidilil Haram akan sangat rami, jadi akan banyak rintangan di jalan.’’ (Ae-4)

Tags :
Kategori :

Terkait