Sawit Topang Perekonomian Daerah

Selasa 28-04-2020,19:59 WIB
Reporter : radar
Editor : radar

RBO, MUKOMUKO - Bupati Mukomuko, H. Choirul Huda, SH mengatakan, pandemi Covid-19 memang telah berdampak pada perekonomian Mukomuko. Namun masih patut disyukuri, dampaknya tidak terlalu besar. Ini semua berkat, sektor perkebunan sawit yang merupakan penopang perekonomian terbesar masyarakat daerah ini masih berjalan normal.

"Pandemi Covid-19 memang sedikit mengganggu perekonomian Mukomuko. Tapi tidak terlalu besar. Ini karena aktivitas perkebunan sawit masih berjalan lancar. Apalagi saat ini, harga sawit masih cukup tinggi," kata Bupati dalam pemaparannya saat rapat Gugus Tugas Percepatan Pencegahan dan Penanganan Pandemi Covid-19.

Pandemi ini sangat terasa pada aktivitas perekonomian sektor perdagangan, khususnya usaha kecil menengah (UKM), kepariwisataan, dan usaha angkutan atau travel.

"Kalau perekonomian secara keseluruhan di Kabupaten Mukomuko, belum terlalu berdampak secara signifikan," tegas Bupati.

Sayangnya, beberapa pekan terakhir, harga tandan buah segar (TBS) atau buah sawit terus merosot. Bahkan harga pekan ini, berada pada level terendah selama 2020 atau empat bulan terakhir.

Pihak Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Mukomuko, tidak menampik hal tersebut. Kasi Perizinan dan Kemitraan Bidang Perkebunan Distan Mukomuko, Sudiyanto mengatakan, sejak Minggu (26/4) kemarin, harga sawit terendah di pabrik CPO Rp 1.280 per kilogram. Sementara harga tertinggi masih ada di angka Rp 1.400 per kilogram dengan konsekuensi, pemotongan sortasi agak tinggi.

"Dari pertengahan April, terjadi empat kali penurunan harga sawit. Dan pekan ini, yang paling rendah dalam empat bulan selama 2020 ini," ujarnya.

Dalam kondisi ini, kata Sudiyanto, pihaknya tidak dapat berbuat banyak. Harga sawit ini sangat berpengaruh dengan harga CPO dunia. Ia juga belum tahu apakah harga sawit ini pengaruh dari pandemi Covid-19 atau bukan.

"Yang jelas, sepengetahuan saya, selama virus Corona ini, perkebunan sawit terus jalan. Pabrik CPO terus membeli sawit masyarakat. Untuk harga, kadang naik kadang turun. Kalaupun turun gak pernah anjlok terjun bebas gitu tidak pernah," pungkasnya.

Sekadar mengulas, pada saat harga sawit rendah di bawah Rp 1.000 per kilogram, dampak yang terjadi adalah menurunnya daya beli masyarakat, dan banyak tunggakan angsuran kredit baik di bank maupun di leasing atau jasa keuangan lainnya.

Berdasarkan rilis Distan berikut harga sawit di Kabupaten Mukomuko pekan in. PT. SAPTA Rp 1.330 per kilogram, PT. KSM Rp 1.290, PT. MMIL Rp 1.290, PT. SSS Rp 1.280, PT. SAP Rp 1.270, PT. KAS Rp 1.290, PT. DDP Rp 1.350, PT. USM Rp 1.400, PT. BMK Rp 1.360, PT. GSS Rp 1.360. (sam)

Tags :
Kategori :

Terkait