Bakal Antrean Panjang, Solar Bersubsidi Dikurangi, Kuota Premium Naik

Minggu 05-01-2020,20:28 WIB
Reporter : radar
Editor : radar

RBO, BENGKULU - PT Pertamina (Persero) melakukan penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) Umum jenis bensin dan solar di awal tahun 2020. Penyesuaian harga tersebut dalam rangka mengimplementasikan Keputusan Menteri (Kepmen) ESDM 187K/10/MEM/2019 tentang Formula Harga Dasar Dalam Perhitungan Harga Jual Eceran Jenis Bahan Bakar Minyak Umum Jenis Bensin dan Minyak Solar yang Disalurkan Melalui Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum atau Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan. Vice President Corporate Communication Pertamina, Fajriyah Usman mengatakan, penyesuaian harga tersebut berlaku di seluruh Indonesia.

“Penyesuaian harga BBM Umum merupakan aksi korporasi yang mengacu pada ketentuan yang berlaku yang ditetapkan oleh pemerintah. Kami telah berkoordinasi dengan instansi terkait dan memastikan pelayanan kepada masyarakat terus berjalan dengan baik, terutama pelanggan setia produk-produk unggulan Pertamina,” ujar Fajriyah.

Penyesuaian harga yang dimaksud adalah untuk jenis BBM Pertamax, Pertamax Turbo, Pertamina Dex dan Dexlite. Harga baru yang berlaku di beberapa daerah bisa berbeda-beda karena dipengaruhi oleh perbedaan besaran Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB) di masing-masing daerah. Dengan adanya penyesuaian harga ini, diharapkan dapat meningkatkan loyalitas masyarakat yang sudah menjadi pelanggan setia produk Pertamina. Sekaligus sebagai upaya perusahaan untuk mengajak masyarakat menggunakan produk-produk BBM berkualitas. "Kita berharap masyarakat terus dapat diberikan pelayanan dengan baik. Selain itu masyarakat dapat menggunakan produk Pertamina dengan BBM yang berkualitas," ujar dia.

Sementara itu, disisi lain untuk Provinsi Bengkulu ditahun 2020 ini mengalami penurunan kuota BBM. Padahal akhir tahun lalu, pihak Pemda Provinsi Bengkulu telah mengajukan atas kenaikan kuota ini terhadap pihak BPH Migas. Dimana kuota solar subsidi untuk 2020 mencapai 100.101 Kiloliter (KL) atau menurun sebesar 12.799 KL.

Kepala Biro Administrasi Perekonomian dan SDM Setdaprov Bengkulu, Dr Anzori Tawakal ST M.Si mengatakan, walaupun sudah mengusulkan tambahan kuota solar sebesar 10 persen kepada BPH Migas, akan tetapi bukan penambahan yang didapat namun pengurangan kuota solar bersubsidi yang diperoleh Provinsi Bengkulu. Penurunan kuota solar bersubsidi tersebut kemungkinan disebabkan pemerintah pusat ingin mengalihkan subsidi ke arah yang lebih tepat sasaran.

“Kita tidak memiliki wewenang dengan kuota BBM bersubsidi, hanya saja berusaha mengusulkan tambahan kuota, tetapi tahun ini kuotanya dikurangi kemungkinan pemerintah mengalihkan anggaran subsidi agar lebih tepat sasaran,” kata Anzori, kemarin Minggu (5/1).

Meskipun kuota solar subsidi dikurangi, namun Anzori meyakini kuota tersebut cukup hingga akhir tahun 2020. Pasalnya angka realisasi pemanfaatan BBM subsidi jenis solar di Bengkulu pada 2019 masih dibawah 100 ribu KL.

“Kuotanya memang turun, tapi itu masih masih aman. Kita pastikan aman dari Januari hingga Desember 2020,” tuturnya.

Disisi lain, Ia mengaku, walaupun kuota solar bersubsidi menurun, tetapi kuota premium pada 2020 ini meningkat sebanyak 273 KL dari 84.141 KL di 2019 menjadi 84.414 KL. Kenaikan kuota ini, disebabkan BPH Migas meyakini, permintaan BBM jenis premium masih cukup tinggi di Provinsi Bengkulu. “Kita berharap tambahan kuota premium juga bisa cukup hingga akhir tahun,” singkatnya.

Ketua Dewan Pertimbangan Asosiasi Pengusaha Truck Indonesia (Aptrindo) Provinsi Bengkulu, H Yurman Hamedi menyatakan, keputusan pengurangan solar subdisi di Bengkulu dinilai akan berpengaruh terhadap kebutuhan solar di daerah. Hal ini juga akan berbuntut pada panjangnya antrean kendaraan untuk mendapatkan solar. ”Pertama, yang kita dapat informasi secara mendadak bahwa kuota BBM solar subsidi untuk Bengkulu dikurangi, padahal kita kan sudah cukup perihatin tuh dengan adanya antrian yang panjang di SPBU," pungkasnya. (Bro)

Berikut Penyesuaian dari Harga Wilayah Bengkulu : - Pertamax mengalami penyesuaian dari harga semula Rp 9.850 menjadi Rp 9.200 per liter. - Pertamax Turbo mengalami penyesuaian dari harga semula Rp 11.200 menjadi Rp 9.900 per liter. - Pertamina Dex mengalami penyesuaian dari harga semula Rp 11.700 menjadi Rp 10.200 per liter. - Dexlite mengalami penyesuaian dari harga semula Rp 10.200 menjadi Rp 9.500 per liter.
Tags :
Kategori :

Terkait