Tinggal Dibekas Musala, Ibu Nurhayati Butuh Perhatian

Kamis 20-08-2020,23:27 WIB
Reporter : radar
Editor : radar

RBO, MUKOMUKO - Seorang warga Desa Pondok Batu, Kecamatan Kota Mukomuko, Kabupaten Mukomuko bernama Nurhayati AM Sibuan berusia 55 tahun harus tinggal di bekas mushala di desa setempat karena belum memiliki rumah.

Bekas mushala seukuran sekitar 4 x 4 meter yang dindingnya mulai rapuh dan atapnya sudah berkarat dan keropos, menjadi pelindung bagi janda tua ini bersama anaknya dari dinginnya malam dan panasnya terik matahari. Bangunan eks Mushalah tersebut lokasinya juga sudah sangat tidak layak. Sebab, dihimpit oleh tanggul penahan banjir yang terbuat dari beton dan rumah toko (Ruko). Sampai Ibu Nurhayati cuma bisa memanfaatkan satu sisi tembok bangunan mushalah untuk pintu masuk dan dapur sederhananya. Untuk menyambung hidupnya, Ibu Nurhayati hanya bisa memungut berondol sawit (buah sawit yang lepas dari tandan) yang tercecer di tempat-tempat penimbangan sawit. Dua anaknya juga tidak bisa membatu banyak, sebab, kedua bujang Nurhayati juga kerja serabutan dengan penghasilan tak menentu. Penghasilan keluarganya hanya bisa untuk makan dari hari ke hari. Sebenarnya, Ibu Narhayati sudah memiliki lahan seluas 6 x 6 meter untuk lokasi membangun rumah. Lahan tersebut hibah dari seorang dermawan bernama Bapak Darmansyah, Tapi sayang, Ibu Nurhayati tidak memiliki cukup uang untuk membangun rumah yang lebih layak. Berangkat dari keprihatinan melihat kondisinya, organisasi Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Mukomuko berencana mewujudkan impian keluarga Nurhayati untuk memperoleh rumah layak huni. Namun tanpa bantuan dari para dermawan lain, rencana tersebut sulit dilaksanakan. Dijelaskan Robianto, Kepala Seksi Peduli PWI Kabupaten Mukomuko, pada program membangun rumah layak huni untuk Ibu Nurhayati ini, PWI hanya sebagai wadah, tempat menyalurkan bantuan para donatur. Robianto yakin, dengan bersama-sama, pada tahun ini, Ibu Nurhayati sudah bisa menempati rumah baru dengan kondisi yang lebih layak. Lebih lanjut Robianto mengatakan, sejauh ini, sudah ada beberapa donatur yang menyumbang, sumbangan ada yang berbentuk material bangunan ada pula yang berupa uang. Berbekal sumbangan yang sudah masuk, program ini sudah bisa dimulai. "Hari Rabu (19/8) kemarin kita laksanakan peletakan batu pertama, sebagai penanda program Bhakti sosial ini kita mulai. Alhamdulillah, acara tersebut bisa dihadiri langsung Ketua PWI Provinsi Bengkulu, Zacky Antoni dan beberapa pengurus lain beserta rombongan IKWI Provinsi Bengkulu," kata Robianto. "Beberapa donatur juga ikut hadir pada saat peletakan batu pertama kemarin," sambung Robi. Dikatakan Robi, kegiatan ini sangat didukung Kapolres Mukomuko dan Kajari Mukomuko, serta Pemerintah Desa dan masyarakat Pondok Batu. Mereka tidak hanya membantu dalam bentuk uang atau barang, tapi juga memberikan dukungan moral, supot kepada PWI sehingga bhakti sosial ini bisa dilaksankan. "Dari situ saya yakin, masih banyak orang-orang baik diantara orang yang sedang kesusahan. Berkat supot semuanya, kami yakin menjalankan program ini. Dan saya yakin, masih banyak donatur yang lain akan memberikan bantuan sampai rumah Ibu Nurhayati ini nanti tuntas," sampai Robi. Untuk sementara, tambah Robi, bantuan yang masuk dari donatur baru cukup untuk membangun sebatas pondasi. Selanjutnya, anggota PWI Mukomuko akan "bergerilia" mencari donatur. Yang mendesak dibutuhkan saat ini, Kayu balok untuk tiang-tiang, reng dan kusen-kusen. "Bagi masyarakat yang ingin menyumbang sebagian rezekinya, bisa langsung ke Sekretariat PWI Mukomuko di Desa Ujung Padang, samping Kantor Perpustakaan Daerah. Kami juga nanti akan mendatangi para calon donatur," tutur Robi. "Rencana rumah yang akan dibangun ini semi permanen, bawahnya dinding batako sekitar 60 cm, dinding atas dari triplek grc," terang Robi melanjutkan. Ditargetkan, pembangunan rumah layak huni untuk keluarga Ibu Nurhayati ini bisa tuntas dalam tahun ini. "kalau bisa, secepatnya tuntas. Tapi Kitakan menunggu bantuan dari donatur. Setiap bantuan yang masuk, langsung kita kerjakan. Kami sudah jelaskan juga kepada keluarga Ibu Nurhayati kalau pembangunan rumahnya tidak bisa sekaligus. Tapi saya berharap banyak di atur yang peduli sehingga rumah Bu Nurhayati cepat selesai," demikian Robi. (sam)
Tags :
Kategori :

Terkait