Suimi Fales: Pemerintah Tolonglah Perhatikan Warga Sungai Lisai

Senin 24-01-2022,20:35 WIB
Reporter : radar
Editor : radar

radarbengkuluonline.com, BENGKULU - Pembangunan jalan tembus Lebong-Merangin Provinsi Jambi diyakini sebagai langkah satu-satunya untuk dapat menyelematkan warga Sungai Lisai (SL) Kabupaten Lebong. Ini disampaikan anggota DPRD yang juga Ketua Asosiasi Desa Wisata (ASIDEWI) Provinsi Bengkulu, Suimi Fales, SH, MH yang baru saja pulang setelah mengunjungi desa Sungai Lisai.

"Selama disana kita sempat berdiskusi dengan warga. Dimana Desa Sungai Lisai itu berada dalam kawasan Taman Nasional Kerinci Sebelat (TNKS). Hanya saja sebelum kawasan itu ditetapkan menjadi TNKS, nenek moyang warga desa yang saat ini terdapat 89 Kepala Keluarga (KK) sudah lebih dulu tinggal di desa tersebut," ungkap Wan Sui panggilan akrab politisi PKB tersebut, Senin (24/1).

BACA JUGA: Perlidungan terhadap  Anak Indonesia Semakin Baik

Menurutnya, Desa Sungai Lisai ini sangat terisolir. Untuk menuju kesana dari Desa Sebelat Ulu membutuhkan waktu sekitar 5 jam jalan kaki. Kalau orang Sungai Lisai itu sendiri sekitar 3,5 jam. "Memang terdapat armada motor, tapi hanya warga Sungai Lisai yang punya dan armada itupun sudah dimodifikasi. Jadi kondisinya sangat memprihatinkan," kata Wan Sui.

Listrik, lanjut Wan Sui, bersumber dari kincir air. Internet tidak ada, bahkan dirinya dan rombongan yang membawa Handphone tak ada gunanya. "Untuk televisi ada, tapi warga disana menggunakan parabola. Mirisnya pernah ada orang yang sakit, ketika dibawa dengan cara digotong, meninggal dunia di perjalanan. Sehingga dibawa pulang dan dimakamkan," kenang Wan Sui.

BACA JUGA: Forum Komite Dukung Pendidikan Gratis, Tapi….

Disisi lain, Wan Sui menyampaikan, yang terpenting itu bagaimana warga Sungai Lisai ini diperhatikan secara serius. Salah satu cara untuk menyelamatkan warga desa itu, wacana jalan tembus Lebong tepatnya Sebelat Ulu-Sungai Lisai-Merangin harus terealisasi. "Memang terkait pembangunan jalan tembus itu terganjal kawasan TNKS," sampai Wan Sui. Lebih jauh dikatakannya, walaupun aturan melarang, tapi setidak-tidaknya harus ada kebijakan. Jangan mentang-mentang TNKS sebagai paru-paru dunia, tapi paru-paru warga Sungai Lisai malah diabaikan.

"Kondisi warga di sana saat ini tengah sesak. Makanya harus diberikan perhatian serius oleh pemerintah daerah," tutup Wan Sui. (idn)

Tags :
Kategori :

Terkait