Untuk Meningkatkan Hasil Panen Petani
RBO, BENGKULU - Universitas Bengkulu selalu tak kehabisan ide untuk berinovasi. Dosen sebagai tenaga pengajar di Pendidikan Tinggi memiliki tugas pokok yang harus dipenuhi. Selain pengajaran dan penelitian adalah pengabdian pada masyarakat yang menjadi tantangan menarik. Menerapkan ilmu pendidikan kepada masyarakat adalah hal yang sangat bermanfaat. Ilmu Pengetahuan dan Tekologi tentang sonic bloom merupakan hal asing di telinga masyarakat terutama petani.
LPPM-UNIB sebagai lembaga yang mewadahi telah mendorong tim untuk melaksanakan kegiatan ini. Kegiatan tentang sonic bloom diprakarsai oleh Refpo Rahman, S.Pd, M.Si, sebagai ketua bersama Helfi Eka Saputra, S.P., M.Si dan M. Adeng Fadila, S.Si., M.Si sebagai anggota tim akan melaksanakan kegiatan di Desa Sambirejo, Kecamatan Selupu Rejang, Kabupaten Rejang Lebong.
Desa sambirejo dipilih karena merupakan daerah dataran tinggi sebagai salah satu sentra sayuran di Provinsi Bengkulu khususnya tomat. Kegiatan ini telah dilakukan beberapa tahap sejak agustus hingga sekarang.
Metode pelatihan yang dilakukan ialah menggunakan metode ceramah dengan cara mendemonstrasikan serta menjelaskan alat dan bahan yang digunakan. Adapun alat yang digunakan antara lain speaker rakitan, box speaker, amplifier (penguat suara), aki mobil (sumber listrik) dan kabel. Alat-alat ini dirangkai ditempat di depan petani untuk memberikan gambaran teknologi sonic bloom. Sedangkan, bahan yang digunakan adalah pupuk cair untuk mendukung keberhasilan teknologi ini.
Konsep aplikasi dari sonic bloom yaitu dengan memutar suara melalui speaker dengan gelombang suara berfrekuensi 3.500 – 5.000 Hz. Pada prinsipnya tanaman memiliki respon terhadap suara melalui stomata. Stomata merupakan bagian dari daun sebagai tempat untuk melakukan fotosintesis yang digunakan tanaman untuk memproduksi makanan. Asupan makanan yang didapatkan daun melalui pupuk cair. Stomata yang terbuka lebar dengan dikombinasikan dengan pupuk cair yang diberikan akan mempercepat proses motabilisme tanaman. Sehingga, meningkatkan produktivitas tanaman menjadi lebih baik.
Penerapan teknologi ini dilakukan di pagi hari selama 1 jam dimulai dari jam 08.00 WIB dan berakhir pada pukul 09.00 WIB. Langkah-langkah yang harus petani lakukan adalah 30 menit pertama petani menghidupkan suara yang telah diatur suaranya dengan menggunakan suara garengpung. Kemudian 30 menit selanjutnya petani melakukan pemupukan untuk mendapatkan hasil yang maksimal pada tanaman. Kegiatan ini dilakukan dengan sangat baik oleh petani tomat di Desa Sambirejo dengan memperlihatkan perkembangan tanaman di sekitar gelombang suara.
Pendampingan yang telah dilakukan pada petani tomat memberikan hasil yang sangat baik terhadap tanaman tomat. Petani menjelaskan bahwa telah melakukan pemupukan kurang lebih 17 kali pemupukan dengan terlebih dahulu menghidupkan suara garengpung dalam kurun waktu 1 ½ bulan. Teknologi ini diterapkan dari awal tomat belum berbuah hingga saat ini tomat sudah berbuah. Hasilnya, tanaman tomat terlihat memberikan perubahan yang signifikan, khususnya tanaman yang berada didekat gelombang suara. Petani yang mengontrol tanaman tomat menjelaskan bahwa batang tanaman tomat yang berada disekitar suara lebih tinggi dan buah yang dihasilkan juga lebih banyak dengan ukuran yang besar dibandingkan dengan tanaman tomat yang jauh dari sumber suara.
Kegiatan penerapan teknologi ini diharapkan dapat menambah pengetahuan masyarakat khususnya petani tomat di desa Sambirejo untuk dijadikan prioritas dalam menangani masalah panen yang tidak terlalu efektif. Penerapan teknologi sonic bloom telah dilaksanakan dengan baik, meskipun tahapan-tahapan kegiatan belum terlaksana seluruhnya. Tahapan yang telah terlaksana yaitu sosialisasi pengenalan teknologi sonic bloom, pelatihan dan penerapan teknologi sonic bloom, pendampingan petani dalam menerapkan teknologi sonic bloom. Dari awal penerapan hingga saat ini, tanaman mengalami peningkatan produktivitas yang lebih baik yaitu tanaman lebih tinggi disekitar sumber suara dan buah jauh lebih besar dan banyak dibandingkan dengan tanaman jauh dari sumber suara. (***)