RBO <<< BENGKULU <<< Pemerintah Kota (Pemkot) demi menanggulangi sampah, pihaknya kembali menggandeng civitas Universitas Prof. Hazairin (Unihaz) Bengkulu. Berdasarkan Permendikbud nomor 3 tahun 2020, dalam pasal 15 ayat 1 dimaksudkan bahwa perguruan tinggi dapat mensinkronkan program persampahan dalam program studi dan di luar program studi. Oleh karena itu, pihak Pemkot Bengkulu minta kerjasama seluruh perguruan tinggi yang ada di Kota Bengkulu untuk mendukung program pemkot dalam pengendalian sampah. Ini diperjelaskan kembali oleh Wakil Walikota Bengkulu, Dr. Dedy Wahyudi, MM kepada Rektor Universitas Prof. Hazairin (Unihaz), Senin (25/1). Seperti yang sudah dia jelaskan kepada rektor Unib, Unived dan UMB pada kesempatan sebelumnya. Kedatangan Dr. Dedy ke Unihaz bersama TP2KB didampingi oleh Kadis Lingkungan Hidup, Kadis Kesehatan dan perwakilan dari Dinas Perkim, menemui Rektor Unihaz Dr.Ir Yulfiperius bersama para Wakil Rektor (Warek) guna menyampaikan rencana kerjasama terkait masalah sampah. "Kami akan buat kerjasama dengan perguruan tinggi dengan tema Merdeka Belajar, Merdeka Sampah. Seluruh perguruan tinggi akan kami datangi. Intinya, bagaimana kita mensinkronkan tematik yang dicanangkan Mendikbud saat ini," kata Dedy kepada radarbengkuluonline.com, Senin (25/1). Dijelaskannya, dalam Permendikbud 3 tahun itu maksud dari merdeka belajar merdeka sampah adalah mahasiswa diberi kesempatan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat saat kuliah kerja nyata (kukerta). "Karena dalam mengatasi persoalan sampah ini, yang tidak kalah penting adalah mengubah prilaku masyarakat dengan memberikan edukasi. Jadi, mohon kepada pihak kampus setiap ada kukerja mohon disinkronkan dengan program persampahan," kata Dedy. Pada kesempatan itu juga, Dedy mempresentasikan dan memaparkan terkait kondisi sampah di Kota Bengkulu, sehingga perlu ada penanganan yang serius dengan melibatkan seluruh stakeholder, perusahaan dan seluruh perguruan tinggi. "Jumlah sampah di Kota Bengkulu 774 m3 per hari, dan 23,220 m3 perbulan. Saat ini kita punya 38 lokasi kontainer. Setiap tahun, Rp 5,3 miliar APBD yang digelontorkan untuk mengurusi sampah saja. Termasuk gaji petugas kebersihan. Artinya begitu besar cos yang dikeluarkan." Masalah sampah ini, lanjut Dedy, harus diatasi bersama-sama. Sebab, banyak sekali dampak dari sampah. Seperti banjir, bau tak sedap, jorok, tidak sehat dan lainnya. Ini juga disebabkan buruknya sistem drainase. Agar Kota Bengkulu kembali mendapatkan penghargaan kota sehat, maka masalah sampah harus segera dibenahi. "Kota Bengkulu sudah 3 kali dapat penghargaan kota sehat. In sya Allah tahun ini dapat lagi,” kata Dedy. Sementara itu, Rektor Unihaz Dr.Ir Yulfiperius pada intinya menyatakan pihaknya siap untuk bekerjasama dengan pemkot terkait masalah sampah. "Sampah ini, memang menjadi persoalan besar bagi kita untuk kita selesaikan bersama-sama. Intinya, Unihaz siap mengedukasi masyarakat. Kami siap bekerjasama dengan pemkot," tutupnya. (ach)
Unihaz Siap Dukung Pemkot
Senin 25-01-2021,19:38 WIB
Editor : radar
Kategori :