Oleh: Dr. Aceng Joyo, M.Pd. TIDAK dipungkiri, pendidikan memegang peranan penting bagi perkembangan anak. Sayangnya, masa pandemi Covid-19 menjadi masa-masa sulit yang cukup menantang bagi sistem pendidikan. Merebaknya virus corona dengan angka yang cepat dan sangat mengkhawatirkan, membuat pemerintah menerapkan berbagai kebijakan yang dianggap mampu meredam penyebaran virus ini. Salah satunya adalah penerapan physical distancing atau menjaga jarak dengan orang lain untuk memutus mata rantai penyebaran virus. Dampaknya berbagai sektor kehidupan mengalami gangguan. Salah satunya yang terdampak dari kebijakan ini adalah sektor pendidikan. Sekolah ditutup ditengah ketakutan merebaknya virus ini. Akibatnya, sistem pembelajaran terguncang. Siswa tidak lagi berdatangan ke sekolah untuk mengikuti proses pendidikan. Berbagai kegiatan pendidikan seperti praktik kerja industri dan bahkan ujian ditiadakan. Proses pendidikan yang biasanya dilakukan melalui tatap muka, kini diubah sepenuhnya menjadi sistem pembelajaran daring. Hal ini secara tidak langsung menyebabkan kepanikan pada berbagai pihak yang terkait utamanya dengan edukasi anak. Dengan kata lain, masa ini bisa juga dibilang masa yang penuh ketidakpastian bagi beberapa anak. Hal ini berpengaruh cukup signifikan. Beberapa pelajar mungkin takut bahwa mereka tidak akan mendapatkan bekal yang cukup guna menghadapi ujian. Beberapa siswa vokasi takut jika mereka tidak akan memiliki kemampuan yang diharapkan setelah lulus nanti. Di sisi lain, beberapa pelajar mengalami penurunan motivasi belajar yang cukup signifikan. Kebosanan pelajar dalam menghadapi metode belajar yang terbatas dan terkesan itu-itu saja, ditambah dengan berbagai tugas dan pekerjaan rumah yang mereka harus kerjakan, menambah kepenatan pelajar dalam melaksanakan proses pembelajaran daring. Diperlukan langkah yang strategis guna menjaga motivasi pelajar untuk meneruskan proses pendidikan selama masa krisis ini. Institusi pendidikan telah melakukan berbagai tindakan antisipatif untuk meneruskan sistem pendidikan guna menjamin hak anak. Namun, gerak institusi pendidikan sangat terbatas dikarenakan terbatasnya kontak langsung dan supervisi dari guru sebagai edukator terhadap siswanya. Maka, secara tidak langsung peran edukator perlahan berpindah ke pada orang tua. Menanggapi hal ini, orang tua seharusnya melakukan berbagai usaha dalam proses pendidikan anak selama masa Covid-19. Orang tua adalah orang terdekat di sekitar pelajar, sehingga orang tua perlu melakukan berbagai pengaturan dan penyesuaian untuk mendukung anak dalam masa pembelajaran mereka. Guna mendukung mereka orang tua perlu menjadi HEBAT dengan penjabaran sebagai berikut. H adalah Helpful atau menawarkan bantuan. Orang tua perlu menjadi sosok yang siap membantu anaknya dalam menyiapkan atau mengerjakan tugas-tugas yang akan dihadapi oleh pelajar selama masa physical distancing. Siswa akan menghadapi berbagai kesulitan belajar dan seringkali membutuhkan orang tua untuk berada di samping mereka, sekadar untuk memberikan saran atau memotivasi mereka agar secara konsisten menerapkan proses pembelajaran daring. Menjadi helpful bukan berarti orang tua harus menjadi guru yang serba tahu, tetapi membantu mereka dalam mencari solusi dalam berbagai permasalahan yang akan mereka hadapi. E adalah Easygoing atau menjadi lebih mudah bergaul dengan anak. Orang tua tidak perlu terlalu kaku dalam mengawasi anak belajar selama masa physical distancing. Yang