Situs Benteng Marlborough Dapat Pujian Wisatawan

Minggu 30-01-2022,08:46 WIB
Reporter : radar
Editor : radar

radarbengkuluonline.com, BENGKULU - Benteng Marlborough, salah satu tempat bersejarah yang ada di Kota Bengkulu banyak dikunjungi para wisatawan lokal maupun luar kota . Baik itu hanya sekadar jalan-jalan menikmati suasana dan pemandangan benteng,  maupun ingin mengenal sejarah Benteng Marlborough.

Seperti halnya Dr. H. Hilmy Muhammad, M.A, seorang wisatawan dari Yogyakarta yang berprofesi sebagai Anggota Dewan Perwakilan Rakyat   Republik Indonesia (DPR RI) ini, menyempatkan diri bersama teman-teman kerjanya untuk mengunjungi situs bersejarah Benteng Marlborough. Ia mengaku, sudah dua kali pernah datang ke benteng ini.

“Saya mendapati hal yang kira-kira sama di benteng ini dengan benteng yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta. Yaitu Benteng Vredeburg, yang merupakan benteng peninggalan dari Belanda juga. Saya kesini, karena ada kunjungan kerja Dewan Perwakilan Daerah di Bengkulu dan rapatnya itu nanti jam 13.00 WIB. Namun, saya dan teman-teman menyempatkan diri dulu untuk jalan-jalan ke pantai sekaligus ke benteng ini,” ujar Anggota DPR RI kepada radarbengkuluonline.com kemarin (28/01/2022).

Tidak hanya itu, Aziza Aryati, S.Ag, M.Ag bersama suaminya, Dr. Ismail, M.Ag selaku dosen UIN FAS Bengkulu sekaligus wisatawan lokal mengatakatan, mereka telah berkunjung ke Benteng Marlborough ini sudah lima kali. Sudah terlihat banyak perubahan dari benteng ini. Dulunya kurang terawat, sekarang ini banyak kemajuan. Terutama lokasinya yang rapi dan sangat bersih. Tidak hanya itu, pelayanan dari pemandu benteng ini juga sangat baik. Pemandu-pemandu disini akan menjelaskan terkait benda-benda, dan titik yang sangat bersejarah di dalam Benteng Marlborough.

“Kami sudah lima kali kesini. Banyak kemajuan juga. Tempatnya sudah bagus. Tertata rapi dan pemandangannya juga bagus. Jadi kalau misalnnya ada wisatawan dari luar kota yang berkunjung tidak malu lagi dan malah ikut bangga dengan perubahan benteng sekarang ini. Kebetulan kami  mengantar tamu dari Jogja, DKI Jakarta, Jambi dan lain sebagainya yang merupakan Anggota DPR RI.”

Dari Benteng Malborough ini, lanjutnya,  kita dapat melihat sejarah bagaimana perjuangan orang dulu merebut negeri ini dari penjajah. Kita tahu, perjuangan mereka tidaklah mudah. Akan tetapi, membutuhkan pengorbanan harta dan juga nyawa. Peristiwa itu, menjadikan sebuah pelajaran penting untuk kita, bahwa pengorbanan yang orang tua/leluhuran kita lakukan harus ditebus dengan perjuangan dalam bentuk belajar dan bekerja yang lebih baik. Karena itu, adalah bagian dari cara kita mencintai tanah air.

Kemudian, Ainul (55), seorang wisatawan dari Jakarta asal Bogor Jawa Barat, mengaku baru pertama kali berkunjung ke situs bersejarah ini. Walaupun demikian, ia mengatakan Benteng Marlborough sudah sangat bagus dan terawat. Ia berharap dengan adanya tempat bersejarah di Bengkulu ini dan sekaligus dekat dengan pantai juga, semoga Benteng Marlborough semakin dikenal masyarakat luas.

“Saya juga baru pertama kali datang kesini, cari info dari google. Saya datang kesini sendiri. Karena kemarin ada tugas kantor di Bengkulu dan hari ini sudah. Jadi sebelum pulang lagi ke Jakarta, saya menyempatkan diri untuk datang ke Benteng Marlborough untuk pertama kalinya. Walaupun baru pertama kali datang kesini, tempatnya ini bagus, terawat. Karena rumputnya rapi, biasanya kan ada rumput-rumput liarnya, tetapi ini tidak ada. Kemudian waktu masuk ruangan juga tidak bau. Jadi menurut saya sangat bagus dari segi pemeliharaan dan perawatannya dilaksanakan dengan baik,” ujar Ainul.

Hendra (50), sebagai Pemandu Wisata sekaligus Fotografer mengatakan, pengunjung yang paling ramai berkunjung biasanya hari libur. Seperti hari Sabtu dan Mingggu. Di dalam Benteng Marlborough banyak sekali spot-spot foto dan benda-benda sejarah bisa dilihat. Seperti misalnya, sejarah-sejarah tentang keberadaan Bung Karno, meriam, tulisan tangan asal Belanda, ranjau darat, genteng masih yang ori, jam matahari dan bangunan-bangunan lainnya. “Pintu yang ditengah masih asli. Berusia sekitar 308 tahun,” ujar Hendra. (Mg-4)

Tags :
Kategori :

Terkait