Pemprov Salurkan Benih Padi dan Jagung Untuk 20 Ribu Hektare

Rabu 01-07-2020,21:15 WIB
Reporter : radar
Editor : radar

RBO, BENGKULU - Pemerintah Daerah (Pemda) Provinsi Bengkulu menyalurkan benih tanaman padi dan jagung untuk 20 ribu hektare lahan milik petani diseluruh kabupaten dan kota di daerah itu.

Kepala Dinas Tanaman Pangan, Holtikultura dan Perkebunan (DTPHP) Provinsi Bengkulu, Ir Ricky Gunarwan mengatakan, program itu dilakukan untuk menjaga ketahanan pangan selama pandemi COVID-19.

"Bantuan benih padi dan jagung ini disalurkan untuk meningkatkan ketahanan pangan selama pandemi COVID-19," ungkap Ricky kepada radarbengkuluonline.com, kemarin (1/7). Ricky menjelaskan, pada musim panen kedua tahun ini, bantuan benih baru disalurkan ke dua kabupaten. Yakni Kabupaten Bengkulu Utara dan Kabupaten Rejang Lebong. Sedangkan untuk tujuh kabupaten dan satu kota lainnya akan segera menyusul.

Bantuan benih jagung dan padi ini diberikan kepada petani melalui kelompok tani yang mengajukan permohonan bantuan.

Selain itu, Ricky memastikan ketersediaan bahan pangan yang ada saat ini cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat diseluruh kabupaten dan kota di daerah itu selama pandemi COVID-19.

Apalagi, produksi padi petani di Bengkulu tidak mengalami penurunan, meski ditengah pandemi COVID-19.

Rata-rata produksi padi petani tercatat stabil pada angka empat ton per hektare. Namun hal itu tergantung kondisi lahan dan kondisi aliran irigasi dimasing-masing daerah.

"Alhamdulillah hingga saat ini ketersediaan pangan kita cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat diseluruh kabupaten dan kota selama masa pandemi COVID-19 ini," paparnya.

Kendati hasil produksi padi tak mengalami penurunan, Ricky menyebut telah terjadi pengurangan lahan persawahan seluas 40 persen dari total luas lahan 90 ribu hektare.

Alih fungsi area persawahan itu untuk kawasan pemukiman, perkebunan dan jalan, namun yang paling banyak ditemukan yakni untuk perumahan dan perkebunan.

Persentase penurunan lahan pertanian terjadi diseluruh kabupaten di Bengkulu. Namun khusus di Kota Bengkulu alih fungsi lahan paling banyak adalah untuk kawasan pemukiman.

Sebelumnya, Pemerintah Provinsi Bengkulu menganggarkan dana untuk program cetak sawah baru seluas 400 hektare di Kabupaten Mukomuko dan Bengkulu Utara. Namun, program tersebut dibatalkan karena anggarannya dialihkan untuk penanganan pandemi COVID-19.

"Kalau produksi padi kita tetap dan tidak berkurang, tetapi luas lahan kita berkurang hampir 40 persen," demikian Ricky. (idn)

Tags :
Kategori :

Terkait