perlu disadari adalah proses pembelajaran tidak selamanya berdasarkan kertas, pensil, laptop dan internet. Orang tua bisa melibatkan pelajar dalam berbagai aktivitas rumahan seperti memasak, berkebun, menjahit atau berbagai kegiatan yang menarik perhatian mereka. Orang tua juga bisa mendesain berbagai kegiatan yang bisa melatih karakter anak. Seperti melatih cara membersihkan diri atau merawat keluarga sendiri. B adalah Be Resourceful atau jadilah kaya akan pengetahuan. Menjadi berpengetahuan bukan berarti orang tua harus memahami segala materi dalam pembelajaran anak. Orang tua harus peka dan sadar tentang berbagai media belajar dan sumber belajar yang bisa digunakan selama masa physical distancing. Saat ini, telah banyak media atau website yang menyediakan berbagai kebutuhan belajar anak. Baru-baru ini UNESCO merilis bebagai platform media online yang bisa digunakan sebagai sumber pembelajaran. Tidak hanya itu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia telah merilis Portal Rumah Belajar yang bisa digunakan sebagai sumber belajar yang baik. Ditambah lagi dengan adanya media belajar dan media sosial yang bisa digunakan sebagai alat untuk membantu proses pembelajaran. Pengetahuan akan situs-situs belajar ini adalah vital untuk mendukung proses pembelajaran pelajar dalam masa seperti ini. A adalah Active Communication atau komunikasi yang intens baik antara orang tua dengan anak maupun orang tua dengan sekolah. Orang tua perlu mengomunikasikan beberapa hal yang bisa menentukan jalannya proses pendidikan selama masa pembelajaran daring. Dengan institusi pendidikan, orang tua perlu berkomunikasi mengenai sistem pembelajaran yang dilakukan dan target belajar yang hendak dicapai sekolah. Kemudian, orang tua perlu beradaptasi dengan menegosiasikan target belajar dan pengaturan jadwal rutin dengan sang anak. Perlu diingat bahwa jadwal yang didesain tidak hanya mengakomodir tujuan sekolah, namun juga kebutuhan psikologis anak akan hiburan selama masa pandemik. Selain itu komunikasi juga perlu dibangun dengan sang anak agar mereka lebih terbuka dengan keadaan emosi mereka. Sehingga orang tua bisa mengambil tindakan yang tepat untuk menghadapi sang anak. T adalah Thoughtful atau memberikan perhatian pada kebutuhan anak. Seperti yang telah dijabarkan sebelumnya bahwa, pelajar sering mengalami ketidakstabilan atau perubahaan perasaan yang cepat selama masa ini. Kebosanan, kecemasan, ketakutan, kelelahan dalam membuat tugas dan berbagai perasaan lainnya mungkin akan dialami oleh beberapa pelajar. Orang tua harus dewasa dalam menghadapi dan menyikapi perubahan sikap anak. Kemampuan berkomunikasi dan bernegosiasi dengan anak yang baik serta kemampuan dalam memilihkan aktivitas yang seimbang dan sesuai bagi perkembangan anak harus menjadi hal yang wajib dimiliki oleh orang tua. Hal ini agat anak merasa lebih nyaman selama masa physical distancing ini. Masa-masa Covid-19 bukan berarti pelajar harus berhenti belajar. Mereka harus tetap melanjutkan studi dengan dukungan penuh dari sekolah dan orang tua. Masa pandemi ini bisa dimaknai dengan semakin besarnya kesempatan orang tua untuk terlibat dalam proses pendidikan anak. Justru, masa ini mengingkatkan kembali, bahwa bukankah orang tua adalah menjadi guru pertama yang dimiliki sang anak.(Penulis adalah guru SKMN 1 Seluma yang baru menyelesaikan S3 di FKIP Unib)
Menjadi Orang Tua “HEBAT” dalam Masa Social Distancing
Minggu 09-08-2020,19:28 WIB
Editor : radar
Kategori :