Enggano, Pulau dengan Potensi Wisata yang Luar Biasa

Sabtu 29-02-2020,10:07 WIB
Reporter : radar
Editor : radar

Akar Bahar, Pisang, Ikan Asin, Emping Melinjo dan Keramahan Masyarakat Siap Sambut Kedatangan Anda

"INILAH akhir cerita dan sekaligus penutup dari perjalanan saya ke Pulau Enggano. Terima kasih para pembaca setia Radar Bengkulu yang berkenan hampir seminggu ini membaca pengalaman saya selama di ikut kunjungan kerja Gubernur Rohidin Mersyah ke Pulau terluar dan terdepan Indonesia yang berada dalam lingkup Provinsi Bengkulu".
ACHMAD FADIAN - KOTA BENGKULU

JUMAT, Tanggal 21 Februari 2020 Pukul 05.00 WIB, suara adzan subuh berkumandang di Desa Apoho, tempat saya menginap di Rumah Dinas Koramil. Saya berserta teman-teman wartawan lainnya, bersiap-siap kembali mengikuti agenda terakhir Gubenur Bengkulu, Rohidin Mersyah dalam Kunjungan Kerja (Kunker) ke Pulau Enggano.

Pukul 07.00 WIB, kami semua pergi ke rumah Kepala Desa (Kades) Apoho untuk menikmati sarapan pagi bersama Gubernur, karena beliau menginap disana, jarak dari tempat kami menginap dengan rumah Kades tidaklah jauh, bisa dihitung dari rumah warga berjarak sekitar 5 rumah saja.

Sampai disana, terlihat Gubernur Rohidin sudah duduk santai bersama Kades sambil menikmati teh panas ditemani makanan ubi rebus khas Enggano. Hari ini, agenda Gubernur mengikuti senam Gerakan Masyarakat (Germas) hidup sehat bersama keluarga besar SMAN 6 di Desa Malakoni pukul 08.00 WIB. Setelah itu, beliau juga akan berkunjung ke Rumah Sakit Bergerak Enggano di Desa Malakoni.

Gubernur Rohidin saat itu menggunakan baju dan celana serba putih-putih, tidak lupa topi putih juga dikepalanya, dia menghampiri kami (para wartawan) lalu mengakatan, “Semangat pagi, anda masih muda jangan loyo, malu sama saya, masih bersemangat untuk senam pagi di SMAN 6,” katanya.

Sebelum berangkat ke lokasi pertama, kami disuguhkan sarapan pagi oleh Kades Apoho, sekedar informasi saja, makanan khas di Enggano ini semuanya serba ikan, mau itu dimasak di gulai, goreng, bakar, dan lain-lain, pasti makanan utamanya ikan.

Bagi yang tidak suka makan ikan atau alergi ikan, silahkan membawa stok makanan dari luar pulau. Ingin makan di rumah makan cukup merogoh kocek yang dalam, satu porsi makan nasi + gulai seharga Rp25.000an. Pukul 07.30 WIB, kami kembali mengikuti agenda dihari terakhir Gubernur Kunker di Enggano, tetap menaiki mobil yang sama yaitu mobil Pik Up, jarak tepuh dari Desa Apoho ke Desa Malakoni bisa dibilang memakan waktu hampir setengah jam. Cuaca saat itu sangat mendukung, cuaca cerah dengan terik panas matahari di pagi hari.

Pukul 08.00 WIB, Gubernur sampai di SMAN 6 Desa Malakoni, Gubernur Rohidin disambut bagaikan raja disana. Ratusan siswa, guru serta Kepala Sekolah (Kepsek) sudah siap untuk senam bersama, instruktur senam dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Bengkulu, menambah semangatnya senam dipagi itu bersama orang nomor satu di Provinsi Bengkulu.

Usai senam bersama, Gubernur Rohidin juga menyapa para siswa yang tergabung dalam siswa Taruna Siaga Bencana (Tagana), beliau memberikan tantangan bagi siswa supaya hebat seperti dirinya. “Siapa yang berani menjawab pertanyaan dari Bapak, akan dikasih hadiah,” kata Gubernur, saat itu hanya dua atau tiga orang yang mengangkat tangan, dari ratusan siswa yang hadir. “Kok hanya sedikit yang mengangkat tangan, mental kalian ini perlu dibina dulu, supaya memiliki sifat yang berani, cerdas dan lugas,” ucapnya.

Majulah seorang siswi seraya diberikan semangat oleh teman-teman dan guru-guru disana. Lalu Gubernur bertanya, “Berapa jumlah desa di Enggano, sebutkan juga namanya,”. Siswi itu menjawab dengan benar, Gubernur memberikan satu buah amplop yang berisikan uang sebagai reward kepada anak tersebut.

Pertanyaan kedua, Gubernur Rohidin kembali memberikan tantangan, siapa yang berani kedepan dan angkat tangan. Yang kedua ini banyak siswa yang berani, seorang siswa yang berani maju duluan. Gubernur langsung memberikan satu amplop karena sudah berani maju. Padahal pertanyataan belum diberikan kepada siswa tersebut.

Kesempatan ketiga, Gubernur Rohidin kembali memberikan tantangan tetap sama hadiah amplop sebagai reward dari siswa, kali ini seorang siswi yang maju. Gubernur ternyata ingin siswi itu memberikan pertanyaan ke dia, “Bapa suku di Enggano?,” kata siswi tersebut kepada Gubernur Rohidin. Gubernur Rohidin menjawab 'ada 6', sorak tepuk tangan seluruh yang hadir, tapi siswi itu belum puas, dia ingin Gubernur sebut satu persatu nama-nama 6 suku tersebut.

