PERTAMA - tama saya ingin menyampaikan, betapa beruntungnya saya bisa berkenalan, bergaul serta berkesempatan berkegiatan bersama orang-orang yang memiliki komitmen yang tinggi dalam membantu orang banyak. Seperti teman-teman aktifis lingkungan yang bermarkas di Kota Mukomuko, di kabupaten paling utara Provinsi Bengkulu.
Sudah hampir setahun terakhir, puluhan warga Kota Mukomuko itu membentuk sebuah perkumpulan dengan nama Komunitas Peduli Sungai Selagan Manjunto atau disingkat KPS-SM. Dalam wadah organisasi itu, orang-orang yang berlatar belakang berbeda, membentuk misi yang sama. Yakni menyelamatkan sempadan sungai Selagan dan Manjunto. Sungai-sungai tersebut merupakan dua sungai besar yang bermuara di wilayah Kota Mukomuko. Apa saja yang telah mereka lakukan, berikut liputannya. Seno AM - Mukomuko Berangkat dari rasa prihatin dengan kondisi sempadan sungai Selagan dan Sungai Manjunto yang semakin rusak, baik rusak akibat ulah tangan manusia yang tidak bertanggungjawab ataupun rusak secara alami. Arus sungai Selagan dan Manjunto terus 'mencuri' daratan. Laju erosi cukup cepat. Hal itu terjadi, diduga karena sempadan sudah minim pepohonan yang menjadi tameng dari erosi. Sebelum laju erosi terus menggerus sampai ke pemukiman dan lahan pertanian milik masyarakat, beberapa orang bersepakat mengantisipasi hal tersebut. Salah satunya bernama Robert Bara. Ia pula yang dipercaya untuk menakhodai komunitas ini. "Awalnya beberapa orang saja. Intinya kami prihatin dengan kondisi lingkungan disekitar kami, khususnya sempadan sungai. Akhirnya kami lakukan gerakan penyelamatan," kata Robert. Yang komunitas ini lakukan yaitu menanam kembali tanaman-tanaman mangrove di lahan-lahan kritis di sempadan sungai. Tanaman itulah nanti yang akan menjadi benteng untuk menahan erosi. Gerakan menanam ini dilakukan hampir setiap hari Minggu setahun belakangan ini. Semula gerakan ini hanya dilakukan belasan orang, namun seiiring berjalannya waktu, gerakan mereka mengilhami kawan-kawan yang lain dan akhirnya bergabung melakukan penyelamatan sempadan sungai dengan gerakan penanaman mangrove. Total anggota saat ini sudah menyentuh angka 70 orang. Dari 70 orang itu yang aktif melakukan penanaman sekitar 20 orang. Melihat animo kawan-kawan yang bergabung, akhirnya gerakan penyelamatan sempadan sungai ini semakin serius. Bukan hanya dalam bentuk kegiatan, secara keorganisasian juga diseriusi. Ini dibuktikan, KPS-SM telah berbadan hukum, sebagai lembaga yang bergerak dibidang lingkungan. "Badan hukum sudah keluar beberapa bulan yang lalu. Saya berharap dengan legalitas ini, anggota KPS-SM semakin semangat mencapai tujuan. Ini menjadi tanggungjawab bersama.’’ Saya yakin, gerakan penyelamatan sempadan sungai ini, dilakukan dengan tulus oleh kawan-kawan KPS-SM. Segala bentuk pujian mereka letakan di belakang. Kendati demikian, mereka tidak menutup diri untuk berkolaborasi dengan pihak-pihak lain untuk melakukan kegiatan penyelamatan ini. Secara otomatis, gerakan penanaman ini telah menjadi perhatian sejumlah pihak. Beberapa waktu lalu KPS-SM kedatangan tamu dari Balai Wilayah Sungai Sumatra (BWSS) VII, akhir tahun 2019 lalu, mereka kedatangan Mahasiswa Unib yang melihat gerakan penyelamatan yang KPS-SM lakukan, dan baru-baru ini, KPS-SM dikunjungi Anggota Dewan Provinsi Bengkulu dari Dapil Mukomuko, Ir. Muharamin. Politisi Demokrat ini datang tidak sendirian, ada rekan-rekan dari media televisi lokal Provinsi Bengkulu. "Iya, kita dikunjungi anggota Dewan, Pak Muharamin. Beliau juga berjanji membantu kebutuhan untuk misi penanaman. Betul, Pak Muharamin bersama rekan-rekan dari media televisi," kata Robert. Tanam Berbagai Tanaman Penanaman-penanaman berbagai tanaman mangrove sebelumnya, kawan-kawan KPS-SM lebih banyak memindahkan kecambah atau tanaman kecil yang tumbuh berserakan, seperti jenis Nipah, Lindur dll. Namun, karena dipandang cara itu kurang efektif, saat ini, pihak KPS-SM tengah fokus melakukan pembibitan. "Sudah tiga pekan ini, setiap hari Minggu kita sedang menyiapkan Pusat Pembibitan mangrove KPS-SM. Jenis yang akan dibibitkan, yaitu Nipah, Padado, lindur, Cemara, ketaping, kelapa. Bahan-bahan keperluan seperti pancang, kawat, kita swadaya dan ada bantuan dari BWSS," tutur Robert. Menurut Robert, ia yakin dengan pola pembibitan, misi penanaman akan lebih efisien, serta peluang hidup tanaman yang ditanam jauh lebih besar. "Kalau sudah ada pembibitan, kita bisa memilih tanaman yang sudah benar-benar siap tanam. Apalagi nanti kalau ada lembaga lain yang ingin berkolaborasi, bibit kita sudah siap," pungkasnya. Oya, gerakan penanaman sempadan sungai oleh kawan-kawan KPS-SM ini sempat terhenti beberapa bulan. Penyebabnya tidak lain karena ada pandemi Covid-19. Tapi, bukan berarti KPS-SM stop kegiatan sosial. Di masa pandemi ini, bersama masyarakat Kota Mukomuko, KPS-SM melakukan penyemprotan disinfektan di tempat-tempat umum dan rumah warga. Saya ingin mengucapkan terimakasih atas kepedulian yang telah diwujudkan dengan bentuk nyata oleh kawan-kawan KPS-SM selama ini. Semoga apa yang menjadi tujuan, bisa tercapai, semakin banyak dukungan dari berbagai pihak. Terakhir saya mendoakan, semoga gerakan ini menjadi ladang amal bagi semua kawan-kawan KPS-SM. Sebab, tidaklah mudah menyisikan waktu sehari untuk berkegiatan sosial. Apalagi waktunya hari Minggu yang notabene waktu buat keluarga. Jaga semangat, jaga kekompakan dan kekeluargaan. KPS-SM Jayalah selalu.(***)Luar Biasa, Gerak Langkah KPS-SM Selamatkan Sempadan Sungai
Selasa 07-07-2020,20:41 WIB
Editor : radar
Kategori :