Potensi Gempa 8,9 SR, Masyarakat Jangan Takut

Minggu 20-12-2020,20:12 WIB
Reporter : radar
Editor : radar

Litman: Waspada, dan Jangan Sebar Hoax!!!

RBI, BENGKULU – Bumi Raflesia Provinsi Bengkulu termasuk daerah jalur rawan gempa. Namun masyarakat Bengkulu tidak perlu takut berlebihan, tapi tetap waspada. Hal Ini disampaikan Kepala Stasiun Geofisika Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Kepahiang, Litman, ST, M.Ling. Menurutnya, sumber guncangan hingga membuat Provinsi Bengkulu menjadi daerah jalur rawan gempa, berada di darat dan laut. "Jadi perlu disadari betul, jika daerah kita ini termasuk daerah jalur rawan gempa. Pertama sumbernya di laut, yakni aktivitas subduksi 2 megatrust besar. Kedua megatrust itu diantaranya patahan besar Mentawai-Pulau Pagai, bila terjadi gempa guncangannya maksimal 8,9 Skala Richter (SR), namun masyarakat tidak perlu khawatir sebab kalau untuk gempa-gempa kecil kita sudah cukup terbiasa, namun untuk gempa dengan skala cukup besar, tentu kita wajib waspada, dimana pemerintah serta BMKG akan memberikan peringatan resmi jika potensi itu akan terjadi. Dan kita harapkan masyarakat jangan gampang terpengaruh dengan berita hoax, sebab setiap ada potensi musibah atau bencana, tentu pemerintah akan memberikan keterangan resmi melalui lembaga yang berkompeten," ungkap Litman pada radar bengkuluonline.com, kemarin. Kendati keberadaan megatrust itu di Mentawai-Pulau Pagai, tapi cukup memberikan dampak bagi Provinsi Bengkulu. Kemudian megatrust Enggano, yang potensi kekuatan gempanya maksimal 8,4 SR. "Sejauh ini kedua megatrust itu masih kerap bergerak, ini dibuktikan daerah kita kerap merasakan guncangan gempa," terangnya. Selanjutnya, sambung Litman, untuk sumber di darat, Provinsi Bengkulu ini termasuk jalur patahan Sumatera. Dimana patahan besar itu dibagi menjadi 3 segmen, yakni Manna, Musi, dan Ketahun. Seperti guncangan gempa beberapa waktu lalu yang menyebutkan pusatnya di Curup, itu merupakan bergeraknya patahan Sumatera segmen Musi. "Ini ditandai lantaran guncangan gempa tidak hanya dirasakan di Curup saja. Kemudian guncangan itu juga tercatat di beberapa titik sensor gempa tektonik. Kalau gempa yang diakibatkan pergerakan Bukit Kaba, biasanya sekedar dirasakan di seputaran Curup saja," sambungnya. Disinggung kejadian gempa dalam setahun ini, Litman mengaku kurang mengetahui angka pastinya. Namun Ia memperkirakan sudah mencapai ribuan kali dengan kekuatan gempa beragam. "Perkiraan itu tidak lepas dari catatan guncangan gempat setiap bulannya. Karena ada dalam 1 bulan itu, guncangan gempat lebih dari 100 kali yang tercatat," tutup Litman. (idn)

Tags :
Kategori :

Terkait