PENGANTAR REDAKSI: Kota Bengkulu merupakan ibukota Provinsi Bengkulu. Kota yang memiliki nama kelurahan yang unik-unik itu juga memiliki riwayat tempo dulu. Apa itu? Yaitu, Selingkar Tanah Bengkulu Tempo Dulu. Bagaimana riwayatnya, silakan baca laporan khusus wartawan RADARBENGKULUONLINE.COM itu secara bersambung ini sampai tuntas. Walaupun tulisan ini belum lengkap, setidaknya bisa jadi bahan masukan untuk semua pihak. Kalau pun ada kekurangan, ini bisa diperbaiki oleh tokoh masyarakat Bengkulu untuk menuju ke arah kesempurnaan. (*) Maharaja Sakti Diangkat Jadi Raja di Bangkahulu AZMALIAR ZAROS- Kota Bengkulu
RADARBENGKULUONLINE.COM - Demikianlah perjanjian yang dibuat dihadapan Tuanku Sultan Maharaja Diraja di Pagaruyung serta menteri yang empat. Kedudukan teguh selama-lamanya. Tidak lapuk di hujan dan tidak lekang dipanas. Itulah persumpahan Pesirah Empat dengan Raja Bangkahulu tatkala pesirah –pesirah itu meminta raja dari Pagaruyung. Selama gagak hitam selama air hanyut, ke lurah sama menurun, ke bukit sama mendaki. Hilang sama dicari, terbenam sama diselam. Bersumpah bersepado, minum air dituntung keris. Barangsiapa mungkir dari perjanjian dimakan kutuk. Bisa kami dimakan kutuk Quran 30 juz. Di bawah tidak berakar, di atas tidak berpucuk, ke darat tidak boleh makan, ke air tidak boleh minum, jatuh murka Allah Taala seberat-beratnya. Itu adalah isi persumpahan atas kedua pihak yang disaksikan kepada bumi dan langit, bulan dan matahari dihadapan Tuanku Sultan Maharaja Diraja tatkala pesirah empat dari Bangkahulu meminta Raja di Pagaruyung. Setelah selesai membuat perjanjian itu, maka yang dipertuan menyuruh mendirikan alam halilipan tunggak dan panji-panji serta segala angkatan kerajaan . Didirikan pula puadi tinggi, bantal berapit kanan dan kiri, simpai terbentang di atas belingkung pucuk beranyam. Dayang-dayang dua kali tujuh berdiri, emas ditanai terbentang, cindai dijejakkan persajian dua kali tujuh. Bila sudah tersedia semuanya, maka berbunyi gendang berkalang dipanggang persapan dua kali tujuh dipasang meriam sekitar alamat mengangkat Raja Kerajaan. Dikurnia oleh Sultan angkatan kerajaan dan kebesaran kepada tuanku Baginda Maharaja Sakti. 1.Dua buah sejorong namanya. Satu besar dan satu kecil. Hampir serupa meriam bentuknya. 2.Secarik Simindang kiri retak seratus tiga puluh memancung sakti mengamuk sendirinya . Bentuknya hampir serupa pedang. 3.Payung gedang berukur dengan kain kuning. 4.Tombak benderang berumbai janggut jinggi. 5.Alam Halilipan. 6. Mirwal panji-panji. 7.Panji-panji. 8. Kotak tempat sirih berpalut dengan emas. 9.Kendi air minum berpalut dengan emas. 10. Gong kelentang muktabar alam. Demikianlah kebesaran yang dikarunia oleh Daulat Yang Dipertuan kepada Tuanku Baginda Maharaja Sakti. Ketika baginda menerima kurnia penobatan dan kebesaran angkatan kerajan ini dan berjabatan tangan dengan Daulat yang dipertuan, maka berbunyilah petus tunggal. Sehingga gemetar puncak rumah kampung Dalam. Oleh sebab itulah, maka oleh Syah Alam Marga Tuanku Baginda Maharaja Sakti itu dinamakan Semitul. Karna petus itu semitul kata Rejang. Marga Pesirah Empat itu adalah Marigi, Bermani, Selupu, Jurukalang, lima dengan Semitul. Karena itulah maka di Pagaruyung atau di sungai Tarab tidak ada suku Semitul lantaran nama marga itu diambil dari mukjizat kebesaran taklala raja naik kerajaan. Dari hal perdana menteri baginda yang berempat , yaitu Sahap Agam Melalo Singkarak Senanding Bingka mengikut serta dalam perjalanan Baginda ke rantau Bangkahulu.(bersambung)