2. NAM
Untuk model–model klasik, mungkin kita akan teringat dengan arloji dari Seiko, padahal Indonesia memiliki merek sendiri bernama NAM.
Pada tahun 2015, NAM Watch didirikan oleh tiga orang dengan inspirasi dari kata "enam" yang mencerminkan awal kehidupan sehari-hari. Arloji NAM memiliki desain minimalis dengan sentuhan khas Indonesia dan telah mendapat pengakuan internasional.
Seri populer termasuk Krakatoa dan Toba, dengan fitur-fitur seperti kaca kristal safir dan case stainless steel, serta pilihan tali kulit atau mesh untuk kesan mewah.
Seri Mahameru, yang dirilis pada tahun 2017, memiliki desain terinspirasi dari keindahan gunung Mahameru dan nuansa arloji era 50-an. Semua arloji NAM menggunakan mesin jam Miyota 8245.
3. Woodka
Tahun 2013, Woodka Watch didirikan oleh mahasiswa ITB dengan nama "Woodka" yang menggabungkan "wood" (kayu) dan "ka/karya".
Arloji Woodka terbuat dari berbagai kayu seperti maple, sonokeling, ebony, dan jati, dengan tali jam kain tenun dan kulit sapi yang dapat diganti.
Menggunakan mesin Miyota 2035 dari Jepang, Woodka secara rutin merilis produk baru setiap dua bulan dengan motif-motif baru, tetapi dibuat dalam jumlah terbatas untuk kesan eksklusif.
4. Matoa
Pada tahun 2011, Matoa didirikan oleh Lucky D. Aria dan menjadi pelopor arloji analog terbuat dari kayu di Indonesia. Matoa menggunakan kayu maple untuk seri berwarna gelap dan kayu ebony Makassar untuk seri berwarna terang.