RADARBENGKULU.DISWAY.ID - PADA tiga hari terakhir saya terusik oleh single image ini. Itu istilah medsos. Saya menyebutnya video –tapi memang bukan video. BACA JUGA:Ditjen Perbendaharaan Bengkulu Dukung Desa Canangkan Zona Integritas Dalam tayangan itu ada suara yang sedang bercerita: tentang jenderal polisi bintang dua. Namanya bukan Ferdy Sambo, tapi satu kata: Fembo. Ia punya istri bukan bernama drg Putri Candrawathi, tapi namanya juga satu kata: Aswati. BACA JUGA:Ini Dia Data dan Fakta Unik Nama-Nama Kelurahan di Kota Bengkulu (8) Disana diceritakan –dengan suara penyiar TV yang empuk– Fembo-Aswati sudah punya anak. Sudah jarang bersentuhan. Masing-masing punya kesibukan tinggi. Sang suami sering pergi. Ditemani polisi wanita yang masih sangat muda. Juga cantik. Ada namanya di situ. BACA JUGA:Sondy dan Shinta Dinobatkan sebagai Bujang Gadis Bengkulu 2022 Waktu sang istri lagi pergi, di perjalanan, dia ingat wanita itu. Geram. Cemburu. Panas. Dia curhat ke sopir. Sampai menangis. Panjang. Nelangsa. Menderita. Sampai menaruh wajahnyi di pundak sang sopir. BACA JUGA:Tersengat Kabel PLN, Buruh Bangunan Jatuh Dari Ruko Diceritakan, sang sopir kikuk. Dan seterusnya. Seterusnya. Seterusnya. Sampai suatu hari sopir itu disergap di dalam kamar sang istri. Oleh sang suami. Diseret keluar. Dihajar. Babak belur. Habis. Lalu ditembaki. Lalu diatur skenario penyelamatan. BACA JUGA:Kibarkan Bendera Merah Putih di Mukomuko 31 Hari Pada akhir single image itu ada disclaimer : "Ini hanya cerita fiksi. Kalau ada kemiripan nama dengan kejadian di dunia nyata itu hanya kebetulan". Saya merenung agak panjang selesai menonton itu. Bagaimana bisa seseorang mengunggah single image seperti itu. Ini dunia baru media. Saya tidak kenal sama sekali yang seperti itu. Nama pengunggahnya Yogyasmoro. Itu nama di YouTube. Entah siapa aslinya. Di pojok kiri atas terlihat logo gedung abstrak beratap merah. Ada gambar bendera berkibar di atas atap itu. Lalu ada tulisan Police di bagian bawah gambar gedung. Seorang wartawan beneran tidak akan bisa bersaing dengan model media seperti itu. Jangankan informasi sampai ke soal nangis di pundak, wartawan tidak bisa dapat keterangan yang paling sepele sekalipun: di mana HP milik si sopir. Kalau itu memang karya fiksi mengapa begitu miripnya. Kalau itu bukan fiksi, dia/ia harus mendapat hadiah jurnalistik Adinegoro. Berarti pembuat single image itu mendapat informasi dari sumber terdekat dengan peristiwa itu. Ia/dia adalah bagian dari orang dalam. Tapi Yogyasmoro menegaskan itu fiksi. Judulnya: Tamatnya Karir Sang Jenderal Polisi . Bisakah karya seperti itu dituntut? Tentu. Karya apa pun bisa dituntut. Tapi siapa yang akan menuntut? Tentu pihak yang merasa dirugikan. Siapa yang dirugikan? “Yang dirugikan pers dan masyarakat luas," jawab Ilham Bintang, wartawan senior pemilik media Cek&Ricek. Ternyata ia sudah lebih dulu melihat single image tersebut. "Berarti pers kita bisa dianggap bohong selama ini," tambah aktivis perfilman Indonesia itu. Tapi pers tidak akan menuntut