Ini Dia Orang Bengkulu Yang Tersangkut Namanya di Jalan (22)

Rabu 29-12-2021,07:11 WIB
Reporter : radar
Editor : radar

radarbengkuluonline.com - Kota Bengkulu ini banyak sekali  nama jalannya . Pembaca sudah tahu lah itu. Ada jalan yang bersangkutan dengan nama burung, nama buah, nama sungai, nama pulau. Ada juga nama bunga, nama pohon, bahkan nama orang. Soal nama orang ini,  juga banyak. Bahkan, ada juga nama orang Bengkulu yang tersangkut dinama jalan itu. Ini harus diketahui orang Bengkulu. Termasuk pelajar, mahasiswa, guru, dosen. Bila perlu, guru, kepala sekolah, dosen, rektor menyebarkan informasi ini ke grup WA mereka masing-masing agar semuanya tahu. Siapa saja namanya ya? Mau tahu! Silakan baca laporan wartawan radarbengkuluonline.com yang sudah lulus Uji Kompetisi Wartawan (UKW)   di bawah ini.

AZMALIAR ZAROS - Kota  Bengkulu

Letnan Abu Hanifah, Gugur di Medan Perang Satu lagi nama orang Bengkulu yang ikut diabadikan namanya sebagai nama jalan di Kota Bengkulu adalah Abu Hanifah. Nama jalan itu rasanya anda sudah tahu juga lah. Jalan itu terdapat di Kelurahan Pondok Besi, Kecamatan Teluk Segara Kota Bengkulu. Siapakah Abu Hanifah itu?

SILAHKAN BACA:  Gelar Aksi Solidaritas, Pemuda Kirim “Surat Cinta” ke Bupati Seluma Kata Ketua Dewan Harian Daerah 45 Bengkulu, (alm) Syarif Syafri , dan dilengkapi dengan buku M.Z.Ranni (Perlawanan terhadap Penjajahan dan Perjuangan Menegakkan Kemerdekaan Indonesia di Bengkulu) terbitan Balai Pustaka Jakarta tahun 1990, Letnan II Abu Hanifah adalah salah seorang tokoh pejuang yang dimiliki Bengkulu. Ia memiliki pangkat Letnan II.

Beliau ini, merupakan salah satu dari 55 perwira Resimen I/ Divisi I Komandemen Sumatera yang dilantik langsung oleh Jenderal Mayor Soeharjo Harjowardoyo tanggal 24 Februari 1946 di Lapangan Setia Negara Curup. Ia juga mendapatkan pendidikan militer di sekolah Perwira Muda di Palembang.

Setelah menempuh pendidikan, walaupun yang mereka dapatkan masih terbatas, tetapi dia tak gentar maju ke medan perang untuk mengusir penjajah. Ia juga bergerilya di berbagai pertempuran di Kota Bengkulu.

Abu Hanifah ini adalah mantan anggota Gyugun yang telah mendapat pendidikan /latihan dan berada dalam kemiliteran sejak tahun 1943. Segala persediaan tenaga dan pimpinan untuk kemiliteran dipergunakan untuk Tentara Republik Indonesia.

Abu Hanifah ini merupakan pasukan berani mati. Karena keberaniannya, di samping berjuang di Kota Bengkulu, dia juga diberi kepercayaan bertugas di luar daerah di Provinsi Bengkulu. Dia ditugasnya berjuang mengusir Belanda dalam agresi Belanda di Kabawetan Kepahiang.

BACA JUGA:  Penduduk Bengkulu Selatan Masih Ada Tidak Memiliki Jamban Saat bertugas di Kabawetan Kepahiang, ternyata tugasnya tidak ringan. Sebab, Belanda tak henti-henti menggempur daerah ini. Pasukannya juga tak mau kalah menghadapi Belanda ini. Pada tanggal 25 Februari 1949, Belanda menyerang daerah ini. Di tempat ini Belanda berhadapan dengan pasukan Kompi II Batalyon XXVIII di bawah pimpinan Vandrig Inu Mustafa.

PERLU DIBACA: Sapuan: Silahkan Kreasikan Batik Khas Mukomuko Sampai Laris Selain itu, Belanda juga berhadapn dengan pasukan militer di bawah pimpinan Letnan Muda Nur Sasdi. Bahkan, pasukan Belanda juga berhadapan dengan pasukan Letnan Muda Abu Hanifah dan kopral Rasyid. Sayangnya, pertempuran yang berlangsung sengit dan menegangkan itu tidak membawa keberuntungan bagi pasukan Abu Hanifah. Dalam pertempuran itu dia dan kopral Rasyid kena tembak pasukan Belanda. Sehingga dia gugur di medan laga sebagai pejuang sejati.

BACA JUGA BOLEH: Walikota Helmi Hasan Antarkan Sedekah Warga Kota untuk Korban Erupsi Mengingat semangat juangnya yang begitu besar untuk tanah air dan bangsa ini, maka namanya diabadikan jadi salah satu nama jalan di Kota Bengkulu. Jalan itu dibuat di Kelurahan Pondok Besi. Yaitu, mulai dari Simpang tiga Benteng Marlborouh ke arah Simpang tiga Kampung Teleng yang berbatasan dengan Jalan Iskandar, Tengah Padang Kota Bengkulu. Nama jalan itu saat ini tidak ada terpasang hingga. Tapi nama itu masih bisa dilihat di rumah warga. Termasuk di Kantor Lurah Pondok Besi. Beruntung, penulis ada dokumennya namanya dahulu. Meskipun tulisan namanya sudah kabur dan sulit untuk dibaca, tapi bisalah untuk diketahui saja. Foto ini diambil di Kampung Teleng, dekat perbatasan dengan Kelurahan Tengah Padang. (bersambung)

Tags :
Kategori :

Terkait