Kalau Boleh, Sopir Angkot Minta Naikkan Tarif

Rabu 29-09-2021,11:57 WIB
Reporter : radar
Editor : radar

RBO >>> BENGKULU >>> Rici Adi Saputra,  salah seorang sopir Angkot Kota (Angkot) di Kota Bengkulu mengeluh. Soalnya, pria yang menjadikan angkot sebagai sebuah pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari pemasukannya tidak seimbang dengan pengeluarannya . Pria yang bertempat tinggal di Padang Kemiling, Kelurahan Pekan Sabtu yang sudah bekerja cukup lama menjadi sopir Angkot di Kota Bengkulu nyaris pemasukannya menurun.

“Pendapatan perhari pasti beda lah antara sebelum dan sesudah adanya Covid 19. Jika dulu sebelum ada Covid-19,  rata-rata saya bisa dapat Rp300.000 perhari. Itu hitungan kotornya lah. Jadi, bersihnya bisa bawa Rp 100.000 lah ke rumah. Itu udah dipotong setoran, minyak, dll. Sedangkan saat ini hanya Rp 250.000 saja,” ujar Rici kepada radarbengkuluonline.com tadi siang.

Untuk itu, lanjutnya,  Pemerintah maupun Dinas Perhubungan sudah saatnya juga untuk memperhatikan nasib sopir angkot di daerah ini. Kalau tidak ada langkah yang baik dari pemerintah daerah, maka sulit sekali rasanya untuk memenuhi kebutuhan hidup. Apalagi untuk meningkatkan kesejahteraan para sopir angkot .

Kalau boleh usul, tidak ada salahnya pemerintah daerah menaikan tarif angkot saat ini. Atau, bisa juga memberikan solusi lain yang intinya dapat meningkatkan penghasilan dan menaikan taraf hidup para sopir angkot.  “Sepertinya sudah saatnya untuk dipertimbangkan menaikan tarif angkot. Soalnya, saat ini juga sangat susah mencari bahan bakar seperti Pertalite. Jika tidak ada Pertalite, mau tidak mau kita harus isi Pertamax. Sedangkan perbedaan harga perliternya itu Rp.1000-an. Seperti itu sih, tapi gimana ya. Kita juga ga bisa memaksakan hal itu. Jadi, pendapatan yang sekarang itu cukup ga cukup, ya dicukup-cukupilah.”

Ia mengharapkan Covid- 19 ini dapat segera teratasi dan segera berlalu agar semua kembali berjalan dengan normal dan baik serta seluruh pekerjaan-pekerjaan yang terkena imbas dari Covid ini segera pulih. “Kita juga tidak ingin penyakit ini lama-lama tinggal di Indonesia, semoga lekas sembuh negara Indonesia kita tercinta ini,’ tegas Rici.

Sementara itu, sopir angkot lainnnya, Beni juga mengatakan hal yang hampir sama. Beni yang juga merupakan teman seperjuangan Rici itu juga mendukung usulan temannya itu. Soalnya, Ia juga merasa tarif angkot itu sudah lama belum diubah atau direvisi. ''Boleh lah dinaikkan. Ini mengingat selain Covid, kehabisan bahan bakar Pertalite juga ikut memangkas pendapatan yang kami peroleh. Karena, mau tidak mau ya harus mengisi bahan bakar pertamax, dan itu kita lebih sering isi yang Pertamax. Ya, ini untuk saran lah. Soalnya, orang lain juga banyak yang kesusahan. Bukan hanya kita saja” tandas Beni.(Mg-1)

Tags :
Kategori :

Terkait