Yogyasmoro. Menurut pendapat saya, yang dirugikan paling besar adalah keluarga jenderal itu. Atau keluarga sopir. Tapi kan ada disclaimer bahwa itu fiksi? Fiksi atau bukan masih harus kita tunggu perkembangan penanganan kasus tembak menembak polisi, di rumah polisi, di dunia nyata, di Duren Tiga Jakarta, 8 Juli lalu. Siapa tahu jalannya cerita persis seperti di single image fiktif itu. Dan kalau benar maka jadilah fiksi itu fakta. Bahwa media model seperti itu disebut single image saya juga baru tahu dari Ilham Bintang. Yakni gabungan antara suara, teks, dan gambar. "Yang seperti itu bikinnya mudah sekali," kata Ilham. Gambar yang disertakan di situ memang bukan foto-foto dari peristiwa nyata. Ilustrasi gambarnya adalah sketsa mirip tokoh-tokoh cerita di Duren Tiga. Pengusutan peristiwa Duren Tiga itu sendiri kelihatannya tidak misterius lagi. Irjen Polisi Ferdy Sambo sudah dinonaktifkan dari jabatannya: kepala Divisi Profesi dan Pengamanan Kepolisian Negara. Bahkan dua pejabat polisi lagi ikut dicopot: Brigjen Pol Hendra Kurniawan, Karo Paminal Propam. Lalu Kompol Budhi Herdi, Kapolres Jakarta Selatan. Sudah pula ada keputusan untuk dilakukan otopsi ulang. Kubur Brigadir Polisi Yosua akan dibongkar. Kubur itu sekitar 2 Km dari rumah orang tuanya di desa Suka Makmur, di pedalaman Jambi. Keluarga korban memang menghendaki itu. Pengacara keluarga, yang juga masih anggota keluarga, sudah diterima Mabes Polri. Keinginan itu dikabulkan. Pengacara juga sudah membuat pengaduan dugaan pembunuhan berencana terhadap Brigadir Yosua. Sejak awal keluarga juga minta agar adik Yosua bisa dipindahtugaskan ke Jambi. Yosua memang punya adik seorang anggota Polri. Namanya Mahareza Hutabarat. Selama ini Mahareza bertugas di Mabes Polri. Di bagian pembinaan masyarakat. Kini ia sudah di BKO-kan di Polda Jambi. Pihak keluarga sempat sangat mengkhawatirkan keselamatan sang adik di Jakarta. Permintaan itu langsung disampaikan ke Kapolda Jambi Irjen Pol A Rachmad Wibowo. Yakni saat Kapolda berbelasungkawa ke rumah duka di Desa Suka Makmur. Saat itu hari pertama setelah mayat tiba. Kapolda datang secara pribadi. Kapolda menyetujui. Ia bilang akan membantu memindahkan sang adik. "Sekarang keluarga kami tenang," katanya. Jenazah Yosua sendiri tiba di kampung Suka Makmur tanggal 9 Juli. Berarti sehari setelah ia tewas. Waktu jenazah tiba ayah-ibu-adik-kakak Joshua tidak ada di rumah. Mereka masih dalam perjalanan jauh dari Padang Sidempuan, Sumut. Jenazah tiba sekitar jam 15.00. Ayah-ibu-adik-kakak baru tiba tiga atau empat jam kemudian. Tiga hari sebelum hari duka itu keluarga memang melakukan perjalanan ke Sumut. Mereka pakai mobil Rush hitam milik sendiri. Tujuan pertama mereka ke Silangit, dekat Danau Toba. Jauh sekali. Lebih 25 jam perjalanan. Mereka ke makam kakek-nenek Joshua dari pihak ibu. Dari Silangit mereka ke Padang Sidempuan. Tujuh jam perjalanan. Mereka ke makam kakek-nenek Yosua dari pihak ayah. Di wilayah barat Sumut itu mereka juga mengadakan kebaktian. Di tengah kebaktian itulah kakak sulung Yosua menerima