Sertifikat Tanah Milik Anggota Kebun Plasma PT DDP Tergadai di Bank

Sabtu 19-03-2022,20:50 WIB
Reporter : radar
Editor : radar

radarbengkuluonline.com, MUKOMUKO - Sertifikat tanah milik masyarkat yang menjadi anggota kebun plasma PT. DDP di Desa Gajah Makmur, Kecamatan Malin Deman yang tergabung dalam wadah Koperasi Unit Desa (KUD) Maju Bersama, ternyata saat ini sedang tergadai di salah satu bank swasta.

Hal ini sebagaimana diungkapkan salah seorang anggota KUD Maju Bersama, Rahmadi. Ia juga mengutarakan kekecewaan terhadap pengelolaan kebun plasma tersebut. Sebab, setelah legalitas hak atas kepemilikan tanah mereka tergadai, program kemitraan dengan PT DDP itu belum memberi untung. "Sertifikat tergadai di BCA" ujarnya kepada radarbengkuluonline.com tadi siang.

Petani Serahkan Uang ke DDP, Baru Plasma Dibangun

Tergadainya sertifikat tanah milik anggota KUD yang menjadi peserta kemitraan kebun plasma PT DDP itu turut dibenarkan Sekretaris KUD Maju Bersama, Suratno. "Ya, Mas. Memang digadai di BCA," ungkapnya kepada radarbengkuluonline.com tadi siang.

Ia menceritakan awal mula pembangunan kebun plasma KUD Maju Bersama yang dimulai pada tahun 2010 dan 2012 lalu. Ia mengklaim kebun plasma yang ia urus termasuk kebun plasma pertama di Kabupaten Mukomuko. Bahkan, di Provinsi Bengkulu.

Katanya, waktu itu, setelah terbentuk KUD langsung dilakukan peminjaman modal ke Bank BCA dengan agunan sertifikat tanah dari para anggota yang berjumlah puluhan orang dengan luas lahan 416 hektar lebih. Setelah uang dicairkan, Suratno mengatakan, uang tersebut diserahkan ke pihak PT DDP. Lalu perusahaan perkebunan kelapa sawit itu membangun kebun plasma di Desa Gajah Makmur itu.

"Kalau kebun plasma yang kami ini, prosesnya seperti itu mas. Bukan dibangun pakai uang perusahaan DDP. Kami urus peminjaman ke BCA dengan agunan sertifikat tanah anggota. Lalu uangnya kami serahkan ke pihak DDP. Baru mereka (DDP) membangun kebun plasma," beber Suratno.

"Setelah ada kebun plasma lain di desa lain, baik itu kemitraan DDP atau perusahaan lain. Kami kaget juga, kok pakai uang perusahaan buat kebun plasmanya. Kami dulu beda," sambung Suratno. (sam)

Tags :
Kategori :

Terkait