Alhasil, disanalah canda tawa, keseruan terjadi, sampai akhirnya siswi itu menangis haru dan bahagia, lalu Gubernur memeluk siswi supaya tidak menangis lagi.

Pukul 09.30 WIB keseruan di SMAN 6 selesai, rombongan Gubernur Rohidin kembali melanjutkan kunjungan ke Rumah Sakit Bergerak Enggano, jaraknya tidak terlalu jauh mungkin berjarak 200 Meter saja dari SMAN 6 tadi.

Sampai di sana, pihak rumah sakit beserta jajarannya juga menyabut kedatangan Gubernur dengan antusias, Gubernur Rohidin mengelilingi tempat-tempat rumah sakit disana. Disini menurut saya tidak ada yang spesial. Hanya saja, pihak rumah sakit mengeluhkan jumlah dokter disana hanya satu orang, itupun satu orang dokter umum merangkap sebagai Direktur Rumah Sakit Bergerak. “Untuk masyarakat harus dirawat inap disini, ada dilayani oleh perawat, dokter datang ke Rumah Sakit sebulan bisa 3 minggu, karena ada kegiatan dinas diluar dan lain-lain. Kalau sakitnya sudah parah tidak bisa dirawat inap disini, akan dirujuk langsung ke Bengkulu, melalui transportasi darat maupun laut,” kata PJ Rumah Sakit Bergerak, Komala Sari saat diwawancara awak media.

Pukul 10.00 WIB, agenda Kunker Gubernur di Enggano pun selesai, kami kembali pulang ke Desa Apoho. Dikabarkan pukul 11.00 WIB Gubernur Rohidin berserta pejabat yang hadir, pulang ke Bengkulu menggunakan transportasi udara, Pesawat Susi Airline.

Saat itu juga saya merasa lega akhirnya selesai juga tugas meliput kegiatan Gubernur disana. Sampai di Desa Apoho, seperti biasa kami nongkrong di Kantor Balai Desa akses satu-satunya Wi-Fi disana, untuk mengirim berita dihari itu. Sebab pukul 13.00 WIB listrik di Enggano dipadamkan, padahal saat Gubernur disana listrik hidup 24 jam hidup.

Dihari itu juga, kami bersama wartawan dan OPD di lingkungan Provinsi Bengkulu, juga pulang ke Bengkulu dengan menaiki Kapal Perintis. Sebelum kapal berangkat direncakan pukul 16.00 WIB, kami bergegas berkemas barang-barang untuk pulang, membersihkan rumah yang kami tempati, tidak lupa kami berpamitan dengan warga Enggano, dari Kepala Desa, tidak lupa Komandan Koramil yang sudah berbaik hati menumpangkan kami beristritahat di Rumah Dinas Koramil.

Pukul 13.00 WIB, kami semua menuju ke Pelabuhan Malakoni, sebelum kesana kami mencari oleh-oleh dibawa ke Bengkulu untuk keluarga, kerabat menunggu kami selamat sampai tujuan, ada yang membeli gelang khas Enggano di Desa Ka'ana, hanya saja saya tidak ada teman ingin kesana, lokasinya juga jauh dari tempat kami tinggal di Desa Apoho. Jadi, saya hanya membeli ikan asin khas Enggano dan Keripik Melinjo.

Tenyata pukul 17.00 WIB, Kapal Perintis berangkat dari Enggano ke Pelabuhan Pulau Baai, sampai di Bengkulu tanggal 22 Februari 2020 pukul 07.00 WIB dengan selamat sampai tujuan tanpa mabuk kapal, Alhamdulillah, sehat wal'aifat.

Pesan saya selama 3 hari di Enggano, andaikan akses menuju Enggano baik jalur laut ataupun darat dapat ditingkatkan lagi, seperti bisa beroperasi setiap hari, minimal seminggu 4 sampai 5 kali, baik jalur Kapal dan Penerbangan, akses infrastruktur pembangunan dan jalan juga ditingkatkan, khususnya jalan yang masih berlobang dan berbatuan kecil berlobang, jadi wisatawan ingin kesana tidak mengeluhkan jalan yang berlobang dan berdebu, sehingga wisatawan benar-benar menikmati berlibur dilokasi wisata disana.

Rumah Villa ataupun Hotel sebaiknya juga ada disana, sehingga wisatawan tidak lagi menumpang di rumah warga, Kades bahkan Rumah Dinas Koramil. Pisang Kepok dari Enggano juga dapat mengangkat perekonomian masyarakat disana, diharapkan kapal membawa pisang ke Bengkulu tidak ada penundaan.

Misalnya cuaca laut yang ekstrim, sehingga pisang menjadi busuk, sebelum sampai di Bengkulu, sarana pendidikan juga harus ditingkatkan pelayanannya, jangan sampai mereka hanya tamat SMA saja, bahkan ada yang tidak tamat SD, harusnya pemerintah paham akan hal ini.

Untuk masyarakat Bengkulu, cobalah meniru etos kerja dari masyarakat Enggano, walaupun akses mereka menuju ke Kota Bengkulu juah, tapi semangat mereka patut diapresiasi, kekeluargaan yang erat sesama suku bahkan berbeda-beda agama disana. Saya berharap, Pemerintah terkait, benar-benar memberikan pembangunan yang maksimal bagi warga Enggano, sebab potensi wisata alam yang masih murni belum ada campur tangan dari manusia, rugi sebenarnya kalau tidak maksimalkan dengan baik. Ini juga menjadi daya tarik wisatawan jika berkunjung ke Bengkulu, salah satunya Pulau Enggano. “Salam Enggano Ya Uwaikan”. (Tamat)

Tags :
Kategori :

Terkait