telepon dari adiknyi di Jakarta. Itulah telepon duka: Yosua meninggal. Si sulung menjawil badan Sang ayah. Agar Sang ayah mau menerima telepon dari Jakarta. "Ada berita duka," ujarnyi. Sang ayah lagi khusyuk kebaktian. "Nanti saja. Masih kebaktian," ujar Samuel, sang ayah, tanpa memahami itu soal nasib anaknya. Sesaat kemudian ganti adik bungsu yang menjawil Sang ayah. "Terima telepon ini. Yosua meninggal," ujar si bungsu. Kebaktian pun diakhiri. Mereka langsung naik mobil kembali ke Jambi. Perjalanan yang amat jauh. Mereka tidak sempat menyambut jenazah di bandara Jambi. Bahkan telat pula sampai rumah. Perjalanan itu memakan waktu hampir 20 jam. Setelah sampai rumah keluarga ingin segera membuka peti jenazah. "Ada anggota Polri yang menyampaikan ke kami peti jenazah tak boleh dibuka," katanya kepada Andri Brilliant Avolda, wartawan Jambi Ekspres , grup Disway . Namun Samuel ngotot. Ia cari alasan: untuk menambah formalin. Agar tidak cepat busuk. "Saat itu ada keluarga yang ahli menyuntikkan formalin. Akhirnya dibolehkan dibuka," ujar Samuel. Setelah melihat jenazah itulah keluarga langsung memotret bagian tubuh Joshua yang dianggap janggal. "Kami lihat rahang bergeser. Perut sudah dijahit. Ada luka sayatan di jari," katanya. Itu akan terlihat kembali kalau kuburan dibongkar dan mayat diotopsi kembali. "Kami siap membongkar kuburan. Tapi belum ada kepastian kapan dilakukan. Pengacara kami juga belum diberi tahu," ujar Samuel kemarin. Saya penasaran dengan single image itu. Akankah jadi perkara hukum. Atau akan jadi fakta. (Dahlan Iskan)
Single Image
Jumat 22-07-2022,07:06 WIB
Reporter : radar
Editor : Yar Azza
Kategori :
Terkait
Senin 10-02-2025,18:56 WIB
Dahlan Iskan Diusulkan Menjadi Ketua Dewan Pers
Jumat 16-08-2024,07:59 WIB
Anindya Bakrie Menceritakan Perjuangan Indonesia Mendapat Medali Emas di Olimpiade Paris 2024
Kamis 25-07-2024,22:47 WIB
B-Universe Dan Disway Resmi Jalin Kerja Sama, Targertkan 400 Media Network
Sabtu 20-08-2022,08:33 WIB
Lagu Sambo
Jumat 19-08-2022,07:02 WIB
Dokumen Rahasia
Terpopuler
Rabu 19-02-2025,21:35 WIB
Helmi Hasan dan Mi’an Siap Wujudkan 10 Program Prioritas 100 Hari Kerja di Provinsi Bengkulu
Rabu 19-02-2025,14:23 WIB
Hewan Viral di Sosial Media, Ada Bayi Harimau Sumatera Diberi Nama Bakso
Rabu 19-02-2025,21:44 WIB
PLN Tebar Promo EV Deals Selama IIMS 2025, Beli Kendaraan Listrik Dapat E-Voucher Hingga Rp 2 Juta
Rabu 19-02-2025,15:01 WIB
5 Hewan Unik yang Memiliki Tubuh Teraneh di Dunia
Rabu 19-02-2025,14:17 WIB
Spesies Tertua di Dunia yang Berusia 15 ribu Tahun Ditemukan di Benua Antartika
Terkini
Kamis 20-02-2025,05:00 WIB
Kakan Kemenag Kukuhkan Pengurus IPARI Kabupaten Kaur Periode 2025-2029
Kamis 20-02-2025,04:00 WIB
Kegiatan Tentara Manunggal Membangun Desa Ke-123 Kodim 0407 Bengkulu Mulai Digeber di Tengah Padang
Kamis 20-02-2025,02:00 WIB
Program Prioritas Pemerintah Untuk Ketahanan Pangan Dapat Dukungan Polres Bengkulu Utara
Kamis 20-02-2025,01:09 WIB
Gusril Fausi - Abdul Hamid Siap untuk Ikuti Pelantikan di Istana Negara
Kamis 20-02-2025,00:04 WIB