RBO >>> MUKOMUKO >>> Belakangan ini marak berita di media massa yang berkaitan dengan pemerintahan maupun kehidupan sosial Kabupaten Mukomuko diduga hasil copy paste alias plagiat. Alhasil, kondisi ini menjadi pertanyaan sejumlah pejabat di lingkungan Pemerintah Kabupaten Mukomuko. Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Mukomuko, Amris Tanjung mengungkapkan, sudah ada sejumlah pejabat yang mempertanyakan prihal tersebut. Menurut pejabat, kata Amris, ada berita yang sama persis di beberapa media. Mulai dari sudut pandang, judul, bahkan penulisan dan kutipan sampai dengan jumlah paragraf tidak ada yang beda. Kuat dugaan berita yang diterbitkan oleh media-media itu (tidak disebutkan nama) merupakan hasil copy paste. "Beberapa pejabat yang saya temui sempat mengeluhkan dan pempertanyakan hal tersebut. Apakah hal demikian boleh dalam kegiatan jurnalistik? Banyak mereka mempertanyakan itu," beber Amris ketika dikonfirmasi, Jumat (11/10) di Sekretariat PWI Mukomuko. Secara tegas Amris mengatakan, copy paste atau berita hasil plagiat hukumnya "haram" dalam kegiatan jurnalistik. Jika plagiator ini semakin marak menghiasi pemberitaan Mukomuko, bisa-bisa mencoreng harkat, martabat dan kepercayaan publik terhadap media dan wartawan. "Di dalam melansir sebuah berita dari satu media ke media lain ada aturan. Ikuti kaidah jurnalistik. Sumber mendapatkan berita dari media mana dicantumkan. Ini seolah-olah berita buat sendiri. Padahal karya orang lain, ini tidak boleh. Haram hukumnya," ujar Amris. Selaku Ketua PWI Mukomuko, Amris mengingatkan kepada seluruh anggota PWI untuk tidak melakukan tindakan plagiat dalam penulisan berita. Imbauan ini ia sampaikan kepada anggotanya untuk menjaga nama baik wartawan dan media tempat masing-masing wartawan bernaung. "Saya ingatkan betul. Jangan ada anggota PWI Mukomuko yang menerbitkan berita modal copy paste," tegasnya. Ditambahkan Amris, sebagai organisasi profesi wartawan, salah satu tanggung jawab PWI adalah meningkatkan kapasitas wartawan yang tergabung di dalam PWI. Tanggungjawab tersebut sudah dilakukan oleh PWI Mukomuko. Salah satunya adalah mendorong seluruh anggota untuk mengikuti Uji Kompetensi Wartawan (UKW). Bahkan beberapa bulan lalu, PWI Mukomuko melaksanakan UKW. Dan mayoritas anggota PWI sudah mengantongi sertifikat dan kartu UKW. "Sertifikat tanda sudah berkompeten sebagai wartawan itu jadikan beban untuk menghasilkan karya jurnalistik yang berkualitas. Jangan berpuas diri. Kembangkan terus kapasitas diri sebagai wartawan. Ilmu jurnalistik itu luas," imbuhnya. Kedepan, sambung Amris, PWI Mukomuko juga akan melakukan pelatihan-pelatihan bagi anggotanya. Tujuannya untuk terus mengasah kemampuan wartawan yang tergabung di PWI dalam menulis berita yang berkualitas. "Sudah saya sampaikan dengan Kasi Pendidikan dan Pelatihan untuk menyelenggarakan pelatihan. Konsepnya lebih kepada bertukar pikiran dan berbagi pengetahuan dalam penulisan berita. Tujuannya untuk meningkatkan kapasitas anggota kita, karena itu bagian dari tanggungjawab PWI," pungkas Amris. (sam)
Marak Berita Plagiat, Ini Peringatan Ketua PWI Mukomuko
Sabtu 12-10-2019,10:28 WIB
Editor : radar
Kategori :